《ニ》

153 20 2
                                    

Happy Reading~

——————————
————2》ニ『Ni』?

      SUARA kicauan burung. Deruan angin. Cahaya matahari menerobos masuk melalui pintu balkon yang terbuat dari kaca. Langit di penuhi oleh berbagai bentuk awan.

Indah. Bumi ini sangatlah indah. Tapi mengapa manusia selalu melakukan hal yang membuat bumi menjadi rusak? Apa salah bumi kepada mereka? Bukankah bumi menghasilkan banyak manfaat bagi mereka?

Jari lentiknya menekan tombol On/Off pada remot TV. Perempuan itu sudah kesal malah di tambah kesal. Berita yang ia tonton barusan berhasil membuat darahnya mendidih.

Bagaimana bisa, mereka seenaknya membakar hutan demi lahan baru!?

Ia sungguh jengkel mengetahuinya. Ingin sekali dia membakar tubuh mereka bersama hutan yang mereka bakar. Mereka gila. Ingin kaya jalur menghancurkan bumi ya?

Manik abu abunya melirik jam yang tergantung tepat di atas pintu. Jarum jam menunjukkan angka 10.07. Sudah 7 menit lewat, tapi dimana pria itu?

"Huh, pada akhirnya aku jadi bagian mereka juga. Ck," (Name) mendecak sebal.

Iya. Mau bagaimana pun (Name) menolak keras. Tetap saja dia menjadi bagian dari mereka. Sudah menolak pun tetap tidak bisa.

Saat ini (Name) berada di mansion milik Bonten, tepatnya di kamar khusus dirinya. Sedang menunggu Ran, orang yang di suruh Mikey untuk membeli pakaian saat sedang bekerja sebagai petinggi Bonten.

Ran yang temankan, uangnya dari Koko, di kasih Black Card. Tapi orang yang di tunggu tunggu tidak datang datang.

Flasback

"Maaf. Tapi aku menolak."

".."

"Jauh dari hari ini, aku tau jika kalian mencari semua informasi diri ku. Bukankah kalian tau, kalau aku memiliki banyak pekerjaan. Memang sih hasil yang menjanjikan hanya 1, tapi 2 lagi tetap menghasilkan."

"Dan aku akan terus bekerja di bidang itu semua. Lalu, kalian mengatakan aku menjadi tenaga medis Bonten? Bagaimana kalau kalian mengalami luka besar, seperti tertembak? Aku yang menjadi dokter tanpa sertifikat mana bisa melakukannya."

Ia melipat kedua tangannya di depan dada, menghela napas kasar menandakan bahwa dia sedikit jengkel.

"Aku belajar bedah hanya melalui katak sambil melihat buku panutan saja, tidak di bimbing secara langsung oleh yang ahli. Belum tentu juga yang ku lakukan itu benar. Kalian mau, mati karena aku salah melakukan sesuatu saat membedah kalian?"

Hening menyelimuti mereka kembali. Lagi lagi (Name) kesal, mengapa slalu saja hening!? Padahal ia sudah berusaha mencairkan suasana. Tangan kirinya terangkat, menampilkan jam tangan indah di tangan putih miliknya.

Sudah jam 00.13 am. lihatlah sekarang, rencana ingin melanjutkan cerita novelnya malah tergunakan untuk berbicara hal yang tidak berguna dengan para kriminal terkenal ini.

"Hah.. Aku mau pulang. Maaf tapi aku harus mengejar Deadline, lagi pula aku sudah ngantuk berat ini," pamitnya sambil berjalan keluar ruangan. Tidak lupa mengambil tas berisi pakaian masaknya.

Kriminal yang di kenal sebagai Bonten. Menatap bos mereka, menanyakan bagaimana langkah selanjutnya. Bos mereka hanya mengatakan "Ran." Satu kata memiliki maksud tersendiri. Dan pria dengan nama Ran ini paham dengan maksud bos mereka.

Puan yang ingin membuka pintu terhenti akibat tangan yang menahan kegiatannya. Tangan yang menggenggam gagang pintu tertutupi oleh tangan dengan jemari jemari yang lebih panjang dari milik (name).

𝐀𝐏𝐔𝐑𝐀 ┋ 𝐁𝐎𝐍𝐓𝐄𝐍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang