CHAPTER 1 : KABUR

2.5K 104 0
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Jangan lupa follow akun ini, vote dan coment ya:)
Jangan lupa follow akun:
Instagram: @norhfizzh__
Tiktok : @nhf.z__

Tetap jadikan Al-Qur'an sebagai bacaan utama✨

Tetap jadikan Al-Qur'an sebagai bacaan utama✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Malam yang dingin dan suasana rumah yang gelap membuat siapa saja merinding. Tapi, hal itu tidak berlaku bagi seorang Kanza. Ia saat ini sedang mengendap-endap masuk ke dalam rumahnya.

Persis seperti maling yang akan mencuri. Ia bukannya takut terkena marah karena pulang telat. Tapi, ia hanya takut jika orang tuanya menghukumnya dengan menyita semua aset pribadinya apalagi motor kesayangannya.

"Darimana saja kamu, Nai?!"

Bom!!!

Bagai terkena serangan bom mendadak. Tiba-tiba saja Ayahnya sudah berada di belakangnya. Kanza takut-takut mulai berbalik menatap sosok lelaki paruh baya yang sedang menatapnya dengan kilat amarah.

"Ma-maaf, Ayah. Nai tadi lupa waktu," ucap Kanza jujur.

Kanza Nailah Karima, biasa dipanggil Nai oleh keluarganya tetapi ia lebih suka dipanggil Kanza oleh orang lain. Seorang yang cantik, menarik dan manis melekat pada diri seorang Kanza. Tak lupa pula sifatnya yang keras kepala, susah diatur dan pembangkang juga tak luput dari sosok seorang Kanza.

Kanza terlahir dari keluarga yang paham agama atau disebut dengan keluarga agamis. Kedua orangtuanya bernama Naufal dan Maura. Ia juga mempunyai seorang kakak bernama Adiba Karima.
Yang sifat dan perilakunya sangat bertolak belakang dengan Kanza.

"Ayah tidak pernah mengajarkan kamu untuk bergaul seperti ini! Apalagi sampai pulang larut malam, kamu pikir ini baru jam berapa?!" marah Ayah Naufal padanya.

Kanza menunduk tak berani menatap Ayahnya. "Kamu ini perempuan, Nai. Jangan seperti laki-laki yang kalau dibiarkan bebas tidak akan kenapa-napa," ucap Ayah Naufal dengan sedikit penekanan.

Ceklick

Tiba-tiba saja pintu kamar dilantai satu terbuka. Disana sudah ada wanita paruh baya yang berdiri sambil memandang sang putri bungsunya.

"Nai, kamu kemana aja? Kami khawatir nungguin kamu pulang," ucap sang Bunda pada Kanza.

Kanza tak berani menjawab. Ia pun hanya diam saja sembari menunduk takut.

"Kalau kamu gak bisa berubah, kamu akan kami masukkan ke dalam pesantren," ucap Bunda Maura yang membuat Kanza menatapnya.

"Bun, Nai udah bilang kalau Nai gak mau masuk pesantren!" ucap Kanza dengan suara lantang.

"Nai! Jangan berani kamu membentak orang tua!" tegas Ayah Naufal.

"Kamu dari dulu emang gak pernah berubah. Selalu saja membangkang, apalagi dengan sikap kamu sekarang yang membuat kami semakin yakin untuk memasukkan kamu ke dalam pesantren," marah Bunda Maura.

ZAIN HAMIZAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang