•Hope you enjoy this part readers•
•
•
•
••••••••••••••••
Jeansyah Juandra putra sulung dari pasangan Johan Juandra dan Kamila itu dari kecil selalu dituntut. Dituntut selalu jadi yang terbaik , di tuntut memenuhi ekspetasi dan ambisi orang tua , di tuntut mandiri , dan dituntut untuk selalu bisa. Terkadang Jean merasa lelah , sangat lelah ingin mengeluh dan berkata tidak . Tapi tak bisa , dia yang sedari kecil dipaksa menuruti perintah orang tua sulit baginya untuk memberontak.
Apalagi setelah adiknya , Jinan Juandra lahir . Orang tuanya semakin memaksa dirinya untuk tumbuh mandiri dan menjadi kakak yang baik bagi adiknya , ketimpangan kasih sayang yang kadang ia rasakan membuatnya sedikit membenci adiknya.
"Jean , kenapa nilai kamu turun ?" Tanya Johan menginterogasi anaknya , pasalnya nilai semesteran Jean banyak yang merosot.
"Maaf pa , Jean kurang belajar."
"Papa nggak peduli ya Jean ! kamu harus perbaiki nilai nilai kamu. Sekarang sana masuk kamar , belajar ! Papa mau jemput Jinan dulu."
"Iya pah."
Jean beranjak dari hadapan papanya kemudian naik menuju kamarnya , sampai di kamar Jean mengunci pintu kamarnya. Bukan menuruti perintah papanya , Jean membuka pintu balkon kamarnya memandang papanya keluar bersama mobil BMW hitam untuk menjemput Jinan . Jean tersenyum sinis , papanya tidak pernah menjemput dirinya. Iri ? tentu ada, tapi Jean sudah terbiasa.
"Oiiii kuda nil!! , Jean berteriak dari balkon kamarnya saat melihat Rendra melintas di depan rumahnya.
Rendra yang dipanggil , mendongakkan kepalanya menatap Jean sambil menyilangkan tangan di depan muka , silau men.
"Main sini Ren!!" Seru Jean.
"Bokap lo ada nggak ? " Jawab Rendra setengah berteriak juga
"Aman , jemput si anak kesayangan dia . Cepet sini!!"
"Otw bos." Rendra langsung berlari masuk kedalam rumah Jean , toh gerbangnya nggak dikunci , pintu rumah nggak dikunci , lancar sentosa lah.
"Buka pintuny njing !" Rendra menggedor pintu kamar Jean yang terkunci.
"Masuk buru!"
Rendra yang kebetulan tadi dari minimarket depan kompleks membeli beberapa ciki , meletakkan belanjaanya di meja nakas kamar Jean.
"Wih gini dong , dateng bawa oleh oleh." Jean mengambil satu bungkus ciki.
"Yeee samoyed ! hoki aja lo kebetulan gue dari minimarket."
"Hehehe makasih , muach."
"Hueek , jijik gue."
"Lo nggak dibolehin keluar ?" Tanya Rendra.
"Betul " Jawab Jean singkat.
"Nggak capek apa lo belajar mulu , lo tuh sekali kali harus berani bilang apa yang lo mau Je ! jangan mau di perlakukan kek robot gini. Lagian gue bingung deh sama ortu lo itu , gue liat si jingan -."
"Jinan ndra!." Koreksi Jean
"Iya Jinan , dimanja banget sama nyokap bokap kalian. Apa apa diturutin , nilai bagus jelek bokap lo nggak mencak mencak . Lah lo ? minta barang aja dikasih syarat syarat segala , nilai turun dikurung seharian.
Kadang tuh gue bersyukur jadi anak tunggal , nggak dibeda bedain gitu." Ujar Rendra panjang lebar.
"Nggak dibedain sih , tapi lo diduain kan sama kerjaan papi mami lo." Sahut Jean sengit.
"Ya bener sih ! mereka lebih sayang sama kerjaan daripada gue. Bodoamat penting dompet sama kartu kredit gue aman sentosa , nggak kaya anaknya di John tuh ! keluarganya kaya anaknya kaya gembel."
"Hahaha , jangan gitulah kadang kasian gue sama Haikal di babuin mulu sama keluarganya."
"Ajak kesini gih , Ren!"
Rendra beranjak menuju balkon kamar Jean , rumah Jean sama Haikal itu hadap hadapan , kamar mereka juga. Rendra berteriak keras membuat orang orang dibawah menatap dirinya.
"WOIII HAIKAL , SINI MAIN RUMAH JEAN!!"
"WOII ANAKNYA JOHN , DENGER NGGAK LU!!"
"BRISIK LO KUDA NIL GANGGU TIDUR SIANG GUE." Balas Haikal dari kamarnya sama sama teriak.
"BURUAN SINI! GUE BELI CIKI TADI."
"IYA BENTAR !!"
"BURU KEBURU SI JOHAN PULANG , DI USIR LO !"
"Asu ! Pengang kuping gue , serasa di hutan gue." Protes Jean.
"Weh bapak lu pulang Je , auto disuruh puter balik nih si Haikal." Rendra buru buru menutup pintu balkon kamar Jean dan masuk kedalam saat mobil BMW milik Johan terlihat mendekat.
"Biarin tuh anak dengan otak absurd-nya bisa aja nrobos papa gue."
Nah yang digibahin alias Haikal berdiri kikuk di depan pintu rumah Jean.
"Haikal kamu mau ngapain ?" Tanya Johan .
"Ng-nganu om mau ketemu Jean."
"Jean lagi belajar ! kalo ngajak main mending kamu pulang !" Ucap Johan galak.
"Yee si om suuzon aja , Haikal mau minjemin catatan fisika sama Jean Om. Nilai fisika Jean merah kan Om ? itu karena dia jarang nyatet makanya dia minta tolong pinjem catetan punya Haikal. Haikal kan rajin om selalu mencatat." Haikal menunjukan buku yang sejujurnya kosong kepada Johan.
"Oh yaudah sana ! jangan ganggu Jean tapi."
"Siap Om." Haikal langsung berlari menuju kamar Jean.
Haikal mengetuk pintu kamar Jean tidak sabaran , sampai pintu dibuka pun tanganya masih mengetuk alhasil malah kena jidat Jean. Haikal hanya cengengesan lalu langsung melesat ke dalam kamar Jean.
"Kok bisa nrobos satpam penjaga rumah lo."
"Wah anjir bapak lo yang ganteng nan jelita dikatain satpam Je ." Adu Haikal.
"Emang bener kok udah kaya satpam tu orang." Jawab Jean.
Tiga sekawan itu terkekeh bersama.
"Nih kurang satu nih si Arlen." Ucap Haikal.
"Arlen mana berani kalo disuruh nrobos bapaknya Jinan."
"Suruh manjat jendela aja lewat samping , kasian tekanan mental dia dirumah." Rendra memberi saran.
"Mending kita yang keluar aja nggak sih ? "
"Nanti kalo papa gue tau gimana ?"
"Aelah Je, gini deh kita susun rencana." Haikal merangkul kedua sahabatnya dan membisikan rencana rencana indah di kepalanya.
Sesuai rencana , Haikal keluar dari kamar Jean turun kebawah nah bagus dia menemukan Johan bersama dengan Kamila mamanya Jean . Sesantai mungkin Jean berjalan supaya tidak menimbulkan kecurigaan apalagi mamanya Jean punya kepekaan yang tinggi kalo sampai ketahuan ya wassalam.
"Loh kal , mau pulang?" Tanya Kamila mama Jean
"Hehe iya tante , Jean-nya mau tidur katanya capek kasian tante." Jawab Haikal sesantai mungkin.
"Yaudah makasih ya udah temenin Jean , salam buat orang rumah." Kamila tersenyum ramah berbeda dengan Johan yang sedikit curiga.
"Iya tante , pulang dulu." Haikal sedikit berlari keluar rumah.
Dia berhenti di bawah balkon kamar Jean , memberi kode agar dua orang disana turun. Jean dan Rendra turun dengan bergelantungan pada tali yang diikatkan pada pembatas besi balkon kamar Jean. Begitu sampai bawah Jean memotong tapi tersebut dia dan Rendra keluar dengan mengendap.
••••••••••••••
Hai meet again with me😁
Thank you for reading jangan lupa vote dan komen-nyaSee you👋
Ttd
@nashiii_
KAMU SEDANG MEMBACA
Child (NCT Dream 00L)
FanfictionBagaimana empat sekawan mendefinisikan apa itu keluarga ? tempat dimana mereka memulai segalanya , memulai bahagia , memulai luka , memulai ambisi , dan lain sebagainya. Apa apa yang pertama pasti mulainya dari keluarga. Apa itu saudara ? orang yang...