Welcome and Enjoy...
.
.
.
Sebagai laki-laki muda yang belum pernah menjelajahi luas bumi, Uchiha Sasuke yang masih berusia 17 tahun bisa dibilang laki-laki yang penuh oleh rasa penasaran. Ia ingin mengisi masa mudanya dengan beragam pengalaman, baik atau buruk. Ia ingin mencecap udara di belahan bumi yang berbeda, mendaki posisi penuh kuasa, menakhlukkan tantangan demi tantangan yang katanya, mampu membuat seorang anak laki-laki menjadi pria.
Uchiha Sasuke menginginkan jalan hidup yang baru dan penuh lika-liku. Ia ingin bebas mencoba apa saja, terluka dalam prosesnya atau malah bersuka-cita. Uchiha Sasuke selalu menginginkan masa setelah kelulusannya menjadi era baru yang penuh warna.
Karena keinginan itu pula, Uchiha Sasuke berdiri di depan rumah Haruno Sakura. Tangan pemuda itu memeluk sebuah box yang dari isinya--merupakan barang-barang pemberian si anak tunggal keluarga Haruno.
"Terima kasih sudah repot-repot mengantar ini kembali," kata Sakura.
Surai merah mudanya berayun halus tertiup angin. Aroma manis dari parfume yang Sakura kenakan begitu familiar di hidung Sasuke. Laki-laki itu menarik napas dalam-dalam, mengenang aroma yang cepat atau lambat akan ia tinggalkan.
Sasuke menatap wajah Sakura. Lingkar hitam tebal berada di bawah matanya, bersama dengan hidung yang sembab dan wajah yang membengkak. Dari penampilan Sakura, Sasuke bisa menebak kalau gadis merah muda itu habis menangis. Sasuke juga bisa menebak kalau alasan dari tangisan Sakura datang dari keputusan Sasuke tempo hari.
Sasuke ingin putus dengan Sakura. Tidak, lebih tepatnya, Sasuke memutuskan Sakura. Setuju atau tidak.
Karena keputusan sepihak yang Sasuke buat, Sakura menjadi kacau-balau. Patah hati dan depresi.
Sakura tidak ingat sudah menciptakan masalah kepada Sasuke. Ia--sejak menjalin hubungan dengan pemuda bermata onyx itu selalu menjadi pihak yang berkompromi dan penuh toleransi. Ia tidak pernah komplain ketika Sasuke cuek kepada pesan-pesannya, lupa pada anniversary atau ulang tahunnya, tidak pernah merasa keberatan ketika Sasuke jarang menunjukkan kasih sayang.
Sakura melakukan apa saja untuk mempertahankan hubungan mereka yang memang tidak stabil. Sakura sudah berusaha keras, tapi mengapa kapal yang ia layarkan dengan upaya mati-matian masih kandas di tengah jalan?
Benar, semua ini kembali lagi pada Sasuke. Pemuda itu adalah alasannya.
"Ini tidak ada sangkut-pautnya padamu. Aku memutuskan berpisah denganmu semuanya demi diriku sendiri. Aku mempunyai masa depan yang panjang dan aku tidak ingin menyia-siakan masa depanku dengan menghabiskannya hanya untuk bersamamu."
Kata-kata Sasuke setajam bilah pedang, Sakura bertanya-tanya apa Sasuke mempertimbangkan perasaannya ketika mengatakan kata-kata itu?
"Masa depan yang kau katakan, apa aku sama sekali tidak ada di dalamnya?"
Sakura ingin berharap sedikit saja...
"Tidak."
Jawaban Sasuke tidak mengejutkan.
"Bagaimana dengan selama ini, apa kau pernah mencintaiku?"
Pertanyaan klise itu mau tidak mau keluar dari bibir Sakura. Ia merasa jijik pada dirinya sendiri yang sudah bersikap seperti cewek melodrama dari novel remaja. Tapi..., hatinya ingin tau apa makna di balik manik hitam itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUR SCENT (SASUSAKU)
FanfictionUchiha Sasuke tidak pernah menyesal terhadap keputusan yang sudah ia buat. Ia tidak pernah menangisi susu yang tumpah atau bahkan meratapi waktu yang sudah berlalu. Uchiha Sasuke tidak pernah menyesali apa pun sampai ia mencium aroma manis yang men...