11.Pulang bareng

534 36 0
                                    

Dah lama ya gue gak up wkwkwk

Ada sedikit perbaikan alur, jadi mending baca ulang, serah si mo di ulang apa kagak.

Komen sama vote jangan lupa! Biar gue terus Up.

*****

Pagi ini Adit dan keluarganya sedang sarapan bersama. Adit sangat tak berselera makan pagi ini, dikarenakan ada orang yang sangat ia benci, siapa lagi jika bukan Fahmi, ya cowok itu sedang ikut makan bersama keluarga Adit.

Perihal pernikahannya dengan Della, orangtuanya dan orangtua Della yang mengurus. Tanggal pun sudah mereka tentukan.

Gio yang melihat Adit, hanya mengaduk-aduk makanannya pun menghela nafas panjang.

"Adit, setelah kamu menikah dengan Della, Fahmi akan tinggal disini," ucap Gio. Adit yang sedari tadi diam pun, menatap Papinya tajam.

"Gak! Adit gak setuju!" sentak Adit sambil mendentingkan sendoknya, hingga bunyi nyaring terdengar.

Aurel yang mendengar itu terkejut.

"Tapi kenapa Adit? Sampai kapan kamu terus seperti ini! Bukannya kamu dulu sangat menyayangi dia?"

"Dulu. Sekarang nggak, dan ngga akan pernah!" tekannya. Gio kembali menghela nafas panjang.

Sedangkan Mentari dia juga tak suka dengan Fahmi. Dia sudah mengetahui jika Fahmilah yang menyebabkan anak perempuannya meninggal, tentu dia sangat percaya dengan perkataan Adit, karena anaknya sulungnya lah yang mengetahui kejadiannya.

Flashback on

Seseorang sedang menangis di pojokan kamar, sembari memeluk foto anak gadis cantik. Sudah seminggu dia tidak keluar kamar, dia masih tidak rela jika adiknya meninggal.

Dia sangat kecewa pada semuanya, karena tak ada yang percaya jika anak keduanya telah membunuh adik perempuannya.

Pintu kamar di ketuk beberapa kali oleh seseorang, anak laki-laki yang berumur 11 tahun itu enggan sekali membuka pintunya. Dia tetap menguncinya.

"Adit sayang? Ini Mami nak, buka pintunya ya, kamu udah seminggu loh ngurung terus, kamu juga kurang makan, buka sayang pintunya," suara Mentari terdengar. Adit masih saja menelungkupkan kepalanya.

"Pliss sayang buka pintunya, Mami takut kamu kenapa-kenapa," mohonnya

Adit berjalan kearah pintu dan berdiri di hadapan pintu. Dia sangat pusing sekali, dia duga sepertinya dirinya ini demam, pikirnya.

"Adit mau bukain pintu, kalo Mami percaya Fahmi yang udah bunuh Serly!" sahut Adit.

"Iya sayang iya, Mami mau dengerin lagi kejadian yang sebenarnya, buka sayang pintunya, ya?"

Adit membuka kuncinya, lalu membuka pintu. Terlihat Maminya yang sedang membawa makanan.

Mentari panik saat melihat Adit yang sangat berantakan, mata sembab, rambutpun sangat berantakan.

Selama seminggu ini Mentari hanya memberi Adit makan, tapi dia tidak bertemu dengan anaknya itu, karena Adit tak mau bertemu dengannya, Mentari hanya menyimpan makananya di depan pintu, dan Adit mengambilnya.

Sebenarnya Adit tidak semua memakan makanan yang di berikan Mentari, dia membuangnya pada kloset kamar mandi. Dia sangat tidak nafsu makan saat itu.

Saat Mentari sudah masuk, Adit kembali menutup pintunya.

Adit bersandar pada pinggiran kasur, dia menyuruh Mentari duduk di hadapannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 09, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aditya| Possessive HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang