Flash back bagian : 04 [selesai]

505 79 6
                                    

Chapter kali ini, alur nya bakal di potong-potong biar cepet, Jangan protes kalau pusing.

Sekian terima nasib.
...










"Haikal"

Haikal tersenyum prihatin melihat ibu karin yang menyambutnya dengan sedih, bahkan senyuman cerah yang sering Haikal lihat sekarang hanya tersenyum berusaha menguatkan.

Haikal mencium punggung  tangan ibu karin "Maafin Haikal bu haikal telat"

"Iya ga apa-apa, Haikal mau liat karin?"

Haikal mengangguk, Ibu karin Mempersilahkan Haikal untuk masuk kedalam ruangan yang bernuansa putih itu, di sana karin tengah terbaring lemah dengan perban yang terpasang di kepalanya.

"Rin?"

Karin yang tidak tidur itu menoleh ke arah suara, tanpa dia tahu ternyata Haikal sudah duduk di kursi sebelah ranjang nya.

"Maaf gua telat" ujar Haikal.

Karin melirik Haikal sebentar, setelahnya cewek itu memalingkan wajahnya.

"Gua tau lo marah, tapi gua baru sempet kesini setelah denger kabar lo 2 hari lalu gua juga pengen cepet-cepet ketemu lo tapi ayah gua larang gua rin, Maaf"

Karin kembali menatap Haikal "lo ga harus minta maaf kal"

Haikal makin merapatkan kursi nya dan mencondongkan wajahnya ke depan wajah karin.

"Ih apa sih, jauh-jauh lo ntar kena luka gua!"

Suasana yang tadinya sendu kini sudah mulai membaik tatkala Karin memarahi Haikal.

"lo kenapa? Abis di copet?"

Karin menggeleng, Jangan kan Haikal orang tua karin saja tidak tau apa penyebab putrinya begini.

"lo di begal? Atau lo kecelakaan? Oh apa jangan-jangan lo belajar naek motor trus jatoh abis itu nyemplung ke sungai!"

Karin berdengus, "BUKAN"






---

Kini sudah 2 minggu terlalui, selama 2 minggu itu pula Haikal izin tak masuk kuliah karna masih ingin menginap di rumah karin dan ingin menemani teman nya itu sampai benar-benar sembuh.

"lo ga kabarin lia soal ini rin?"

"gua sama lia udah jauh sekarang  jarang berkabar juga, semenjak dia kuliah di surabaya dia udah jarang banget nelpon gua mungkin dia sibuk"

"Ya lo telpon duluan lah"

"Pernah, tapi ga dia jawab"

Haikal yang semulanya duduk di samping karin kini bangkit dan mengambil kunci  motor ayah karin yang tergeletak di atas meja.

"kuy jajan"

"dih, izin sama ayah dulu kalau lo mau bawa motornya"

"bakal di izinin, gua kan sering bawa motor ayah lu, ayuk mau ikut ga? gua jajanin deh"

Karin mengangguk dan mengikuti Haikal yang sudah jalan duluan.

"Berangkat mbak?" tanya Haikal saat Karin sudah siap di jok belakang.

"Berangkat mas, sesuai aplikasi ya?"

"siap"

Semenjak ada Haikal hari-hari karin terasa amat menyenangkan, semua ketakutan dan pikiran negative nya entah hilang kemana karna Karin tidak di berikan waktu overyhingking oleh Haikal, cowok itu malah selalu membuat karin tertawa.

"Kalau pusing bilang ya?"

"iyaaa"

"Kalau kedinginan juga bilang, jangan diem terus"

G A N T U N GTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang