CHAPTER 28 : CINTA?

834 61 0
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh:)

Happy Reading

✓✓✓✓✓

Sudah beberapa hari hubungan Kanza dan Zain semakin anteng. Ya, dalam artian tenang, adem, anyem, gak ada perkelahian, gak ada adu bacot, gak ada uwu-uwu dan sudah dipastikan jarang bicara:)

Semenjak hari pernikahan mereka jarang sekali berbicara kalau tidak ada suatu hal yang penting. Terlebih lagi Kanza. Sebenarnya Kanza lah yang tidak mau bicara. Ia masih belum bisa sepenuhnya menerima keadaannya sekarang.

Tapi, bukan tidak ada harapan untuk mereka menjalani kehidupan rumah tangga seperti kehidupan suami-istri lainnya. Kanza hanya butuh waktu untuk menyesuaikan.

Sore ini mereka baru saja pindah ke kediaman Zain. Ya, Zain punya rumah sendiri di dekat pesantren, meskipun terletak di luar kawasan pesantren namun tempat tersebut tidak begitu jauh. Mungkin ini adalah awal untuk mereka membangun semuanya.

"Za, kamu bisa taruh barang kamu disana," ucap Zain sambil menunjuk ke arah lemari.

"Iya," ucap Kanza seadanya.

Zain yang melihat betapa malasnya Kanza membereskan barang-barangnya pun hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya pelan. "Kamu taruh aja di dekat lemari, nanti saya yang akan rapihin."

"Gak usah. Gue bisa sendiri," ucap Kanza.

"Kamu masih gak nerima saya?" tanya Zain yang membuat Kanza menatapnya sebentar kemudian ia langsung keluar kamar tanpa menjawab apa-apa.

Di sisi lain Kanza lebih memilih untuk berkeliling di dalam rumah ini. Ia cukup terkesan dengan setiap bagian rumah Zain. Semuanya rapi dan bersih. Rumah bernuansa minimalis yang dapat memanjakan mata.

Kanza sebenarnya ingin tidur di kamar tamu saja. Namun, ternyata kamar tersebut berdebu dan sedikit kotor karena tidak dibersihkan serta jarang sekali di pakai. Kanza yang memang berjiwa kaum rebahan pun memilih yang simple saja. Yaitu tidur berdua bersama Zain.

"Apa gue udah terlalu durhaka ya jadi istri?" gumam Kanza pada dirinya sendiri. Yah, Kanza menyadari kalau dirinya bukan seorang istri yang baik.

"Apalagi surga gue sekarang bukan Bunda lagi, tapi suami."

Kanza terdiam sejenak sambil memandangi area taman kecil belakang rumah. Sekilas ia teringat tentang ceramah yang ia dengarkan malam tadi. Dan juga ia sempat membaca sebuah buku untuk menjadi istri yang baik.

"Apa gue harus mulai berubah? Kasian juga ustadz Zain gue cuekin mulu."

"Za."

"Astaghfirullah!"

Kanza langsung terjangkit kaget seraya beristighfar akibat suara Zain yang memanggilnya tiba-tiba.

"Maaf, kalau saya ngagetin," ucap Zain sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Kanza mengangguk pelan. "Kenapa, Tadz?"

"Saya mau ke pesantren dulu. Barang-barang kamu juga sudah saya beresin tadi," ucap Zain yang membuat Kanza langsung menatap sekelilingnya.

ZAIN HAMIZAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang