#5

118 13 0
                                    

Chimon masih terpaku dengan apa yang dilakukan Nanon sebelumnya. Dan saat ini Nanon sedang memegang remot untuk memindah-mindahkan playlist musik di tv nya. Sesekali Chimon mengalihkan pandangannya ke arah lain tapi tetap saja seperti termagnet untuk menatap Nanon disana.

Suasana semakin akward, Nanon fokus ke tv, dan Chimon masih berusaha menenangkan dirinya.

"Kita main kemana Mon?"-Nanon memulai pembicaraan.

"Bebas, aku ngikut kamu."-Chimon.

"Nonton aja gimana?"-Nanon.

"Boleh, emangnya ada film bagus hari ini?"-Chimon.

"Gatau juga. Kayanya ada film action yang baru rilis. Atau kita liat langsung disana aja."-Nanon

"Oke deh. Cepetan gih ganti baju."-Chimon.

"Iya bentar hehe."-Nanon.

Lalu Nanon masuk kedalam kamarnya untuk ganti pakaian. Selesai ganti baju Nanon teringat sesuatu untuk ditanyakan pada Chimon.

"Aku mau nanya boleh?"-Nanon.

"Tinggal tanya aja."-Chimon.

"Kenal Ohm Pawat?"-Nanon.

"Kaya familiar. Tapi aku sedikit lupa."-Chimon.

"Pernah deketin kamu katanya."-Nanon.

"Oh iya. Aku ga inget. Ada fotonya?"-Chimon.

"Ada nih."-ucap Nanon sambil memperlihatkan foto Pawat dari Hp nya.

"Oh iya aku inget, pernah mau ngajak pulang bareng. Cuman ngilang anaknya. Kamu kenal?"-Chimon.

"Iya itu sahabat aku haha."-Nanon.

"Sempit banget ya dunia hehe."-Chimon.

"Tapi jangan ditanggepin lagi ya."-Nanon.

"Lah kenapa emang?"-Chimon.

"Kan sekarang ada aku haha."-Nanon.

"Emm baru juga kenal semalam nih."-Chimon.

"Iya juga yah. Tapi cepat atau lambat juga....."-Nanon menggantungkan ucapannya.

"Kenapa Non?"-Chimon.

"Nanti lagi deh. Ayo kita otw."-Nanon.

Merekapun berangkat kesalah satu mall dipusat kota. Cuaca terlihat mulai mendung, Nanon langsung mempercepat motornya.

"Nanon pelan-pelan."-Chimon.

"Takut keburu ujan, kamu pegangan aja."-Nanon.

Dengan ragu-ragu Chimon memegang area pinggang, tepatnya hanya memegang pada kain jaket Nanon. Dia memegang erat namun tak terasa nyaman bagi Nanon. Dan tanpa basa-basi Nanon menarik tangan Chimon dari samping kearah perutnya sehingga tangan Chimon melingkar pada tubuh Nanon. Dengan halus tangan Nanon mengelus tangan Chimon seperti memberikan isarat untuk memeluknya saja, dan saat itu juga Chimon berani untuk memeluk erat tubuh Nanon.

Chimon belum pernah mendapatkan moment ini, dia merasa bahagia dan merapatkan dadanya pada punggung Nanon. Tanpa disadari dibalik helmnya Nanon hanya tersenyum merasakan bisa begitu dekat dengan Chimon.

Dan merekapun tiba di mall,untung saja hujan baru turun ketika mereka sampai dimall. Karna jarang dibonceng menggunakan motor, Chimon kesulitan melepaskan helm. Nanon yang melihatnya hanya diam menyaksikan Chimon yang kesulitan melepaskan helm, dengan sedikit tertawa.

"Bisa ga lepasin helmnya?"-Nanon.

"Susah Nanon, bantuin dong bukan malah ngetawain."-ucap Chimon sambil sedikit cemberut.

As Long As You Love Me | NamonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang