10. Sabrina

288 17 0
                                    

Tahun berganti, ini adalah tahun ketiga sejak kepergian Ele. Kondisi hati Marlon kian membaik. Dia berhasil menata hidupnya kembali, menata hidupnya agar dapat berjalan dengan baik. Namun, masih ada rasa pilu di sudut hatinya jika mengenang wanita yang sangat dicintai.

Pikirannya kembali tertuju pada gadis itu. Gadis yang pernah ditemui dijalanan sambil mengendarai motor matic dengan ugal-ugalan.

"aaahh mikirin apa sih gue"

Marlon merebahkan dirinya dan menarik selimut hingga leher. Ajakan makan malam Arthur pun ditolak dengan berbagai alasan. Arthur pun cukup memahami sikap sahabatnya itu.

Malam minggu adalah waktunya muda mudi menghabiskan malam bersama pasangan, itu juga yang dilakukan Marlon sebelum Ele berpulang. Namun kini setiap malam minggu Marlon dihabiskan dengan berada di apartemennya. Waktu kosongnya pun selalu digunakan untuk pergi ke gym. Kegiatan tersebut semata-mata hanya ingin mengalihkan pikiranya dari Ele.
Tampan, berkulit putih bersih dengan tubuh atletis adalah hasil dari kegiatanya 3 tahun terakhir.

Pagi ini Marlon bersiap untuk melakukan lari pagi, kegiatan rutin untuk mengisi waktu  disetiap hari minggu. Dengan menggunakan kaos tanpa lengan berwarna hitam dan celana panjang olahraga membuat Marlon terlihat semakin tampan.

Saat orang lain masih terlelap, Marlon memulai paginya dengan berlari di pinggir pantai. Angin dingin menerpa tubuhnya. Langitpun masih memperlihatkan warna gelap. Tak terasa matahari mulai meninggi. Terdengar sayup-sayup suara orang berteriak. Marlon pun langsung mendatangi.

"kanapa bu?"

"dompet saya di copet mas! Itu lari kesana" sambil menunjuk

Marlon pun segera berlari mengejar copet tersebut. Marlon berhasil menangkap copet dan mengunci tubuhnya dengan mempraktekan beberapa gerakan taekwondonya.

Setelah berhasil menangkap dan mengambil dompet ibu itu, Marlon membuka tutup kepala dan topi si pencopet. Marlon benar-benar terkejut saat mengetahui bahwa copet itu adalah gadis yang pernah ditemuinya.

"elo?"

"sialan! loe lagi loe lagi" sambil meronta

Orang-orang berkumpul untuk menghajar gadis itu, namun langsung dicegah oleh Marlon.

"sabar pak, biar saya yang urus. Akan saya bawa ke pihak berwajib"

Setidaknya gadis itu terselamatkan, namun berada pada genggaman Marlon.

Marlon memaksanya untuk berdiri dan berjalan.

"loe bisa diem gak?"

"lepasin gue! Loe mau bawa gue kemana, huh?"

"kantor polisi"

Alih-alih membawa gadis itu ke polisi, Marlon justru membawanya ke tukang bubur untuk sarapan.

"loe pasti laper kan? Makan dulu deh!"

"gak mau!"

"makan atau gue bawa loe ke polisi!"

Dengan raut wajah masam, gadis itu menghabiskan satu porsi bubur ayam dan tiga sate.

"siapa nama loe?"

"penting?"

"enggak sih tapi paling enggak gue bisa panggil nama loe dengan sopan!"

"sabrina, panggil aja bia"

"bia, loe kanapa bisa jadi copet?"

"masih bisa loe nanya?"

"loe gak sekolah?"

"justru gue nyopet buat sekolah dan hidup gue besok. Gue bukan elo yang apapun serba ada. Bahkan untuk makan besok aja gue harus bertaruh nyawa kek gini" bia menjelaskan dengan gamblang. Manik matanya memerah dan berair.

"maafin gue bia, bukan maksud gue..."

"orang kaya loe mana tau sih rasanya jadi gue. Cari uang hari ini untuk makan besok" bulir air mata Bia mulai turun

"oke oke. Kalau loe mau gue bisa ngajak loe kerja ditempat gue"

"hah serius? Loe mau mempekerjakan copet kaya gue?"

"gue percaya loe gakan ngecewain gue"

Bia tertawa mendengar kalimat Marlon.

"kita baru aja kenal,loe udah segitu percayanya sama gue? Gak salah?"

"gue juga gak tau tapi gue yakin loe orang baik"

"loe gak ngerjain gue kan? Maksud gue bukan kerja jadi...."

Belum sempat bia menyelesaika kalimatnya, Marlon segera memotong pembicaraan.

"ya enggak lah! Gila aja loe"

"ya kali, kita kan baru ketemu. Wajar dong gue curiga"

"ya tersrah sih loe terima tawaran gue atau enggak"

Marlon berdiri hendak beranjak dari tempatnya namun dicegah oleh Bia.

"tunggu!"

Marlon berbalik sambil menunggu kalimat Bia.

"oke gue mau!"

"dateng ke apartemen gue nanti siang, ada di lantai 25 nomer 2525" sambil menunjuk salah satu gedung di sekitar pantai. Gedung 25 lantai yang menjulang tinggi adalah apartemen yang terkenal dengan harganya yang selangit. Apartemen Marlon termasuk salah satu apartemen termewah di Jakarta.


==========
Jangan lupa vote dan komen ya.. Terimakasih..

FATED 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang