CHAPTER 19 : MENCOBA MEMULAI

858 55 3
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh!
Jangan lupa spam VOMENTNYA 🥺

Thanks ya.

Happy Reading:)

✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓


Sudah dua hari sejak Kanza tinggal di rumah Elisa. Ia pun sore ini ingin berencana pulang. Yap, pulang ke rumahnya. Selama ia berada disini sepertinya ia cukup banyak mendapatkan sedikit pencerahan.

Ia memang hanya butuh waktu sendiri dan mengintropeksi dirinya.

"Sa, gue pulang dulu ya!" teriak Kanza dari luar rumah Elisa.

Elisa yang berada di dapur pun menyahut, "Cepat amat?! Gak nanti aja?!"

"Gak! Nanti kemaleman!" ucap Kanza.

"Gue pergi, Assalamualaikum!" ucap Kanza tanpa menunggu jawaban dari orang yang ada dalam rumah tersebut.

Sepanjang jalan Kanza terus-menerus memikirkan bagaimana cara untuk meminta maaf kepada orang tuanya. Kanza adalah tipe-tipe orang yang mempunyai gengsi selangit. Ia malu minta maaf, tapi kalau tidak disampaikan mana tahu sudah dimaafkan atau belum kan?

Setelah sampai di pekarangan rumahnya Kanza berhenti dulu sejenak sebelum menguatkan hatinya untuk masuk ke dalam. Ia merasa sudah cukup lama meninggalkan rumah ini. Kerinduannya sekarang telah terobati karena melihat kondisi rumahnya yang masih sama seperti beberapa hari atau mungkin minggu yang lalu.

"Ketok rumah atau langsung nyelonong ya?" tanya Kanza pada dirinya sendiri. "Tapi kan gue pemilik rumah juga? Ya kali harus ngetok pintu dulu?"

Kanza terdiam sejenak sebelum melanjutkan langkahnya ke arah pintu rumah. Rumah sebesar ini terlihat sepi dan sepertinya tidak ada orang kalau di lihat-lihat.

Meskipun Kanza tergolong orang yang mempunyai segalanya dan berkelebihan, keluarganya tidak pernah menyewa pembantu. Selagi pekerjaan rumah bisa dikerjakan sendiri kenapa harus menyuruh orang lain untuk mengerjakannya? Begitu kira-kira pemikiran orang tua Kanza.

Tok... Tok... Tok...

"Assalamualaikum, Bunda! Ayah!" ucap Kanza sedikit meninggikan suaranya. Kemudian ia mencoba untuk mengetuk pintunya sekali lagi namun sama sekali tidak ada jawaban dari dalam. "Tuh kan gak ada orang," dumel Kanza seorang diri.

Kanza pun mencoba membuka pintu rumah, namun terkunci. "Ck, emang gak ada orangnya nih," gumam Kanza.

Kanza berpikir sejenak untuk mencari cara supaya bisa masuk ke dalam rumah. Mana mungkin ia berdiam diri di luar seperti ini kan? Terlebih lagi hari sudah semakin sore.

"Aduh, kek mana sih? Mana gak ada kunci cadangan." Kanza mulai memikirkan aksinya yang pernah ia pakai saat kabur waktu dulu. "Dulu kan gue kabur lewat balkon kamar, nah kenapa gak masuk lewat sana aja ya? Lagian jendelanya dibuka tuh," ucap Kanza sambil mendongak melihat balkon kamarnya dari halaman rumah.

Kanza terlebih dahulu mencari tangga ke belakang rumah. Dan gotcha! Sepertinya ia sedang beruntung, ternyata ada tangga yang diletakkan di dekat pohon besar belakang rumahnya, biasanya tangga tersebut di simpan dalam gudang.

Dengan kemalasan yang hakiki, Kanza berusaha membawa tangga tersebut ke dekat balkon kamarnya. Saat sudah diletakkan dengan baik, Kanza pun mulai menaikinya. Hingga saat dirinya sudah hampir sampai ujung tangga tiba-tiba saja suara klakson mobil mengagetkannya dan hal tersebut berhasil membuatnya kaget.

ZAIN HAMIZAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang