Chapter 1

832 68 28
                                    



Namaku park jihyo, orang-orang mengenalku sebagai seorang gadis penggoda yang bodoh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










Namaku park jihyo, orang-orang mengenalku sebagai seorang gadis penggoda yang bodoh .
Di usia dua puluh dua tahun, aku kehilangan beasiswa kuliahku, menolak seorang pria baik dan tinggal kembali bersama ibuku. Meski sedikit rasa kecewa, tapi aku tidak bisa mengabaikan perasaan bahagia karena kembali kerumah. Guri, bukan kota yang terlalu besar, hanya sebuah titik kecil di peta. Kota itu terletak di sebelah timur seoul, di jantung wilayah metropolitan. Di kota kami ada kasino, dua bar besar dan sebuah tempat bernama Katty"s pancake. Tak heran, tempat itu ahlinya di bidang pancake.

Saat ini kehidupanku sedang agak kacau. Tidak ada lagi kelas, tidak perlu lagi berpura-pura tertarik pada masa depanku ketika aku bicara pada sahabat terbaik dan teman sekamarku, yuna. Aku sangat merindukannya, dia masih berada di seoul sementara aku kembali ke Guri untuk memulai lagi semuanya dari awal.

Mom mengetuk pintu. "Sayang, kita bisa mengecat kamar ini kalau kau mau atau aku akan membuatkan gorden baru".
"Kedengarannya menyenangkan Mom". Kamar ini memang belum di dekorasi ulang sejak aku berumur tiga belas tahun, dan warna merah muda nya agak membosankan. Karpet bulu berwarna pink dengan pernak pernik berwarna serupa juga rak yang penuh boneka dan novel fantasi, ya aku memang suka menulis. Sprei dan gorden bermotif bunga-bunga membuatku ingin bersembunyi di bawah kolong tempat tidur.
"Apa yang kau inginkan hyo?". tanya Mom. Ibuku terlihat masih cantik, namanya Park sohee, walaupun sudah menginjak hampir kepala empat, dia lebih ramping daripada diriku dan aku senang mom bisa bangkit kembali setelah ayahku pergi.
"Bagaimana dengan dinding putih dan gorden motif kotak-kotak warna merah?". Tanyaku.
"Mungkin akan menggemaskan. Lalu sprei?".
"Senada dengan gordennya, kalau mom bisa membuatnya. Atau apa itu akan berlebihan?".
Mom menelengkan kepalanya, mempertimbangkan hal itu. "Mungkin tidak sayang, selama kau tidak menginginkan motif di bantalmu juga".
"Okee..baiklah".
"Aku sangat senang kau kembali kesini, bahkan jika keadaan tidak berjalan lancar di tempat kuliahmu sekalipun".

Mom berhati-hati membicarakannya karna tahu aku dikeluarkan dari kampus, pulang kerumah dengan membawa aib, itulah gosip yang menyebar di kota ini. Merka bergosip jika aku sedang hamil.
"Terimakasih mom.." Aku memberi pelukan hangat pada ibuku. "Bolehkah aku meminjam mobil?".  Aneh rasanya mengatakan hal itu. "Aku butuh beberapa barang".
"Tidak masalah sayang, bagaimana kalau sekalian kau membeli roti dan juga susu?". Matanya berbinar saat kami bersitatap.
"Tentu saja mom".
Mom memimpin jalan menuju lantai bawah dan meletakkan kunci mobil.
"Jangan melakukan apapun yang kulakukan".
Aku meringis, memberi isyarat dengan gelungan rambutku yang berantakan dan celana olahraga ku.
Mom menyeringai. "Sampai nanti sayang".

Saat itu pukul empat sore di hari sabtu saat aku melompat-lompat menuruni undakan teras depan. Aku masuk ke mobil honda Civic milik ibuku, masuk akal bagiku untuk membeli mobil sendiri, namun saat ini aku belum mampu.
Sepuluh menit kemudian aku berbelok ke tempat parkir sebuah minimarket. Karena aku membutuhkan lotion dan deodorant, tempat ini meninggalkan banyak kenangan bersama yuna sahabatku, yuna mendorongku dengan kereta belanjaan sampai bagian manajemen toko keluar untuk meneriaki kami.

LOVE J.J (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang