Part 7 {Pulang Bareng Ketos}

4 3 0
                                    

🍁Jangan lupa vote dan koment ya
guys🍁

Kisah kita diawali dengan kebahagiaan
Namun, kita tidak tau apa yang kan terjadi di masa depan
Entah kita akan tetap menikmati kebersamaan
Atau malah berpisah dan berjauhan

Sunyi. Tidak ada yang ingin memulai percakapan. Hanya ada suara lagu yang mengalun di dalam mobil itu. Kedua insan itu sama sama sibuk dengan fikiran nya masing masing.

Hingga pria itu merasa suasana sangat akward ia kemudian mulai membuka percakapan.

"Kita makan dulu ya" ucap pria itu dibalas anggukan oleh gadis itu.

Pria itu kemudian memasuki sebuah Cafe. Setelah memarkirkan mobilnya, mereka berdua langsung memasuki Cafe dan duduk di salah satu tempat yang kosong.

Mereka kemudian memesan makanan dan tak lama kemudian, makanan yang mereka pesan datang. Mereka berdua mulai menyantapnya.

"Gimana makanannya ? Enak ?" Tanya Sandy, ya pria itu adalah Sandy. Sebelum mengantar Alesya pulang, ia mengajak gadis itu untuk makan dengannya terlebih dahulu. Sebenarnya ia modus, agar bisa dekat dengan Alesya.

"Enak kak" jawab singkat Alesya.

"Jangan panggil kakak. Panggil Sandy aja. Kita cuma beda dua tahun" ucap Sandy

"Iya kak, eh San" ucap Alesya meralat ucapannya.

Sandy hanya tersenyum singkat.

"Emm kamu anak X IPA 1 kan ?" Tanya Sandy

Alesya menatap Sandy, sedikit kaget karena pria itu mengetahui kelasnya. Padahal ia belum ada memberi tahu Sandy.
Namun ia kembali menormalkan ekspresinya, mungkin kebetulan tau aja, fikirnya.

"Iya" jawab singkat Alesya. Ia ingin bertanya bagaimana Sandy mengetahui kelasnya, namun niatnya ia urungkan, karena ia tidak ingin terlihat terlalu kepo.

"Aku tau kamu pasti mau nanya kan darimana aku tau kelas Kamu ?" Ucap Sandy membuat Alesya kembali membulatkan matanya.

Pria ini seakan mengetahui isi fikirannya.

"Aku tadi lihat kamu masuk ke kelas X IPA 1, jadi aku fikir pasti itu kelas kamu" ucap Sandy berbohong.

Ia sudah mengetahui tentang Alesya sejak hari pertama ia bertemu dengan gadis itu. Nama, kelas, alamat rumah, orang tua, saudara, dan banyak lainnya Sandy mengetahui itu semua.

Alesya hanya mengganggukkan kepalanya, tak ingin memperpanjang percakapan. Ia kemudian kembali melahap makanannya hingga tandas.

"Ouh iya aku boleh minta id line kamu ga ?" Tanya Sandy sembari menyodorkan ponselnya.

Alesya kemudian mengetikkan id linenya dan menyerahkan ponsel itu kembali kepada Sandy.

Mereka kemudian kembali mengobrol. Ralat, bukan mengobrol, hanya Sandy yang berbicara, sedangkan Alesya hanya menanggapi dengan singkat.

Bukan Alesya sombong. Hanya saja bertemu dengan orang baru itu membuatnya harus membiasakan diri, terlebih jika orang itu adalah pria.

Terlalu asik berbicara membuat Sandy tak menyadari jika waktu sudah sore. Alesya lalu berdeham menghentikan pembicaraan Sandy. Sedikit tidak sopan memang, tapi mau bagaimana lagi ia tidak punya pilihan lain. Ia harus segera pulang, karena ia belum memberi kabar kepada siapapun anggota keluarganya bahwa ia akan pulang terlambat.

"Maaf San, bisa kita pulang sekarang. Aku khawatir jika kedua orang tuaku mencariku karena aku belum mengabari mereka sama sekali" ucap Alesya.

"Eh sorry sorry. Aku baru sadar sekarang udah sore. Aku terlalu senang bisa bicara sama kamu, sampai lupa waktu" ucapnya lalu terkekeh.

Alesya Natalie Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang