" Udah sih La. Lagian si kulkas juga udah punya cewek, jadi dia nggak boleh akrab sama cewek lain ". Ucap Alice.
Aqila lupa hal itu, matanya berkabut saat dia ingat bahwa Arkha sudah punya cewek.
" Yaudah, besok lanjut tugasnya di rumah siapa ?" Tanya Aqila.
Ola memalingkan wajahnya, cewek itu tidak bisa menjamin bahwa ayahnya suka kebisingan di rumahnya. Seorang tentara kaku yang selalu membaca koran dan memerlukan suasana hening di rumahnya.
Alice mencebik " di rumah gue aja ".
Ola menoleh, sumringah menatap sahabatnya itu.
" Gue pulang dulu ya. Kalian hati-hati, kalo udah nyampek kabarin ". Aqila bangkit, melambaikan tangan sambil berjalan menjauh dan melangkah pulang.
***
Matanya menatap sekeliling, tidak mendapati siapapun berada di rumah. Ada. Pak Tio yang berada di pos satpam rumahnya." Sepi ". Melanjutkan langkahnya menaiki tangga perlahan. Perasaannya sedih, terbiasa dengan melihat Arkha namun kali ini tidak ada.
Sesuatu menabrak Aqila. Sontak cewek itu mendongak, bukan sesuatu namun seseorang.
" Maaf " ucap orang di depannya.
" Kak Arkha ".
Arkha menghela napas saat gadis di depannya hanya melongo dan menatapnya tanpa henti.
" Kenapa ? Sakit ?"
Aqila menggeleng pelan, " enggak kak. " Lalu menunduk. " Aqila ke kamar dulu kak ". Batin Aqila masih terlalu lemah mengingat ucapan Alice di taman tadi. Dia harus menjaga jarak dari Arkha, dia juga perempuan, harusnya dia menjaga perasaan dari milik orang lain.
Arkha menatap kebingungan. Baru kali ini Aqila tidak terlalu sumringah di depannya. Biasanya gadis itu akan menunjukkan senyum paling cerah padanya.
Aneh kalo dia nggak ceria. Batin Arkha. Cowok itu lalu kembali melanjutkan langkahnya yang terhenti karena menubruk Aqila saat dirinya mau menuruni tangga.
Di dalam kamar Aqila.
" Kayaknya selsai sampai sini aja aku sukanya sama kak Arkha. Aqila udah capek. Kak Kiran cewek sempurna dan cocok buat kak Arkha. Iya, ayo Aqila, bisa yuk lupain ". Menatap langit-langit kamarnya.
Matanya berkaca saat harus menekan kembali rasa itu. Aqila benar-benar lelah dengan perasaannya sendiri. Arkha mungkin menjauh karena memang dia sudah pacaran dengan Kiran.
Aqila yang bodoh, tetap menempel bagai benalu padahal sudah berkali-kali dibuang.
***
Pak Tio berlarian kesana-kemari, menciptakan suara berisik di pagi hari.
Arkha yang bersiap ke sekolah berhasil teralihkan.
" Kenapa Pak ?" Menarik tangan Pak Tio yang panik.
" Anu, itu neng Aqila sakit. Saya lagi cari obat tapi nggak ketemu, ke apotik masih belum buka ". Jelas pria paruhbaya itu.
Arkha keluar sepenuhnya dari ambang pintu. " Biar aku aja yang urus pak. Bapak siapin mobil aja buat ke rumah sakit, nanti kita bawah Aqila kesana ". Ucap cowok itu tenang.
Pak Tio mengangguk lalu berlari keluar menuruti ucapan Arkha. Sedangkan cowok itu berjalan ke arah kamar Aqila.
" Lo kenapa lagi sih Qil ?" ucap cowok itu sembari berjalan.
Tiba di kamar cewek itu, disana Aqila menyelimuti dirinya tanpa cela. Melihat itu Arkha mendekat, menarik selimut dari tubuh cewek itu lalu menyentuh keningnya.
" Panas ".
Aqila mencebik. Kenapa harus Arkha ? Dia ingin melupakan cowok itu, dan kemana Pak Tio ?
Aqila menatap Arkha. " Kakak nggak sekolah ?"
" Dengan lo begini ?"
Aqila memalingkan wajahnya yang merona. Ucapan Arkha semakin membuat detak jantungnya tidak karuan.
Arkha keluar, berniat mencari handuk untuk mengompres cewek itu. Dan Aqila kembali menarik selimut yang terbuka oleh Arkha tadi.
Setelah beberapa menit Arkha masuk, dengan baskom berisi air dan handuk yang diselempangkan di bahunya. Sebelum ke kamar Aqila, cowok itu memberitahu Pak Tio untuk istirahat dulu karena dia akan mencoba merawat cewek itu dengan jalur alternatif.
" Obat lo bukan gue ". Ucap Arkha mendekat. Mendapati cewek itu menatapnya dari balik selimut, mengintip dari sana.
Aqila kepergok. Gadis itu buru-buru menutup selimut namun tiba-tiba ditarik oleh cowok di sampingnya.
Arkha mengompres Aqila perlahan, menekan lembut handuk itu di keningnya.
" Cepet sembuh ". Ucap Arkha saat selesai melakukan kompresannya, kini keluar dan menunggu reaksi pada Aqila.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIJODOHIN SAMA CRUSH?
General FictionAqila hanya berharap dia suka. Tapi untuk punya, masih ada kesempatan untuknya? " Gue suka sama Lo Aqila. Lo suka sama gue kan? " " Iya " Cowok itu tersenyum. Merasa sudah menang dengan cewek di depannya. " Tapi itu dulu Kak. Hanya gadis bodoh yang...