Bab IX: Ciuman Mematikan (Part 2)

225 19 8
                                    



A C T R O I D

"BAB IX: Ciuman Mematikan"

Part II

.

.

.

.

Tahun 2110
(Masa kuliah Off dan Gun)

.

.

.

.

.


"Jumpol,"

Geram amarah bergolak dari Presiden Direktur Adulkittiporn Corp menghentikan langkah kaki Off Jumpol.

Ny Dararat, ibunda Off Jumpol, duduk diam di sofa dan mengulum kecemasannya di genggaman tangan. Jemarinya setengah bersembunyi menyembunyikan gerak gelisah. Matanya lurus menatap jejeran berkas ahli waris, dan air mukanya tenang, tidak seperti isi kepalanya yang berceceran di seluruh ruangan.

Sepatu pentofel Jumpol mendadak bisu, tapi bukan karena ia takut. Ia berbalik menantang geram itu. Ia masih muda, dipenuhi gejolak idealis pula, dan pikiran-pikiran naif.

"Kalau adopsi diperbolehkan, kenapa gak adopsi cucu baru, dan beri dia semua harta Kakek."

"Dararat, kau ini melahirkan anak macam apa." Amarah itu melesat meludahi ibunda Jumpol.

"Ini gak ada urusannya dengan ibuku!" Jumpol menyembur cepat.

"Jika ayahmu belum mati, sudah pasti kusuruh dia membawa pewaris baru, daripada anak setan tidak tahu diuntung sepertimu!"

"Ayah," kali ini Ny Dararat yang menyela. Air muka tenangnya akhirnya pecah berhamburan. Jemari gemuknya terbang ke lengan Presiden Direktur, meremas-meremas memohon ampunan. "Izinkan kami berdiskusi lagi. Aku akan merayunya. Aku yakin kali i--"

"Dia ini anak keras kepala!" Presiden Direktur membentak. Tangannya digibaskan cepat sampai Ny Dararat terhempas kembali ke sofa. Jumpol hampir berlari menangkap ibunya. "Berapa banyak waktu yang aku berikan untukmu, Jumpol? Di luar sana, banyak yang ingin menjadi pewaris kekayaan Adulkittiporn, tapi kau ini tolol!"

Cengkraman Jumpol begitu kuat bergelung sampai kukunya yang tumpul itu melukai telapak tangan. Matanya merah menahan amarah. Rasanya ia mampu menendang guci harga jutaan dolar di sudut ruangan lalu ia juga tendang meja yang dipenuhi dokumen konyol soal pewaris harta. Habia itu ia mau menaiki meja denga papan "Presdir. Therakkphom Adulkittiporn" buat menendang papan itu ke jendela. Tapi yang akhirnya ia lakukan adalah berbalik memunggungi nalang di mata kakeknya. Yang menahan amarahnya hanyalah keyakinan bahwa Presiden tidak akan menggunakan ibunya sebagai ancaman agar Jumpol sudi menjadi pewaris.

Dokumen-dokumen itu menjelaskan bahwa Jumpol Adulkittiporn adalah pewaris tunggal dari seluruh kekayaan yang dimiliki Adulkittiporn Corporation. Semua harta akan jatuh padanya setelah Jumpol menikah dan memiliki seorang keturunan. Jika Off Jumpol menolak surat waris tersebut, maka tak sepeser pun dari harta Adulkittiporn Corporation berhak diberikan kepada Off Jumpol dan keturunannya.

Teriakan Presiden tak dihiraukan. Pentofelnya menghentak yakin meninggalkan ruangan. Meninggalkan pekikan Ibu yang memohon ia untuk kembali.


OffGun: A C T R O I DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang