4. Fakta Mencengangkan🎶

59 9 3
                                    

🎶🌻🎶

Kepopuleran tak selamanya menjamin kebahagiaan.

🎶🌻🎶

Author's POV

"Seperti tahun-tahun sebelumnya, murid baru pada tahun ini berjumlah 40 orang sehingga kehadiran enam orang tadi menjadi tanda akhir penyambutan siswa baru 'School of Magic Voice Tahun 2021'!"

Seketika tepuk tangan riuh memenuhi ruangan luas itu. Suasana cukup meriah dan sebenarnya hal itu di dominasi kehisterisan murid perempuan.

"Saya harap kalian mampu beradaptasi dengan cepat. Karena dua hari lagi 'penyambutan' siswa baru yang sebenarnya, baru akan di mulai. Maka dari itu untuk 40 siswa baru, mohon mempersiapkan diri secara fisik maupun mental."

Suara tepuk tangan kini berganti dengan bisikan dari siswa lama yang memandang meja murid baru dengan raut sulit di artikan. Namun kebanyakan tatapan yang menghunus mereka adalah tatapan remeh.

Sebenarnya di ruangan itu ada lima meja yang berisi murid baru dan letaknya semua berada di sudut depan aula makan ini.

🎵🎵🎵

Suasana yang tadinya sunyi, kini perlahan mulai riuh kembali. Para murid yang sedari tadi menunggu momen makan bersama, bersorak girang begitu sesi perkenalan murid baru selesai dilaksanakan.

"Baik, Anak-anak, karena perkenalannya telah usai, kalian dipersilakan untuk menikmati hidangan yang ada di hadapan kalian."
Suara Ms. Hiza selaku MC acara malam ini kembali menggema usai Prof. Pioney selesai menyampaikan perkenalan dan pembacaan tata tertib.

"Makan? Perasaan nggak ada makanan?" gumam Fiki yang merasa heran.

Pasalnya meja di mana semua murid duduk tak ada satupun yang terdapat makanan. Apakah Ms. Hiza salah? Oh tentu saja tidak!

"Tunggu sebentar lagi. Kau pasti akan takjub!" ucap Easter menjawab keheranan yang berenam rasakan.

Dan benar saja, ketika suara jentikan jemari lentik milik Ms Hiza terdengar, bagai cerita di negeri dongeng, seketika meja milik mereka terisi penuh dengan makanan yang menggoda dan tentu saja lezat.

"HAH?!"
Keenam siswa itu memekik terkejut. Mulut mereka melongo dan mata mereka hampir terlepas begitu melihat apa yang ada di hadapannya.

"Tutup mulutmu, sebaiknya kita cepat menghabiskan ini semua sebelum waktunya habis."

"Waktu? Kita makan juga diberikan waktu?" tanya Fenly yang nampak semakin penasaran dengan kebiasaan murid di Somaic ini.

Easter tak langsung menjawab, ia mengambil sebuah roti gandum dan beberapa slice daging.
"Yah memang begitu kenyataannya. Sekolah ini bukan sembarang sekolah musik, kau harus terbiasa di didik secara militer juga."

"Tunggu... mengapa harus begitu?"

Easter mengendikkan bahunya sembari menggigit rotinya yang telah penuh dengan berbagai isi.

"Udah, Fen, makan aja napa gak usah banyak tanya. Kalau lo gak mau juga gapapa sih gue siap lahir batin ngabisin bahkan sebelum waktunya habis," celetuk Fiki yang ternyata sudah menyuap beberapa roti yang terlihat lezat.

"Fik, perut lo kayaknya punya kapasitas tak terhingga ya? Lo jadi setinggi gunung baru tau rasa bakal dibully bocil karena jadi raksasa," sindir Shandy yang jengah dengan tingkah rakus seorang Fiki.

School Of Magic Voice || UN1TYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang