{ 14 }

63 39 2
                                    

" Aqila ! " Panggil seseorang dari belakang cewek itu. Memutar tubuhnya, lalu melihat seseorang menghampirinya. " Hai Qil ". Ucap Kaif sesampainya di hadapan Aqila.

" Ada apa Kak ?"

" Nanti sore lo free nggak ?"

" Emmm, iya kayaknya, kenapa ?"

" Gue minta temenin ke toko buku mau nggak ?"

" Aku ?"

" Iya elo ". Berusaha meyakinkan.

" Oke. Nanti ya ". Aqila memang bebas untuk sore ini. Cewek itu melangkah pergi, namun belum selangkah kakinya bergerak, lengannya dicekal oleh Kaif.

" Kenapa Kak ?"

Kaif menghela napas " lo kan nggak punya nomor gue ".

Aqila nyengir, menampilkan deretan gigi cantiknya. " Eh, iya ".

" Nih ". Cowok itu menyodorkan sebuah kartu nama ke hadapan Aqila, kemudian mereka saling melambaikan tangan sebelum berpisah.


***


Di halte bus.

Aqila menunggu bis. Ya. Sejak Arkha keluar dari rumahnya, ia memilih untuk menggunakan angkutan umum seperti bis. Matanya memicing beberapa kali sambil menoleh ke kanan, mencoba menerawang sebuah kendaraan besar itu.

" Lama banget ya ".

" Sama gue aja ". Ucap seseorang dengan mengendarai sepeda motornya.

" Kak Arkha ?" Aqila kebingungan. Dia ingin menolaknya " nggak papa kak. Paling bentar lagi bis-nya dateng ".

" Sama gue aja ". Ucapan Arkha sedikit membuat Aqila bergidik.

Cewek itu menerima sodoran helm dari Arkha dan mulai menaiki jok belakang. Mencoba menghindari kontak fisik dengan cowok itu. Karena sudah seminggu ini Aqila mencoba melupakannya.

Arkha melaju. Mengawasi cewek di belakangnya beberapa kali dari kaca spion. Wajah Aqila yang kekecilan saat mengenakan helm membuatnya tertawa di dalam helm full face miliknya.

Kak Arkha kenapa sih? Aku gugup banget kak, berhenti lihatin aku deh. Batin cewek itu.

Aqila tahu lirikan Arkha di spion. Tidak dipungkiri cewek itu juga berusaha mengintip Arkha disana.

Setelah memakan beberapa menit di jalan dan kegugupan Aqila yang luar biasa. Akhirnya cowok itu mengantarkan Aqila dengan baik di depan rumahnya.

Aqila turun, menyodorkan helm ke Arkha, " makasih kak ". Cewek itu pergi.

Arkha semakin kesal dengan acuhan Aqila. Dia ingin cewek itu tersenyum padanya lagi. Rasanya sepi saat Aqila menghindarinya selama seminggu ini.

***

Pesan masuk _____

Hai Qil. Jadi ya ?
Kaif.
14.00

Hah? Oh. Jadi kak
Aqila.
14.01

Gue jemput dimana nih ?
Kaif.
14.01

Jl. Permadani, no 21
Aqila.
14.04

Oke
Kaif.
14.04

___________________

Terkejut. Aqila memang sudah menyimpan nomor Kaif. Tapi karena kejadian Arkha memberinya tumpangan tadi. Seolah Aqila lupa dengan dunianya. Semuanya teralihkan. Dia lupa.

Dan. Bukan Aqila jika tidak membagikan kejadian tadi pada sahabat-sahabatnya. Agar mereka tahu dan tidak mencurigai dirinya untuk menyembunyikan apapun dari mereka.

Istana Mimi Peri ___

Kalian tau ?
Aqila.
14.05

Kenapa lo Qil ?
Ola.
14.05

Iya nih. Baru aja gue mandi udah bunyi hp gue
Alice.
14.05

Gue mau keluar sama kak Kaif
Aqila.
14.06

Sumpah ?🤯 demi apa lo Qil. Kok bisa ?
Alice.
14.06

🙄lo kenapa cepet banget dapet ganti si kulkas ?
Ola.
14.06

Bukan gitu. Selama seminggu ini gue emang agak deket sama kak Kaif. Sejak dia bantuin gue di perpus, kan gue udah cerita. Dia deketin gue muluk😁
Aqila.
14.07

Anjir sok cantik temen kita La.
Alice.
14.07

Iya bener Ala
Ola.
14.07

Gimana nih ?
Aqila.
14.07

Gimana apanya La ? Keluar aja, gue dukung kok🥰
Alice.
14.07

Nggak papa kali La. Lo kan nggak pernah nge-date ama cowok 🤣🤣
Ola.
14.08

Anjir si Ola. Bener banget😂
Alice.
14.08

Puas sekali kalian ya😶
Aqila.
14.08

Ini mungkin yang terbaik buat lupain si kulkas Qil.
Ola.
14.09

_____________

Pesan berakhir. Hening.

Aqila beranjak, berjalan ke arah lemari besar di kamarnya.

" Aku nggak punya baju ". Celetuk Aqila, sedangkan lemarinya saja penuh.

Tangannya menyingkirkan beberapa baju, menggeser mereka sampai menemukan satu gaun selutut yang mencuri pandangannya.

DIJODOHIN SAMA CRUSH? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang