{ 8 }

78 49 4
                                    

Bukan keinginanku menyukaimu, rasa itu tumbuh karena keajaiban yang tidak pernah aku temukan. Batin seseorang yang kini tatapannya kosong, entah karena apa, hatinya galau. Aqila.

Gadis itu selalu cemburu melihat Arkha dan Kiran, namun apa haknya untuk marah dan mempertahankan perasaan cemburunya.

Kini hanya gado-gado yang sudah sedikit mendingin mampu mencairkan perasaannya.

" Aqila !" Panggil seseorang. Melambaikan tangan tepat di seberang posisi gadis itu duduk.

Aqila mengangguk sembari tersenyum memberi kode dengan kedipan mata agar orang itu datang kepadanya. Benar saja. Siti anak kelasnya itu menghampiri Aqila.

" Qil. Kamu jadi kelompok aku lho " Siti bersemangat, gadis dengan aksen wajah khas jawa, hitam manis itu terssenyum exited ke arah Aqila.

Aqila tahu bahwa Siti dijauhi anak kelas karena terlalu norak dan culun. Gadis manis itu selalu tersenyum jika bersama dengan Aqila, karena hanya gadis itu yang tidak menjauhi Siti.

" Bagus dong. Nanti atur aja time-nya " Ucap Aqila menyendok satu suapan ke mulutnya.

Siti mengangguk lalu memeluk Aqila sebelum kembali pergi.

Aqila menatap heran ke arah Siti yang berjalan keluar, sampai matanya melihat seseorang datang bersamaan dengan perginya Siti. Arkha.

Cowok itu berjalan sendiri ke kantin. Dimana seseorang yang selalu menempel padanya, pikir Aqila.

Arkha menatap sekeliling, berharap mendapatkan tempat nyaman untuk makan. Yass,, dia mendapatkannya tepat di pojok kantin. Meja itu kosong, tepat di sampingnya meja yang Aqila tempati. Tatapan mereka bertemu.

Aqila yang gelagapan karena ditatap lama oleh Arkha mengedarkan pandangannya ke semua arah.

Arkha cuek, meskipun bingung dengan sikap cewek itu yang terlihat, panik.



***


Sekolah usai, Aqila terus menghubungi nomor pak Tio namun nihil. Sudah hampir satu jam menunggu.

" Bareng gue ." Seseorang berhenti tepat di samping Aqila. Dengan motor vespa matic-nya. Itu Arkha, dan tentu saja Aqila sangat kaget karena menatap kemustahilan di depan matanya sekarang.

" Enggak kak. Nunggu pak Tio jemput ". Aqila berusaha menolak, walaupun hati dan jantungnya tidak karuan.

Arkha mendengus " Pak tio nggak akan dateng ". Ucapnya membuat Aqila menoleh.

" Kenapa ? Kok kakak bisa tau ?"

" Gue tinggal di rumah lo Qil ". Arkha memanggil namanya, walau singkat. Membuat debaran jantungnya meningkat.

" Pak Tio lagi ke rumah sakit karna anaknya sakit ". Jelas Arkha.

Aqila membulatkan bibirnya membentuk huruf o. " Kalo gitu aku naik bus aja deh ". Masih berusaha menolak.

Arkha menarik lengan gadis itu yang beranjak pergi. " Ikut gue !"

Aqila terkejut dan segera menuruti tawaran cowok itu. Maksa banget sih Batinnya.

Arkha menyodorkan helm ke cewek itu dan segera melaju pulang. Tidak peduli dengan raut kesal Aqila di belakang.

Ditengah perjalanan, Aqila berpikir bahwa dia ingin menjenguk anak Pak Tio, namun tidak berani meminta pada Arkha.

" Kita jenguk anak pak Tio !!" Ucap Arkha yang mengejutkan Aqila.

" Kok sama sih ?" Bisik Aqila.

" Mau nggak ?!" Ucap Arkha lagi sambil mengendarai motornya.

" Mau mau !!" Aqila mengangguk, dan langsung Arkha berbelok ke arah jalan menuju rumah sakit tempat anak Pak Tio dirawat.

Sebelum kesana, mereka berdua berhenti tepat di sebuah supermarket untuk membeli sesuatu untuk menjenguk anak Pak Tio.

Aqila berjalan di lorong makanan kering, tergoda dan benar saja perutnya langsung berdemo ingin diisi.

" Yuk ". Arkha membawa buah dan beberapa makanan kering untuk dibawah. Sedangkan kaki Aqila kaku karena lapar.

" Laper kak ". Menatap melas ke arah Arkha.

Arkha hanya menatap datar. " Kita mampir cafe dulu ". Sungguh, respon itu adalah keajaiban untuk Aqila.

Ada apa dengan Arkha ? Dia terus merasa aneh dengan sikap berbeda cowok itu hari ini.

DIJODOHIN SAMA CRUSH? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang