𝟐𝟒

1.6K 319 216
                                    

•••

Jangan lupa vote dan komen yang banyak!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote dan komen yang banyak!!!

•••

Dinginnya angin malam di tambah dengan AC bus yang menyala, membuat Ara semakin mengeratkan pelukannya pada Ansel.

Kegiatan camping telah usai, kini semua murid Starlight High School menuju perjalanan pulang. Karena hati esok, mereka sudah melakukan aktivitas seperti biasa, yaitu sekolah.

Ansel memandang wajah damai Ara yang tertidur, sesekali pemuda itu mencium kening sang adik. Ansel sangat menyayangi Ara, selayaknya saudara kandung.

Sedangkan di kursi belakang mereka, terdapat Audrey dan Alina yang tidur dengan saling berpelukan.

•••

"Tenang Elan, jangan emosi. Jika ada masalah, selesaikan dengan kepala dingin." Susan mengelus punggung kokoh milik putra sulungnya.

Susan tidak tau masalah apa yang menimpa sang anak. Sebagai seorang ibu, Susan hanya bisa memberi wejangan dan semangat kepada Elan.

Elan menumpukan kepalanya pada pundak Susan, mencoba mencari posisi ternyaman. Pikirannya berkelana, memikirkan yang seharusnya tidak perlu dipikir.

"Ternyata kamu sudah pulang terlebih dahulu, pantas saja papa cari di ruangan, kamu tidak ada." Faren, pria yang baru saja sampai sambil menenteng tas kerja memasuki mansion

Faren mendudukkan diri pada samping kanan Susan, karena di samping kiri wanita itu terdapat Elan yang tengah menikmati usapan di rambutnya yang di berikan oleh sang ibu.

"Kamu ingin makan apa?" Pandangan Susan beralih pada Faren, menawari suaminya makan.

"Aku masih belum lapar, nanti saja kita maka bersama. Sekalian menunggu Arion pulang dari kampus." Kini, pandangan Faren tertuju pada Elan. Ruben sekali pria itu manja kepada istrinya, sekaligus ibu dari anak-anaknya.

"Elan? Kamu kenapa?" Faren menepuk pundak Elan beberapa kali. Mendapat tepukan di pundaknya, Elan langsung menyingkirkan tangan besar Faren.

Mata pria itu memerah, menyorot tajam ke arah Faren. "Apa ada masalah di kantor?" Tanya Susan pada Faren, pasalnya saat di tanya Elan hanya diam saja.

"Setahuku tidak ada, bahkan semua pekerjaan berjalan dengan lancar."

"Tapi kenapa dia menjadi manja seperti ini? Lihatlah lucu." Susan mengikik saat melihat wajah Elan sudah memerah keseluruhan.

"Oh, apa mungkin dia baru saja di putuskan oleh kekasihnya? Tapi setahu ku Elan tidak memiliki kekasih. Sayang sekali wajah tampannya jika tidak memiliki seorang kekasih." Celoteh Faren panjang lebar.

Pasangan suami istri itu tampak senang menggoda anak bungsunya, kapan lagi bukan mereka akan menggoda Elan habis-habisan.

•••

BERBEDA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang