"assalamualaikum"
bintang mendorong benda kokoh panjang berwarna coklat yg berdiri dihadapannya.
Sebelumnya ia sudah melihat ada motor beat berwarna putih dan gerobak bakso dihalamannya.
Ia memasuki tempat dia tinggal dan dibesarkan. Rumah yg begitu sederhana tapi luar biasa nyamannya.
"Lah kosong."
Sabintang yakin keluarganya pasti ada dirumah. Kakak dan abahnya pun pasti sudah pulang.
Ia pun menelusuri setiap ruangan yang ada disana. Tidak melelahkan, karena hanya ada tiga kamar, ruang tamu, dapur, hingga kamar mandi.
Oh ya, keluarga sabintang juga memiliki halaman belakang.
Sampai lah sabintang dihalaman belakang. Dilihatnya pemandangan yang begitu menghangatkan.
Abahnya yang sedang mengurus kandang ayam. bundanya yang sedang mengiris daun bawang. serta kakaknya yang sedang menikmati minuman dingin berwarna, masih dengan mengenakan baju kerjanya.
"Bagi dong." Sabintang merebut minuman yang sedang kakaknya nikmati.
"Ish! Abah liat tuh anak lanangnya." Adu kakaknya sabintang kepada abahnya.
"bintang, itu kan punya kak sania. Punya kamu ada di kulkas." Bundanya melerai keduanya, sedangkan si abah malah senyum sembari memasuki ayam ayamnya kedalam kandang.
Dalam sekejap, minuman berwarna itu habis menelusuri tenggorakan sabintang.
"Itu pasti beda bund. Yang punya kak sania pasti lebih mahal daripada yang dibeliin buat aku." Ucapan sabintang diakhiri dengan sendawa.
"Ya iyalah, orang kakak beli sendiri."
Sania memutarkan bola matanya malas. Ia dengan adiknya yang berselisih tiga tahun itu sering sekali ribut, padahal hanya masalah sepele.
Walaupun begitu sania tetap sayang kepada sabintang. Buktinya dia merelakan mimpinya untuk berkuliah, dan memutuskan bekerja supaya bisa membantu abahnya membiayai sekolah adiknya itu.
Kepala keluarga sabintang hanya lah seorang penjual bakso kaki lima. Sedangkan Bundanya hanya ibu rumah tangga yang terkadang menjadi kuli gosok. Syukurnya dua tahun lalu kakaknya yang bernama Sania Alamra lulus SMK dan langsung melamar kerja.
Sabintang sudah terbiasa hidup sederhana sedari kecil, malahan sedari lahir juga sudah hidup sederhana.
Berbeda dengan sabulan, anak tunggal kaya raya.
Sabulan memarkirkan motor ninja sportnya disebelah mobil goldnya yang berlogo BMW. Ya itu mobil barunya, yang baru dikasih papanya sebulan yang lalu sebagai hadiah ulangtahunnya yang ke-18.
Bulan mendorong gagang pintu berwarna emas yang begitu terlihat mewah. Keheningan langsung menerpanya begitu ia memasuki tempat tinggalnya.
Mama dan papanya adalah orang sukses. Mereka selalu berangkat pagi dan pulang malam. Sabintang sudah terbiasa sendiri dari kecil.
Sabintang terbiasa sederhana namun bersama, sedangkan sabulan terbiasa sendiri namun mewah. mereka benar benar berbeda.
Hanya gender mereka yang sama. Tuhan? Tentu saja juga berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
TASURYA
Teen Fictiondua remaja lelaki yang telah bersahabat sedari janin. sering bertukar cerita, canda tawa, dan pasangan. hingga akhirnya bertukar perasaan. bulan&bintang. persahabatan mereka begitu terang. hingga bintang memasuki chapter 18nya dan ingin merasakan...