Hari ini Marlon dan Ele menghabiskan malam bersama. Jarang sekali mereka memiliki waktu lebih lama berdua karena baik Marlon dan Ele sama-sama sibuk. Mereka memutuskan untuk menghabiskan malam di balkon apartemen Marlon.
Sambil menikmati pemandangan malam, mereka berbincang sambil menyesap kopi. Merencanakan pernikahan yang tahun depan akan dilangsungkan.
Namun entah mengapa, Marlon melihat ekspresi Ele yang tidak suka saat meraka membahas tenteng pernikahan.
"are you okay?"
Ele mengangguk "hanya saja aku takut, apakah nanti aku akan menjadi istri yang baik?"
Marlon mendekatkan tubuhnya pada Ele. Diletakkanya kopi dimeja dan melingkarkan tanganya di pinggang Ele, memeluknya dari belakang. Marlon berbicara lirih ditelinga Ele "kamu gak cuma jadi istri yang baik, tapi kamu juga akan jadi ibu yang baik buat anak-anak kita nanti"
Mendengar kalimat itu, hatinya remuk, sesak, matanya berlinang. Ada hal yang belum Marlon ketahui tentang dirinya. Bahkan Ele sendiripun baru mngetahui itu 2 minggu lalu.
Ele membalikkan badan, mengalungkan tanganya di leher Marlon.
"apapun yang akan terjadi didepan nanti, sama aku atau enggak endingnya kamu harus bahagia"
"kamu ngomong apa si babe?" sambil mengernyitkan dahinya
"aku serius babe! Kita gak tau apa yang akan terjadi didepan nanti!"
"dan endingnya nanti aku akan bersanding didepan altar, berjanji bahwa hanya maut yang akan memisahkan kita"
Marlon memeluk Ele dengan erat, begitu juga dengan Ele. Dalam hati Ele berkata "tapi maut bisa saja datang sebelum kita sampai didepan altar. Dan aku takut itu terjadi"
Dalam pelukannya, Marlon merasakan ada yang aneh dari Ele beberapa hari kebelakang. Ele menjadi tidak bersemangat saat membicarakan pernikahan dan selalu ingin bertemu setiap hari. Ele bukanlah kekasih yang over protective yang mengharuskan bertemu setiap hari atau memberi kabar setiap jam. Namun beberapa hari kebelakang, Marlon meraskan Ele menjadi bukan dirinya.
Marlon hanya mencoba berpikiran positif, mungkin Ele sedang lelah atau bosan dengan pekerjaan sehingga memintanya untuk bertemu setiap hari. Pelukan keduanya berakhir saat ponsel Marlon berdering dan menampilkan CEO GILA di layar. Segera Marlon mengangkat telpon dan sedikit bergeser menjauh dari Ele. Pada saat itu pula, air mata Ele menetes, tidak bisa terbendung. Dengan segera Ele membasuh air matanya agar Marlon tidak curiga.
"are you okay babe?"
"I'm okay"
"mata kamu merah babe"
"oh ini mungkin karna kena angin malam. Udah lumayan lama juga kita di balkon"
"ayo kita masuk"
Marlon menggandeng tangan Ele masuk kedalam kamar. Ele menghentikan langkah Marlon. Perlahan Ele menarik tangan Marlon dan meletakkanya dipinggang. Ele sedikit berjinjit untuk berbisik ditelinga Marlon "I want you". Tubuh Marlon meremang seketika saat mendengar suara berbisik dan hembusan nafas Ele yang langsung menerpa telinga.
Tanpa aba-aba, Marlon menggendong Ele. Kaki Ele melingkar dipinggang Marlon. Kembali mereka saling mencumbu, menikmati malam panjang. Suara decak penyatuan bibir terdengar indah di ruangan. Cumbuan Marlon kini berada di leher jenjang Ele. Menikmati setiap inch leher indah itu.
"eeeeuuugghhh....."
Marlon memberi sedikit tanda kepemilikan disana.
Marlon menurunkan tubuh Ele dan melepaskan pakaian yang menempel pada tubuhnya. Hanya butuh beberapa detik saja, pakaian mereka sudah berjatuhan dilantai.
Marlon membalikan tubuh Ele, meremas dada dan memilin putting Ele dari belakang. Marlon menuntun Ele agar sedikit menunduk bertumpu pada ranjang. Permainan Marlon kini berpindah pada kewanitaan Ele. Menyentuhnya dengan pelan dan halus membuat Ele terus mendesah.
"aku udah gak tahan babe"
Ele melihat kejantanan Marlon yang sudah menegang memperlihatkan oto-otot yang menyumbul dari permukaan kulit.
"let's do it babe"
"aku masuk babe"
Tak butuh waktu lama, kejantanan Marlon kini telah memenuhi kewanitaan Ele.
"aaaaaaakkhhh...."
"oohh shit"
"eeeuuuugghhh.... Heeemmmpphh..."
"I love your voice babe...."
"uuuugghhhh..... heeeemmmmppphhh...."
"mendesahlan terus buat aku babe. Aku suka"
"eeeeeuuughhhh"
"I'm coming babe"
"me too..."
Seketika tubuh Ele bergetar tak terkendali. Marlon dengan sigap mempererat genggamanya agar Ele tidak terjatuh.
"ooohhh sshhiiiitttt"
"aaaaaakkkhhhh"
==========
Jangan lupa vote dan komen ya.. Terimakasih..
KAMU SEDANG MEMBACA
FATED 21+
RomanceWakil CEO tampan dan kaya ditakdirkan bertemu dengan gadis muda yang mempunyai kehidupan dari kalangan bawah. Akankah keduanya dapat sejalan? Fated 21+ merupakan sekuel dari Mr. CEO 21+. Selamat membaca... Cover dan semua gambar dalam cerita by Pi...