🍁Hyun-Jea { 8 }

6 0 0
                                    

    Mendengar kata penyelesaian, Nam-yun
    langsung melihat kearah Hyun-jea, dan
    langsung menarik tanganya. "selesai,
    apa yang Kau katakan, apa yang telah
    Dia pinta darimu" ucap Nam-yun, karna
    tak mungkin Hyun-jea mengatakan
    kebenaranya, Ia pun berbohong pada
    Nam-yun, dengan mengatakan, bahwa
    Hee yeon-ji meminta uang untuk
    lukanya.

    Namun alasan itu tak sepenuhnya
    diterima Nam-yun, tampak dari kerut
    wajahnya yang kurang percaya. "apa
    Kau mengatakan yg sebenarnya"
    skak Nam-yun yang membuat Hyun-jea
    tersenyum salting. "kembalikan tas itu"
    ujar Hyun-jea yang langsung pergi dari
    hadapan Nam-yun. "Khey" pangil Nam-
    yun

   "bukankah kita sudah
    menyelesaikannya, kenapa kau
    masih mencari masalah" bisik Hyun-jea

   "orang yang bersalahlah yang harus
    meminta maaf" jawab Hee yeon-ji
    sembari menatap Nam-yun. "apakah
    uang yang diberikan Hyun-jea tidak
    cukup bagimu" sinis Nam-yun.

    Kedua teman Hee yeon-ji yang
    mendengar kata uang, seketika
    tertawa berbahak-bahak, begitu pun
    dengan Hee yeon-ji yang terlihat
    menahan tawa, yang kemudian pecah
    karna tak kuat menahan tawa. "apa, Kau
    bilang uang, apa kau tau apa yang dia
    lakukan" tunjuk Hee yeon-ji pada Hyun-
    jea.

   "tidak, masalah ini sudah selesai, ayo
    kita pergi, ayo" ajak Hyun-jea sembari
    berusaha menarik tangan Nam-yun.
    Nam-yun yang merasa ada kejangalan
    terus menatap Hyun-jea yang terus
    mengajaknya untuk pergi.

   "apa yang kau lakukan pada mereka
    untuk menebus kesalahnku" bentak
    Nam-yun. Hyun-jea yang sudah
    membendung air mata, yang diselimuti
    rasa takut hanya bisa terus memegang
    tangan Nam-yun. "Hyun-jea, aku
    bertanya padamu, apa yang telah Kau
    lakukan" ucap Nam-yun yang langsung
    melepas tanganya.

    Hyun-jea yang dari tadi hanya
    mengelengkan kepalanya, tak bisa
    berkata apapun. "aku bertanya untuk
    tarakhir kalinya padamu" bentak Nam-
    yun. "hanya uang, hanya sedikit uang"
    jawab Hyun-jea, yang membuat ketiga
    pria itu tertawa kembali. "aku sudah
    menjawab, ayo kita masuk, nanti kita
    bisa terlambat"

   "apa yang telah ia perbuat untuk kalian"
    tanya Nam-yun dengan duka dihatinya
    pada ketiga pria tersebut. "tak banyak,
    hanya hiburan, dengan tamparan
    sepatu yang mengecap di pipinya" ucap
    Du-ngo.

    Hee yeon-ji yang ternyata tak benar-
    benar ingin mengungkap kebenaranya
    langsung menyenggol Du-ngo setelah ia
    mengatakan kebenaranya.

    Sedangkan Nam-yun yang mendengar
    itu, mengingat saat Hyun-jea tertidur
    kemarin malam, ia memang melihat pipi
    Hyun-jea yang sedikit memerah.

    Kesal pada Hyun-jea, Nam-yun langsung
    menghampiri Hyun-jea dengan
    perasaan sedihnya. "apa kau melakukan
    itu untukku" tanya Nam-yun yang
    berusaha keras menahan tangisnya.
   "semua masalah sudah selesai
    sekarang, ayo Kita masuk" ucap Hyun-
    jea dengan wajah pasrahnya.

    Saat Hyun-jea ingin melangkah masuk,
    ia langsung melihat Nam-yun yang
    melangkah maju, dan meninju wajah
    Hee yeon ji dibagian bibirnya. "Nam-
    yun" tarik Hyun-jea. "kenapa kau tidak
    mengatakan semuanya padaku, jika aku
    tau lebih awal, aku akan_"

   "akan apa, kau memang tidak pernah
    mau menyesali kesalahanmu, jadi
    tolong hentikan ini semua" pinta
    Hyun-jea yang membuat Nam-yun
    terdiam sesaat. Disisi lain Hee yeon ji
    yang tak terima langsung mendorong
    Nam-yun, tanpa melihat sekeras apa ia
    telah mendorong Nam-yun, sampai ia
    terjatuh karna Hee yeon ji sibuk
    menutupi darah yang keluar dari
    bibirnya. "Nam-yun" pangil Lee- duho
    yang langsung menolong Nam-yun yang
    terjatuh ditumpukan salju. Diatas lantai
    dengan beberapa anak tangga
    dibawahnya.

    Dengan kesal melihat sahabatnya
    diperlakukan seperti itu, Hyun-jea
    langsung mendorong  balik Hee yeon ji.
    Namun dengan replex Hee yeon-ji
    langsung mendorong Hyun-jea sampai
    terjatuh tergusur ditumpukan salju, dan
    menuruni anak tanga itu, dengan posisi
    wajah yang menempel pada salju.

    Melihat Hyun-jea yang terjatuh, Hee
    yeon-ji panik dan langsung
    menghampiri Hyun-jea, untuk
    menolongnya, namun sebelum ia
    menolong Hyun-jea, ia  sudah mendapat
    pukulan dari lee-duho.

    Hyun-jea yang sama sekali tidak
    menginginkan pertengkaran itu,
    langsung menghadang mereka agar
    berhenti bertengkar dihadapannya.
  "hentikan, bukan kah semuanya sudah
    selesai, lalu apa lagi yang Kau inginkan,
    apakah tamparan itu, masih kurang, jika
    iya, kenapa kau menghentika aku waktu
    itu" ujar Hyun-jea yang membuat
    Hee yeon ji terdiam tak bisa berbuat
    apapun sembari mengingat tamparan
    yang dilakukan Hyun-jea.

   "ayo kita pergi" ucap Nam-yun sembari
    menuntun Hyun-jea pergi masuk
    kedalam kelas. Setelah masuk Nam-yun
    langsung mendudukan Hyun-jea
    dibangku tempat duduk Nam-yun. yang
    membuat Na seo jun langsung melihat
    Hyun-jea yang melewati bangkunya, ia
    langsung melihat kearah belakang dan
    melihat Hyun-jea dengan keadaan
    penuh dengan salju. Yang disusul
    dengan kedatangan lee-duho yang
    duduk disebelah Seo-jun.

  "apa Kau terluka" ucap Nam-yun yang
    langsung duduk dihadapan Hyun-jea,
    sembari menyingkirkan butiran² salju
    dari wajah Hyun-jea, dengan air mata
    yang terjatuh saat melihat Hyun-jea
    tiba² mengeluh untuk tidak disentuh
    dibagian pipi yang ternyata terdapat
    luka. "kenapa Kau melakukan itu, Kau
    memberiku penyesalan terbesar" tanya
    Nam-yun.

    Seo-jun yang melihat itu langsung
    melihat kearah duho dan menanyakan
    apa yang terjadi pada Hyun-jea, ya, duho
    langsung menceritakan semuanya
    tanpa terlewat satu ceritapun.

    Hyun-jea yang tak mengangap semua
    yang telah terjadi padanya, adalah hal
    serius, yang terlihat dari tadi hanya
    memegang perlahan luka dibagian
    pipinya itu. "apa lukanya terasa sakit"
    tanya Nam-yun, yang lagi² tak mendapat
    respon apapun, ia hanya mendapat
    respon gelengan kepala, yang tak
    memiliki arti pasti.  "apa kau dengar"
    tanya Nam-yun yang langsung berdiri
    dari hadapan Hyun-jea dan duduk
    dibangu lee-duho. "Sudahlah, jangan
    membuat drama baru dikehidupanku,
    wajahku sudah hancur sekarang"
    ucapnya yang langsung beranjak dan
    pergi ketempat duduknya. "khih,
    hancur itu hanya goresan luka"

    Melihat Hyun-jea yang mengarah
    kearahnya, duho langsung beranjak dan
    pergi ketempat duduknya.

    Hyun-jea duduk, lalu melihat kearah Na
    seo-jun, yang langsung membuatnya
    keluar entah kemana dan kembali
    dengan beberapa minuman seperti
    susu ditanganya, ia berlari dan
    memberikan satu botol pada Nam-yun.
    "ini" ucap Nam-yun. "untukmu" bisik
    Hyun-jea lalu kembali ketempat
    duduknya.

   "apa yang terjadi pada gadis itu"

    Duho yang mendengar Nam-yun sedang
    bertanya, langsung mendekatkan
    dirinya pada Nam-yun dan berbisik.
   "mungkin dia sedang jatuh cinta pada
    seseorang" ucapnya.

                                      ***

Hyun-jea [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang