chapter 13

226 35 0
                                    

Jungkook menggeleng melihatku. Aku membuka celana jeansnya dan menurunkannya sampai ke lututnya. Saat kejantanannya terbebas, jungkook mendesah lega. "Tidak bisa dipercaya kita melakukan ini".
"Ayolah, jangan bilang kau tidak pernah membayangkan kita bercumbu disini".
"Sekali atau dua kali". Jungkook mengakui disertai erangan.
"Duduk dan nikmatilah. Tapi jika kita berdua ingin mendapat pelepasan tanpa di pergoki, kita harus cepat. Tidak boleh berusaha mengontrol dirimu, oke?".
"Aku tidak bisa melakukannya bahkan jika aku mencoba". Gumamnya, menarik kepalaku turun.

Tidak ada waktu untuk menggoda, jadi aku mengambil posisi, meregangkan tubuh diatas sofa, kemudian menelusurkan lidahku ke atas dan kebawah penisnya untuk membuatnya basah. Jemari jungkook mengencang di rambutku, aku memasukkan kejantanan jungkook kedalam mulutku. Dia tersentak keatas, tubuhnya langsung bergerak. Tidak ada kelembutan dalam caranya mengambil alih mulutku, hanya kebutuhan mendesak.

Napas jungkook berubah semakin cepat. "Sial! Nikmat sekali. Lebih keras jihyo. Gigi, sedikit saja..."
Untuk menjawabnya, aku menggesekkan gigiku dengan ringan kebawah. Aku tahu, jungkook menyukai sedikit rasa sakit. Jungkook tersentak, menggeramkan suara yang belum pernah kudengar darinya. Jungkook gemetar dan mendorong masuk begitu dalam di tenggorokanku, sampai aku hampir tersedak, dia menggerakkan pinggulnya di atas ujung jariku, seperti memberikan dorongan lalu kemudian jungkook mencapai puncak, membanjiri mulutku dengan dorongan yang panas dan tersentak-sentak.

Jungkook membenahi bajunya dengan tangan gemetar dan kemudian dia memusatkan perhatian untuk melepaskan celana jeansku, "buka kakimu". Katanya serak.
Jungkook menjatuhkan diri dengan posisi berjongkok dan mendekatkan mulutnya ke pusat tubuhku, cukup bertahap sehingga aku tidak menegang, tapi setelah dia sampai disana, jungkook menggila, menelusurkan lidahnya sampai aku tidak bisa berhenti menjerit. Kemudian dia menambahkan dua jarinya, menggodaku dalam sementara mulutnya mencicipi inti diriku, itu membuatku semakin bergairah.
"Ayolah, cantik. Tidak perlu berpikir". Katanya, di geramkan di atas kewanitaanku yang licin, menaikkan tingkat kenikmatan ku. "Rasakan saja ini, rasakan aku".
Jungkook menekuk jemarinya, menekan keatas, dan tubuhku melengkung merasakan puncak kenikmatan yang menerpa diriku. Jungkook menelusurkan lidahnya sampai tubuhku berhenti bergetar, kemudian dia membawaku ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

"Itu tadi gila". Bisik jungkook. "Kurasa aku tidak punya kekuatan untuk berdiri".
"Mereka akan berpikir kau kelelahan karna bekerja". Aku duduk di sebelahnya, merasa sama terkurasnya.
Tuan jeon masuk lebih dulu, dengan ibu jungkook. Yuna dan kekasihnya mengikuti. Aku harus mengakui, Hyunjin memang menarik, dengan hidung seperti rajawali dan bentuk wajah yang tajam dan keras. Dia lebih ramping daripada jungkook, tapi matanya coklat hangat. Mengekor dibelakang mereka.

Akhirnya yuna menjatuhkan diri di sebelah ku dan aku langsung memberi yuna sebuah pelukan hangat.
"Kau ikut kuliah musim panas?". Tanyanya.
"Yap. Sebagian besar, mata kuliahku di transfer. Aku pada dasarnya masih mahasiswi tingkat dua, tapi aku merasa lebih bahagia di jurusan komputer. Aku bisa melakukan sesuatu yang nyata dan berguna. Dan aku satu-satunya gadis yang mengikuti kelas online, kau tidak akan percaya berapa banyak omong kosong yang kudapatkan".
"Dan kau melemparkannya kembali kepada mereka".
Aku tersenyum. "Ya. Memang, jadi beritahu aku. Apa kau sudah mendapatkan sahabat sekamarmu setelah aku?".
"Teman". Kata yuna. "Bukan sahabat. Kau yang akan selalu jadi sahabatku".
Dua menit kemudian, yuna keluar, menawarkan padaku gelas dingin. "Jadi...kau dan jungkook?"
"Ya". Kataku. "Mungkin seharusnya aku mengatakannya lebih cepat".
"Kita berhenti memberitahukan segala hal pada satu sama lain beberapa waktu yang lalu". Papar yuna.
"Aku tidak tahu itu salah siapa".
"Tidak usah mengkhawatirkan soal itu. Tapi...aku sungguh merindukanmu, jihyo. Email darimu tidak menunjukkannya, tapi aku bisa membaca makna di baliknya. Aku tahu ketika kau menutup diri dariku".
"Tidak disengaja".

LOVE J.J (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang