14

231 27 0
                                    

FLASHBACK : Beberapa Tahun Lalu.

Saat ini, Junkyu berada dikelas 9 SMP dan Doyoung dikelas 7 SMP.

"Kak Junkyu! Lihat, aku baru saja diterima di sekolah kakak! Dan aku nomor 1 paralel. Keren, kan?" ucap Doyoung.

"Iya Doyoung-ie. Kamu keren dan cerdas, seperti kakak tentunya."

"Hish.. iya sih betul. Tapi lebih kerenan aku pokoknya."

"Iya-iya, kamu lebih pinter."

Kebahagiaan itu.. lenyap saat oknum bernama Lee Naeun datang.

"Hei, dimana ibu kalian?" tanya Naeun dengan kasar.

"Di-dikantor.." ujar Junkyu.

"Ayah kalian?"

"Dikantor juga." jawab Doyoung.

"Kau siapa? Berani-beraninya kau masuk kerumah kami." lanjutnya.

"Wah wah.. berani sekali kamu nak. Siapa namamu?"

"Itu tidak penting. Yang penting adalah.. siapa kau?"

"Apakah aku harus memberitahu?"

"Doy.. udah.."

"Hei.. anak kecil. Kau sangat berani. Aku memberi appaluse kepadamu. Sangat tidak sopan." ucap Naeun seraya mengambil gesper yang didalam tasnya.

"Buat apa kau mengambil gesper?" tanya Doyoung.

"Buat kamu, karena sangat tidak sopan."

CSH!!

CSH!!

CSH!!

"AKHH!!"

Tubuh Doyoung berlumuran dengan darah, itu karena ujung gesper yang Naeun pegang tersebut ada bagian yang sangat tajam.

"DOYOUNG!!" seru Junkyu.

"Kau.. kenapa.."

"Karena ia tidak sopan. Sekarang, beritau aku. Dimana kantor orangtua mu?!"

"Di-di.. dijalan ***.."

"Baiklah. Awas saja jika kau memberi alamat yang salah." ucap Naeun sebelum pergi dari rumah mereka.

Junkyu tertegun. Ia memberi alamat yang salah kepada Naeun. Itu agar membuat Jisoo dan Mingyu selamat.

"Kak-kak Junkyu.. sakit.."

"Tahan sebentar ya Doyoung.. Kakak udah panggil ambulans kok.. tahan ya.."

Saat itu Junkyu sudah mendapati traumanya, yaitu darah.

- Beberapa hari kemudian.

Doyoung sudah dipulangkan. Mereka tidak pergi kesekolah, karena Doyoung masih dalam tahap pemulihan, dan Junkyu yang harus menjaga Doyoung.

"Kak.. Doyoung menyusahkan ya?" tanya Doyoung.

"Engga sama sekali, Doy. Kenapa tanya begitu?"

"Soalnya.. kakak jadi engga sekolah karena Doy.."

Aduh, lucu sekali.

"Ga usah dipikirin, yang penting kan Doyoung-ie sehat.

"Mama kemana kak?" tanya Doyoung.

"Lagi ke supermarket."

"Sip!"

BRAK!!

"Astaga!" kejut Doyoung.

"Ke supermarket ya.. jika ibu kesayangan kalian itu ke supermarket, aku akan puas menyiksa kalian!"

"Kau lagi?!" tanya Junkyu dengan nada yang sedikit tinggi.

"Yup."

"Doy takut kak.." bisik Doyoung.

"Tenang aja.. mama pasti dateng kok.." cicit Junkyu.

-

"Doyoung.. bangun Doy, bangun!" seru Junkyu.

Doyoung tidak sadarkan diri.

"Lihatlah karyaku. Adik kesayanganmu kepalanya sudah sangat parah. Kepalanya bocor, hidungnya patah. Darah dimana-mana. Hasil karya siapa? Lee Naeun, lah. Aku yakin, pasti kau akan mendapatkan trauma. Membuang waktuku saja mengobrol denganmu. Oh ya, masa hanya dia yang menjadi hasil karyaku? Kau juga lah! Rasakan ini!"

"AKH! AMPUNI AKU, TOLONG!" pinta Junkyu, saat ujung gesper tepat dibesinya, mengenai kaki Junkyu.

"Bu-buat apa kau melakukan ini semua?!"

"Balas dendam. Ayahmu bajingan."

Satu pukulan lagi melayang dikepala Junkyu. Kepala Junkyu sudah berdarah.

"Itu akibat kau sudah memberi aku alamat yang salah!" seru Naeun, dan melenggang pergi dari sana.

"Dobby.. please, yang kuat. Jangan merem."

"Aku usahahin kak.."

-

Singkat cerita, Jisoo sudah membawa Junkyu dan Doyoung ke rumah sakit. Junkyu sudah ditangani, ia hanya diperban saja. Tetapi, Doyoung..










































































































































































































































Ia dinyatakan koma.










































































































































































































































-

To Be Continued.

Chapter depan juga bakal flashback deh.

Votementnya, gomawo!

Geschwister? | Dokyu - ON HOLD.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang