Helloooo... Komen sampai 30 aku baru up lagi yaAa
Jamy mengantar Tysa ke tempat kerjanya sambil membicarakan hubungan mereka ke depannya.
"Bicara dulu sama Mahen, mas"
"Iya nanti aku usahain ngobrol sama dia"
"Kalau Mahen gak setuju sama hubungan kita?" Tanya Tysa
"Aku akan membuat dia setuju, perlahan tapi pasti"
"Hilsa udah setuju, tapi belum tahu kalau kamu papinya Mahen"
"Nanti kita ketemu di acara lamaran ya, itu pun kalau Mahen ngasih restu" jawab Jamy
"Gak apa-apa, mas. Aku tunggu kok"
Tysa hanya tersenyum saat tangannya dikecup oleh Jamy.
° ° °
Mahen baru saja pulang sekolah dan hawa tidak nyaman sudah ia rasakan saat mobil milik omanya terparkir di garasi rumahnya.
Saat ia masuk ke dalam rumah omanya langsung memanggilnya.
"Ada apa, oma?"
"Seandainya papi kamu minta restu kamu untuk menikah kamu gak boleh menolak!"
"Tapi.... Mami—"
"Cckkk... Mamimu aja gak peduli sama kamu, gak pernah kembali lagi. Emang kamu mau anak saya sampai tua cuma ngurusin kamu?"
"Anak saya juga perlu istri!"
"Kamu gak kasihan lihat anak saya ngurusan bocah penyakitan kaya kamu? Gak ada penolakan atau kamu terima sendiri akibatnya!"
"Baik, oma" jawab Mahen
Tidak ada yang salah dari ucapan omanya. Benar, ia hanya bocah penyakitan yang menjadi bencana bagi papinya.
° ° °
Jamy berada di kamar Mahen, ia ingin membicarakan soal kisah asmaranya dan ingin meminta restu sang anak.
"Orangnya baik, Mahen. Dia cantik, anggun, dan ibu yang baik"
"Papi bahagia?"
"Bahagia... Papi rasanya beruntung banget punya dia di hidup papi"
"Aku juga bahagia kalau papi bahagia. Apapun yang papi mau lakukan asal papi bahagia maka lakuin aja. Mahen juga bakalan bahagia"
Jamy langsung memeluk sang anak.
"Mahen, terimakasih sudah hadir di hidup papi"
"Makasih juga buat papi yang selalu ada buat aku"
Mahen hanya ingin papinya bahagia, ia ingin ada yang menghibur papinya saat ia pergi nanti.
° ° °
Tysa berdandan rapi, hari ini adalah pertemuan dirinya dengan keluarga besar calon suaminya.
"Bunda cantik banget" puji Hilsa
"Kamu lebih cantik...."
"Calon suami bunda orang kaya kah? Kita ketemuan di resto mewah?"
"Calon suami bunda insyaallah bisa jadi kepala keluarga yang baik buat kita"
Tak lama seorang pria dengan balutan jas hitam diikuti tiga orang datang sambil membawa beberapa hadiah.
Mata Hilsa dan Mahen tak sengaja bertemu. Mereka sama-sama tak menyangka.
"Selamat siang, Tante, om" sapa Tysa
"Panggil ibu sama ayah aja. Bentar lagi kan jadi istrinya Jamy"
"Hai ..." Sapa Jamy kepada Tysa dan Hilsa
KAMU SEDANG MEMBACA
MANDALIKA (MARKHYUCK GS)
FanfictionKita emang saling cinta. Tapi orang tua kita juga gak bisa dipisahkan