prolog

155 42 12
                                    

BRAKK!

Satu meja telah dibuat melayang oleh seorang gadis. Untung saja ruangan itu tidak ada penghuni, yang membuatnya bebas untuk menghancurkan apapun yang ada disana.

"ANJING!" Teriak Gadis tersebut.

Gadis dengan rambut terurai itu memandang sebuah surat kabar, surat kabar dengan berita yang ia benci. Ia merobek-robek surat kabar tersebut, lalu membuangnya sembarangan di lantai.

Gadis tersebut berjalan menghampiri sebuah foto dengan bingkai warna pink dan motif kelinci di pinggir-pinggir bingkai itu. Ia memandang sebuah foto yang sudah agak usang. Tanpa ia pinta dan tanpa bisa ia tahan, air matanya lolos begitu saja.

"Nggak akan gue biarin mereka tenang!"

---

Tringgg...

Bell sekolah SMA Sliferty telah berbunyi. Seorang gadis dengan rambut digerai berjalan menyusuri lorong untuk pergi ke ruang kepala sekolah.

Setelah menemui kepala sekolah untuk mengurus berkas-berkas pindah sekolah, kini gadis tersebut berjalan menuju kelasnya dengan pak Elvan sebagai pemandu. Kebetulan kelas yang gadis itu tempati sedang jam pelajaran pak Elvan—pelajaran Olahraga.

"Ini kelas kamu, silahkan masuk" ujar Pak Elvan.

Gadis tersebut masuk kedalam kelas. Kelas yang tadinya ramai seketika hening, sangat hening. Semua beralih menatap gadis tersebut—terpesona.

"sekarang kamu perkenalkan nama kamu"

"Nevana" ujar nya.

Mereka semua terdiam. Menatap Neva dengan heran, bisa-bisanya ia hanya menyebut 'Nevana' tanpa apapun lagi, setidaknya sedikit basa-basi menyebutkan nama panjang nya, apakah serumit itu, sampai tidak ia sebutkan?

Pak Elvan merasa keadaan semakin canggung, entah Nevana yang terlalu cuek atau teman-temannya yang hanya bertatapan tanpa mau bersuara.

"ya sudah, kamu bisa duduk di bangku depan Angkasa"

Angkasa yang mendengar namanya disebut mengangkat tangannya, agar Nevana mengetahui tempat duduknya.

Nevana mengangguk, lalu berjalan menghampiri tempat duduknya.

"Oke anak-anak sekarang kita turun ke lapangan, untuk kamu Neva kamu nggak usah ikut olahraga dulu, tapi ikut turun aja ya, dari pada dikelas sendirian" ujar Pak Elvan.

Nevana mengangguk. Begitupun siswa siswi lainnya.

massage.

Nevana : Angkasa, 11 IPS 2

.... : Tepat sasaran.
        Anak Avaros
        Angkasa Asvatama, panglima tempur
       Ketuanya Raja, wakil nya Jevras
        Anggota lainnya, Sadam, Brian, Rey,
       dia orangnya.

Nevana : Rey?

.... : yes.

Nevana : Let's start this game.

---

Hallo !!

Gimana untuk chapter prolog nya?
By the way ini cerita kedua ku ya, jika kalian ingin membaca cerita pertama ku, bisa cek di daftar publikasi atau cek akun wattpad ku ya

Jangan lupa vote dan comentnya ya 🦋🦋

Terima kasih sudah mampir, semoga suka dengan cerita ini!🦋🦋

SPERANZA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang