Ali's pov
Hari demi hari sudah berlalu, dan sekarang gak kerasa gue udah tiga bulan dekat dengan Michelle. Gue sangat bahagia karena gue bisa bertemu sama orang yang cantik dan baik kayak Michelle. Tapi gue juga merasa bersalah karena semenjak ada Michelle gue lebih banyak ngabisin waktu sama dia daripada sama Prilly, sahabat gue sendiri.
Maka dari itu, hari ini gue berniat nyamperin Prilly di rumah pohon tempat biasa kita main. Tapi saat gue sampai, gue lihat gak ada siapa disana, gue pun ke rumah Prilly siapa tau dia masih kebo karena hari ini hari minggu dan masih jam 7 pagi.
"Assalamualaikum, tante Prilly nya ada gak.". Teriak gue dari depan rumah Prilly. "Walaiqumsalam, ehh nak Ali cari Prilly ya. Prilly nya gak ada nak, katanya dia tadi mau ke danau didekat hutan.". Jawab nyokap nya Prilly. Ohh ternyata si Prilly ke danau, tapi mau apa dia ke danau? Biasanya sih dia ke danau kalau lagi galau atau ada masalah. Ahh yaudah lah gue samperin ajah daripada bingung disini.
"Nak Ali kenapa bengong?". Ucap nyokap si Prilly membuyarkan lamunanku. "Ehh iya tan, kalo gitu Ali mau nyusul dulu Prilly ke danau ya tan. Assalamualaikum.". Pamit gue ke nyokap Prilly. "Iya walaiqumsalam, hati hati nak.". "Iya tan.". Ucap gue sambil berlari.
Setelah berlari beberapa km akhirnya gue tiba didanau yang memang cukup jauh dari pemukiman. Gue lihat ada seorang gadis yang sedang duduk diayunan pohon besar yang terletak di dekat tepi danau. Siapa lagi kalau bukan Prilly, gue samperin ajah langsung ah.
"Woy Prilly, ngapain lo pagi pagi gini udah kesini ajah. Lagi galau ya lo, haha". Gue langsung nyerocos sambil duduk diayunan satunya lagi, tepatnya disamping Prilly. "Ihh Ali lo ngagetin gue ajah, kirain siapa. Gak kok gue gak lagi galau, gue cuma mau menghirup udara segar ajah sambil lari pagi.". Jawabnya yang sedikit kaget karena kedatanganku.
"Ohh, kirain lo galau gara gara gue banyak ngabisin waktu sama Michelle daripada sama lo.". Ucap gue so pede, haha. "Huh kepedean banget lo, ya enggak lah.". Elaknya, tapi tunggu gue lihat matanya sembab seperti habis nangis.
"Prill lo abis nangis ya, mata lo kok sembab gitu.". Tanya gue seperti mengintrogasi. "Umh..ehh gue gak abis nangis kok, gue tadi cuma kelilipan doang.". Jawabnya, tapi gue yakin dia berbohong. Terlihat dari cara ngomongnya yang gelagapan tadi.
"Jujur ajah deh Prill, gue tau kok kalo lo lagi bohong sama gue!". Gue semakin kepo sebenarnya apa yang terjadi sama nih anak, selama gue deket sama Michelle dia jadi pendiam dan jarang ngomong. Padahal kan biasanya dia paling bawel sama gue. "Apaan sih lo li bawel tau gak sih, GUE GAPAPA ALI!!!". Bentak nya kepada gue dengan penuh penekanan kata katanya. Uhh ngeri gue, baru kali ini Prilly ngebentak gue, biasanya juga manja lo.
Tapi tunggu, gue lihat matanya mengeluarkan air, dia nangis saat ngebentak gue. Tapi kenapa, what happen with Prilly?.. Sekarang diotak gue penuh dengan pertanyaan karena sekarang Prilly nangis sesenggukan sambil menutup wajahnya dengan telapak tangan. Gue langsung saja turun dari ayunan dan berjongkok dihadapan dia sambil meluk dia.
Gue masih diam, gue akan bertanya jika Prilly sudah merasa tengang. Dan akhirnya gue lihat dia udah berhenti nangis sesenggukan, dia sekarang lebih tenang. Perlahan dia menurunkan tangannya dari wajahnya yang sembab. Gue masih gak ngomong apa apa, gue saling bertatapan dengan dia. Gue sedih ngeliat dia tiba tiba kayak gini, gue khawatir Prill sama lo.
"Lo jahat li.". Tiba tiba kata itu terlontar dari bibir indah Prilly. Kenapa dia bilang gue jahat, emang apa yang udah gue lakukan sama dia. "Maksud lo apa sih Prill, gue bingung tiba tiba lo kayak gini?". Ucap gue bingung.
Author pov
Ali yang mendengar ucapan Prilly seperti itu menjadi semakin bingung sebenarnya ada apa dengan sahabat tercantik nya itu. "Maksud lo apa sih Prill, gue bingung tiba tiba lo kayak gini?". Ucap Ali bingung. "Lo berubah li.". Hanya kata singkat itu yang Prilly ucapkan. Yang membuat Ali semakin bingung.
"Lo berubah li semenjak ada Michelle, lo lebih menghabiskan banyak waktu sama dia yang baru lo kenal daripada sama gue sahabat lo sendiri yang udah dari kecil bareng sama lo!". Ucap Prilly panjang lebar, terlihat oleh Ali, Prilly kembali menjatuhkan air matanya saat menjelaskan kenapa ia menangis.
Mendengar pernyataan Prilly yang seperti itu, Ali menjadi semakin merasa bersalah. Karena gara gara dia dekat dengan Michelle, Prilly merasa dilupakan. "Gue udah duga Prill, pasti gara gara gue. Itu juga alasan gue kesini, gue mau minta maaf ke lo karena selama beberapa bulan ini gue lebih banyak menghabiskan waktu sama Michelle daripada sama sahabat gue sendiri.". Jelas Ali pada Prilly. Terlihat Ali menitikkan air mata nya saat mengucapkan itu. Ali sangat merasa bersalah karena Prilly menangis gara gara dia.
Ali pun memeluk Prilly lagi dan menangis dibahu Prilly. Terlihat Prilly kembali mengeluarkan air matanya karena ia tak menyangka Ali merasa sangat bersalah karena meluapakannya selama beberapa bulan ini. Dan dari penjelasan Ali tadi, Prilly sadar bahwa Ali wajar lebih mementingkan Michelle daripada dirinya, karena Ali sangat mencintai Michelle. Dan mulai saat ini mungkin Prilly tidak akan egois lagi, ia akan membiarkan Ali dengan Michelle asalkan Ali bahagia.
Prilly melepaskan pelukan Ali. "Li maaf gue mungkin egois, gue tau lo sangat mencintai Michelle. Karena itu lo ingin selalu bersama Michelle, gue ngerti kok. Dan mulai sekarang gue gak akan egois lagi, gue rela sahabat gue ini lebih banyak menghabiskan waktu sama orang yang dicintainya asalakan lo janji lo harus selalu bahagia sama Michelle.". Ucap Prilly sambil menangkup pipi Ali dengan kedua tangannya.
"Gue janji Prill, gue janji akan selalu bahagai. Dan gue janji gue akan meluangkan waktu untuk kita berdua, hanya kita berdua.". Ucap Ali sambil tersenyum, ia mengambil tangan kanan Prilly dari pipinya dan menciumnya lama.
"Gue sangat menyayangi lo sebagai sahabat terbaik gue Prill.". Kini Ali berdiri dan menegakan tubuh Prilly untuk ikut berdiri juga. "Gue juga menyayangi lo sebagai sahabat annoying gue li.". Ucap Prilly sambil tersenyum.
"Janji ya gak ada nangis nangis lagi apalagi gara gara gue.". Ucap Ali sambil mengacungkan jari kelingkingnya mengajak Prilly berjanji. "Iya gue janji, dan ingat lo juga jangan cuekkin gue lagi.". Jawab Prilly sambil melilitkan jari kelingkingnya dan jari kelingking Ali.
"Iya janji Prilly chubby yang bawell.". Ali mencubit kedua pipi Prilly yang chubby. "Emmh sakit Ali, yaudah kita ke rumah pohon yuk kita main basket, udah lama nih gak main sama lo.". Kini Prilly mengajak Ali bermain di rumah pohon mereka. "Ayuk, mari princess chubby.". Ucap Ali tersenyum jahil sambil mempersilahkan Prilly jalan duluan. Prilly hanya membalas dengan senyuman manisnya.
Akhirnya hari ini mereka menghabiskan waktu bersama di tempat mereka selalu tertawa dan bermain bersama sejak kecil. Yaitu rumah pohon mereka.
.
.
.
.
.
Bersambung. . .
KAMU SEDANG MEMBACA
Hatiku Untukmu
RomanceHanya cerita tentang seorang gadis dan sahabat lelakinya.