PART:31

87.2K 12.6K 407
                                    

Sebelum baca, usahakan untuk vote terlebih dahulu ya 🌟

⚠️ Banyak typo berseberan, di mohon untuk hati-hati dalam membaca ⚠️

__Happy Reading__

Jayden sontak melepaskan tangan Jessica, ia dengan cepat langsung berdiri dari duduknya.

"Sa-salam yang mulia Archduke, semoga dewa memberkahi anda de-dengan umur pa-panjang." Hormat Jayden dengan kepala menunduk.

"Datang ke kediaman saya tanpa membuat perjanjian terlebih dahulu. Dan memegang tangan kekasih seperti tadi. Apa keluarga anda sudah bosan berada di dunia Arexus." Ucap Arthur dengan setiap kata-katanya membuat bulir keringat berjatuhan di kening Jayden.

Giselle merasakan aura menyeramkan, langsung meletakkan mochi yang sudah terbangun di atas meja dan dia langsung bersembunyi di balik tubuh kakaknya.

Sedangkan Jessica juga sudah berdiri di samping Arthur, ia memegang lengan pria tampan itu berusaha meredamkan emosinya.

"Ya-yang mulia, sa-saya—"

"Jayden, pulang lah ini sudah cukup siang. Bukankah Giselle membutuhkan tidur siang." Potong Jessica berusaha membebaskan mangsa Arthur saat ini.

Sang predator langsung menatap Jessica tajam.

"Jessy—"

"Pergi Jayden, lihatlah Giselle sudah ketakutan." Ucap Jessica sekali lagi.

Jayden langsung menggendong Giselle dan berlari pergi dari taman ini, sebelum itu ia sempat menundukkan kepalanya  sebagai bentuk pamitan nya.

Melihat kedua bocah Arexus itu sudah pergi, wajah Arthur menghitam.

"Jessy kenapa kau membiarkan mereka pergi, kau—"

Jessica menarik tubuh Arthur dan mendudukkan nya di kursi, setelah itu ia mengalungkan tangannya di leher dari dari belakang. Tangannya mulai memijit kecil bahu lebar Arthur .

"Kau ini selalu saja marah, jika seperti ini apa bedanya kau sekarang dengan sisi gelap mu." Ucap Jessica.

"Arexus itu, dia sudah berani memegang tanganmu—"

"Arthur, kau tidak boleh memanggil orang dengan seperti itu." Tegur Jessica.

"Aku tidak perduli." Ucap Arthur sambil memegang tangan Jessica dengan lembut, setelah itu ia mengecup tangan Jessica.

"Aku tidak ingin pria itu meninggalkan jejaknya di tangan mu." Ucapnya.

Jessica tersenyum tipis, ia berjalan dan duduk di samping Arthur. Menopang wajahnya menggunakan tangan yang bertumpu di meja, ia menatap Arthur dengan senyuman manis.

"Ada apa?" Tanya Arthur dengan tatapan lembut pada Jessica.

"Tidak ada, aku hanya ingin melihat wajahmu lebih dekat." Jawab Jessica.

Arthur tersenyum kecil, ia mendekatkan wajahnya dengan wajah Jessica. Arthur memiringkan kepalanya, ujung bibir mereka sudah bersentuhan dan—

Guk guk guk
*Huwaa nona! Apa anda tidak menghargai adanya saya disini, anda sudah menodai mata polos saya!

Jessica langsung merubah posisinya, begitupun dengan Arthur ia kembali duduk dengan tegak sembari menatap tajam mochi.

"Ehem mochi, apa kau merasa lapar?" Tanya Jessica.

Only Figures [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang