Author pov
Sudah dua hari Ali dirawat dirumah sakit. Tapi Michelle masih belum tahu. Maupun Prilly atau ibunya Ali masih belum memberitahunya. Ibunya Ali lebih senang Prilly yang menemani Ali daripada Michelle.
Keadaan Ali semakin memburuk. Sekarang ia masih belum sadar. Prilly yang selalu setia menjaga Ali selama ini. Bahkan ia tak mau pulang ke rumah karena Ali.
"Nak sebaiknya kamu pulang dulu untuk istirahat. Nanti kesehatan mu terganggu, biar tante saja yang menjaga Ali sementara." tiba tiba suara tante resi mengagetkan Prilly yang sedang memandang wajah pucat Ali.
"Tidak ah tante, Prilly masih mau menemani Ali disini sampai Ali bangun.". Jawab Prilly lirih sambil menitikkan airmata dari mata indahnya. "Ayolah nak, kau juga harus peduli pada kesehatanmu. Biar besok kamu kembali lagi kesini, dan bila tejadi apa apa sama Ali pasti tante telpon kamu.". Jelas tante resi penuh perhatian.
"Baiklah tante, illy akan pulang. Tapi, tante harus kasih kabar Prilly kalau Ali siuman.". Ucap Prilly sambil berdiri dan menghapus air matanya dengan ibu jarinya. "Yasudah sebaiknya kamu cepat pulang, sudah mau malam.". Ucap tante resi sambil menatap Prilly .
"Li gue pulang dulu ya, lo harus kuat ya li. Semoga besok pas gue datang lo udah sadar.". Prilly berbicara dengan Ali, seolah Ali sadar. Prilly pun mengecup kening Ali kilas namun penuh kasih. "Wassalamualaikum tante, Prilly pulang dulu ya.". Pamit Prilly. "Iya nak wallaikumsallam. Hati hati dijalan."
Prilly pun pergi dari rumah sakit berjalan kaki untuk pulang, karena jarak rumahnya dengan rumah sakit tak terlalu jauh. Tapi ditengah perjalanan ada suara yang memanggil namanya.
"Prill...prilly.". Panggil seseorang. Prilly pun menengok. Ternyata itu adalah Michelle. "Eh cel ada apa.". Jawab Prilly kikuk. "Kamu tau gak Ali dimana, dua hari ini Ali gak ada kabarnya. "Apakah gue harus kasih tau Michelle tentang Ali? Hah, gue kasih tau ajah, dia kan orang Ali cintai jadi dia wajib tau.". Ujar Prilly dalam hati.
"Ehh prill kok malah bengong.". Michelle mengibaskan tangan nya didepan muka Prilly yang membuyarkan lamunan Prilly. "Emm cel sebenarnya Ali dirawat dirumah sakit sejak dua hari lalu dan belum sadarkan diri sampai sekarang.". Jelas Prilly.
"Apa prill Ali masuk rumah sakit. Dia kenapa prill, kenapa kamu gak kasih tau aku.". Tanya Michelle panjang lebar. Terlihat sekali rasa cemas dan khawatir dari wajah cantik Michelle, matanya mulai berkaca kaca. "Sebenarnya Ali menderita kanker hati dan itu sudah stadium 4 cel.". Jawab Prilly kini air matanya pecah seketika mengingat keadaan Ali kembali yang sedang berbaring dirumah sakit.
"Apa prill? Kamu gak bohong kan. Ini gak mungkin enggakk.". Michelle kini menangis tersendu sendu dipinggir jalan raya. Banyak orang yang memperhatikan Michelle dan Prilly. "Iya cel gue gak bohong, sebaiknya lo cepat kerumah sakit pondok indah. Disana Ali dirawat diruang mawar lantai 5.". Jelas Prilly.
Tanpa basa basi Michelle pun langsung berlari untuk menemui Ali di rumah sakit. Sementara Prilly berjalan gontai melanjutkan perjalanan pulangnya.
Dirumah sakit...
Michelle kini sudah berada diruang tempat Ali dirawat. Ia diizinkan masuk oleh resi karena resi tau Ali akan senang jika wanita yang sangat putranya cintai itu ada didekatnya.
Michelle masih diam terpaku melihat wajah pucat Ali. Sejak tadi ia tak henti menangis sambil menggenggam tangan Ali. Ia belum bisa untuk berbicara apa apa. Semua ini membuatnya terkejut. Semua nya terlalu tiba tiba. Tapi dia akan berusaha kuat untuk Ali nya.
"Hey Ali sayang ini Michelle nya kamu sayang, please cepat buka mata indahmu itu. Aku tak mau melihat kamu seperti ini sayang. Aku mau lihat tawa kamu. Aku mohon sadarlah. Kami semua disini sedih melihat kamu seperti ini.". Ucap Michelle kepada Ali yang masih saja menutup matanya.
Michelle menangis dalam diam sampai akhirnya ia terlelap dalam keadaan duduk sambil kepala menyender diranjang Ali. Ia terus menggenggam tangan Ali nya.
----------
Kini waktu menunjukkan pukul 2.30 pagi. Ali mulai membuka mata indahnya perlahan. Ia terkejut ada dirumah sakit dengan selang yang memenuhi tubuhnya. Sebelum nya Ali memang sudah mengetahui tentang penyakitnya, tapi ia menyembunyikannya dari siapapun. Sampai saatnya penyakit nya menjadi lebih parah. Dia melihat kesamping. Dilihatnya malaikat cantiknya sedang tertidur. Alipun tersenyum sambil membelai belai rambut Michelle membuat sang empu nya bangun.
"Engh.". Suara khas Michelle bangun tidur. "Ohh maaf malaikatku, aku membuat mu terbangun dari tidur cantikmu.". Ucap Ali sambil tersenyum.
"Ali sayang kamu udah bangun.". Ucap Michelle, matanya berbinar saat melihat kekasihnya itu tersenyum padanya. "Iya sayang aku bangun untuk semuanya yang menungguku.". Jawab Ali masih dengan menyunggingkan senyumannya.
"Kenapa kamu gak pernah cerita kamu mengidap penyakit kanker hati li.". Ucap Michelle lirih. Matanya mulai berkaca kaca. "Bukan begitu sayang. Aku cuma gamau melihat kalian sedih karena penyakitku ini cel.". Jawab ali tersenyum sambil membelai rambut Michelle.
"Tapi gara gara kamu gak kasih tau kita semua penyakit kamu menjadi parah karena tidak diobati sejak dini.". Michelle masih saja menangis. Ali pun duduk diranjangnya dan memeluk Michelle sambil terus membelai rambut Michelle.
"Aku mohon li kamu jangan tinggalin aku. Kita baru saja bersatu tapi ini semua mengapa harus terjadi.". Michelle terisak dipelukan Ali. "Sutt, sayangku Michelle ku udah dong nangisnya. Aku janji aku gak akan ninggalin kamu. Aku akan berusaha hidup demi kamu dan semuanya.". Jelas Ali menenangkan Michelle sambil mengelus punggung Michelle.
"Janji ya?". Kini Michelle melepaskan pelukan Ali. "Iya janji sayang.". Jawab Ali.
Perlahan Ali mendekatkan wajahnya pada wajah Michelle. Ali mengecup bahkan melumat bibir Michelle lembut. Ini kali pertamanya Ali mencium Michelle selama mereka pacaran. Ketika nafas mereka mulai tersenggal senggal, Ali melepaskan pagutannya.
Muka Michelle tampak me merah saat Ali melepaskan pagutannya.
"Ciiee mukanya merah dicium orang ganteng. Haha.". Ledek Ali pada Michelle. Sontak Michelle semakin malu lalu ia mencubit perut kekasihnya itu. "Ihh ali jangan ledekin aku.". Michelle menunduk malu. "Udah ahh jangan malu malu kucing gitu.". Ledek Ali lagi lalu menggelitiki Michelle.
Mereka pun bercanda bersama. Terlihat rona bahagia dari wajah mereka berdua. Sepasang kekasih yang saling mencintai itu.
.
.
.
.
.
To be continue. . .
KAMU SEDANG MEMBACA
Hatiku Untukmu
RomanceHanya cerita tentang seorang gadis dan sahabat lelakinya.