6. Terlupakan

303 50 3
                                    

•Hope you enjoy this part readers•



•••••••••••••••

"Assalamualaikum bunda , anak ganteng pulang." Arlen memasuki rumah dengan raut ceria.

"Halooo nggak ada orang ni ?" Arlen menaikan nada suaranya ketika tak mendapat jawaban.

Biasanya sepulang sekolah , ada bunda di ruang tamu juga adiknya yang dengan senang hati menyambutnya dengan ceria.

"NI RUMAH KOSONG YA ? GUE MAU NGRAMPOK BRANGKAS AYAH!!" Arlen berteriak tapi tetap tidak ada jawaban.

Arlen mengeluarkan ponselnya guna menghubungi salah satu anggota keluarganya.

Baru berniat menghubungi nomer bundanya , wanita kesayanganya itu sudah mengirimi pesan pada Arlen terlebih dahulu. Mengatakan kalau seluruh orang rumah sedang keluar merayakan kemenangan Ryu , karena juara 2 lomba debat di kampusnya.

Sesaat kemudian ayahnya mengirim foto ke group keluarga besar , semua anggota keluarganya terlihat bahagia. Banyak yang membalas dengan ucapan selamat dan rasa bangga. Arlen tersenyum sinis , hatinya sedikit merasa sakit. Mereka semua menganggap seakan-akan tidak pernah ada anak yang bernama Arlendra , satu pun tidak ada yang menanyakan keberadaanya tidak ada yang peduli akan dirinya. Keluarganya sendiri saja terkadang lupa akan dirinya.

Dulu saat adiknya lahir Arlen cemburu , biasanya anak anak wajar menunjukan kecemburuan seperti itu ngambek ,tidak mau dekat dekat dengan orang tua apalagi adiknya. Tapi berawal dari ngambek itulah orang tuanya perlahan melupakan dirinya , tidak lagi memanjakkan dirinya , lebih mementingkan adiknya berkedok kata kata seorang kakak harus mengalah pada adiknya.

Sejak kecil Arlen dan Ryu tidak pernah akur , dulu bunda bilang Ryu mau punya adik perempuan sehingga saat Arlen lahir Ryu marah. Ryu sejak dulu tidak pernah memposisikan dirinya sebagai seorang kakak bagi Arlen , tidak mau mengalah , mau menang sendiri , tidak seperti dirinya yang selalu dipaksa mengalah untuk Reina . Hingga saat adik cantiknya Reina lahir , Ryu baru memposisikan dirinya sebagai seorang kakak untuk gadis kecil itu. Melupakan bahwa dia punya adik lain.

Arlen punya orang tua lengkap , seorang kakak dan adik , keluarga yang lengkap dan harmonis tapi dia merasa hidup sendiri. Dipaksa mandiri dan selalu mengalah , perasaan perasaan kecewa , sedih , terluka , membuat dirinya perlahan mati rasa.

"Lah ngapain gue nge-galau" Arlen menepis setetes air mata yang melewati pipinya.

"Emang gue peduli ? mau mereka jungkir balik kek , perang kek , nyari kecebong kek , nggak peduli gue !"

"Arlendra anti sadboy !! Yok rumah Rendra ngabisin stok makanan."

Arlen segera mengganti baju seragamnya dengan baju santai lalu melipir ke rumah Rendra.

••••••••••••••

"Rendraaaaaaa" Arlen berteriak di depan gerbang rumah Rendra.

"Nggak usah teriak teriak mas !." Satpam rumah Rendra menatap sebal , dikira hutan apa teriak teriak.

"Hehe maaf Pak , kirain nggak ada orang."

"Loh terus saya apa dong kalo bukan orang?".

"Ya maaf tadi saya nggak lihat bapak."

Begitu gerbang dibuka Arlen berjalan masuk ke dalam . Sampai di halaman rumah Rendra ,

"Eh mas mas ! Den Rendra nggak ada dirumah." Satpam tadi sedikit berteriak kepada Arlen .

"Lah kenapa nggak bilang daritadi sih Pak !" Arlen berjalan kembali ke arah pos satpam.

Child (NCT Dream 00L)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang