chapter 9

326 37 5
                                    


[21+]




Malam itu, aku mengedit video dan menampilkannya di Chanel 'Bekerja Bersama Jungkook' kemudian aku menggugahnya. Kemudian aku pergi tidur. Di pagi hari aku melakukan beberapa promosi dan mengirimkan lamaran pendaftaran kuliahku. Bagian kerennya adalah aku bisa menggunakan website jungkook sebagai bagian dari portofolioku. Meskipun aku tidak akan mengambil jurusan desain, itu tidak akan merugikan kesempatanku.

Pukul setengah enam sore, aku sudah siap ketika jungkook menjemputku. Mom dan Seojoon sudah pergi duluan, berencana untuk menemui kami disana. Aku menghambur keluar pintu, dan jungkook memelukku seakan sudah lebih dari dua belas jam sejak kami bertemu. Aku mengagumi kekuatannya saat dia mengangkatku untuk memberikan ciuman. Aku belum pernah berpacaran dengan seorang pria yang tidak merasa malu karena menyukai kontak fisik.
"Apa kau sudah hampir selesai menggodaku? Kematian karena frustasi seksual akan sangat memalukan di laporan koroner".
"Kurasa aku tidak akan bisa menahan diri lebih lama lagi". Jungkook mengakui.
Aku tersenyum lebar. "Berita terbaik yang kudapatkan sepanjang hari ini. Ini lihatlah".
Jungkook mengambil ponselku dengan ekspresi penasaran, kemudian matanya melebar. "Astaga, aku mendapatkan hampir seribu penonton".
"Dan empat puluh komentar". Sebagian mengatakan betapa seksinya jungkook, aku tahu internet akan menyukai jungkook.
"Ini gila. Kau menampilkan semuanya semalam?".
"Ya".

Tidak butuh waktu lama, kita sampai dirumah Mina. Dia sudah menunggu di teras depan, terbungkus baju untuk melawan udara dingin dalam topi rajut warna putih dan syal yang serasi. Jungkook keluar untuk membantunya naik.
"Kau kakak yuna kan?".
" Ya. Senang bertemu denganmu".
Mina tersenyum. "Tentu saja. Kau kurang lebih adalah sesuatu yang penting saat aku SMP".
"Dia masih penting". Ucapku, sebelum jungkook bisa menjawab.
"Oh, jadi seperti itu? Kupikir kau pacaran dengan kim Yeri".
Aku merasakan pukulan rasa bersalah karena tidak bercerita pada Mina tentang statusku.
"Tidak lagi". Ucap jungkook. "Meskipun kita akan menjemputnya selanjutnya".
"Benarkah? Keren sekali kalian tetap berteman. Kurasa aku tidak akan bisa melakukannya jika aku putus dengan jimin".
"Tunangannya ada di Australia". Aku menambahkan.

Untungnya jungkook punya banyak pertanyaan, jadi itu membawa kami sampai dirumah Yeri.
"Siap untuk menyanyikan isi hatimu?". Tanyaku.
"Aku berniat untuk menonton saja dan mengejek orang-orang". Jawab Yeri.
"Tidak mungkin. Aku akan membuatmu mabuk, dan kemudian kau bernyanyi".
"setuju". Kata mina. "Karena aku tidak diizinkan untuk minum, aku akan mengambil foto untuk pemerasan".
Yeri mengerutkan bibir. "Ibumu akan ada disana. Bisa se menyenangkan apa ini nanti?".

Seojoon sedang berada dipanggung saat kami masuk. Bertengger di bangku tinggi dengan lampu yang menyorotinya, pria itu menyanyikan isi hatinya pada mom. Sungguh romantis. Kami menunggu sampai seojoon menyelesaikan lagunya. Kemudian sorakan riuh dimulai, dipimpin olehku. Seojoon membungkuk dengan malu-malu, kemudian berlari kecil menuruni undakan tangga menuju meja dimana mom berada. Sambil menunduk, seojoon mencium mom dengan lembut kemudian duduk di sisinya.
"Kami disini". Panggilku, mengikuti jungkook melewati barisan meja.
"Oh, bagus kalian berhasil kesini". Mom berdiri dan mengambil alih acara perkenalan.

Jungkook menangkupkan jemarinya diatas jemariku dan terus menggenggamnya. Untunglah tak ada orang yang memperhatikan, sementara yang lainnya menatap panggung, jungkook membuka telapak tanganku dan menciumnya. Aku gemetar karena rasa panas dari mulutnya, dan mata jungkook begitu gelap karena gairah. Dia tidak melepaskan tanganku.

Aku memperhatikan Yeri yang sesekali melirik kearah jungkook, tapi mereka tidak bicara satu sama lain. Sekitar satu jam kemudian Yeri pergi ke toilet. Jungkook menunggu dua menit dan kemudian menyusulnya. Aku tidak ingin bersikap seperti ini, tapi aku harus tahu apa yang ingin dikatakan jungkook. Aku menyusuri ruangan dan bergerak tanpa bersuara menuju lorong, aku menunggu di pojokan, menajamkan telingaku. Aku mendengar pintu terbuka dan tertutup dan beberapa ketukan yang sepertinya sepatu hak tinggi Yeri.

LOVE J.J (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang