Best Friend

1.8K 255 18
                                    

Setelah kejadian itu Adel menuruti kata Ashel. Ia menjauhkan diri dari Ashel. Bukan untuk membuang jauh perasannya tapi untuk memenuhi keinginan Ashel saja. Tentang perasaannya biar Adel yang mengurusnya. Entah bagaimana akhirnya nanti. Yang jelas ia tidak pernah menyesali sudah mencintai Ashel meskipun sudah ditolak sebelum menyatakan.

Kini seminggu sudah berlalu, Adel tidak baik-baik saja. Hancur tentu, tapi ia tidak mau memperlihatkannya pada orang lain. Para sahabatnya bahkan sudah mengetahui tentang permasalahan Adel. Dan tentu sebagai sahabat yang baik mereka tidak menghakimi Adel dengan perasannya itu. Mereka mendukung apapun yang Adel pilih asalkan tidak menyakiti dirinya. Mereka pun kini  tidak pernah membahas tentang Ashel agar Adel bisa terlepas dari bayangan Ashel.

" Eh nginep kek di rumah gua, gua sendirian di rumah " Ucap Oniel

" Sip gass kita party nanti malem " kini Olla yang berucap. Ini sudah jam pulang sekolah tapi mereka mau menghabiskan waktu dulu di kantin sekedar menikmati es kopi bu rin. Mereka bercanda tapi tak lama di meja mereka hening, karna di sebrang sana Ashel, Freya, dan Jessi menghampiri mereka.

" Flo komik kamu nih kemarin ketinggalan dirumahku " Freya menyerahkan komik milik Flora.

" Ohh iyaa pantesan aku cari gaada makasih yaa fre " Freya mengangguk. Dan melihat sekeliling,merasa aneh dengan situasi ini. Pasalnya semua diam. Apalagi Ashel dan Adel yang saling membuang muka.

" Hmm yaudah aku balik dulu yaa flo " Flora mengangguk dan tersenyum. Sekarang kurang nyaman rasanya di situasi seperti tadi. Ralat, suasana selalu tidak tersasa nyaman saat ada Ashel di antara mereka.
Flora dan yang lain tidak memendam benci pada Ashel. Ashel tidak berbuat salah. menerima atau menolak Adel adalah hak dia. Tidak bisa dipaksakan. Hanya saja akan jadi canggung apabila Ashel dan Adel si satu tempat.

" Hmm yaudah kuy balik " mereka berdiri dari duduknya dan membuang sampahnya lalu berjalan menuju parkiran. Dan lagi-lagi hal tidak nyaman terjadi di depan mata. Ashel berjalan beriringan dengan Zee. Bahkan tangan Zee merangkul Ashel.

" Eh nonton yuk, film apa yaa yang enak di bioskop, eh del lu mau nonton apa del gua traktir " ucap Oniel di depan Adel. Adel tersenyum melihatnya. Ia tau yang dilakukan Oniel agar ia tidak melihat atau memikirkan kejadian di depan matanya itu

" Ka oniel , gua gapapa. Udah si biasa aja gua aja biasa aja " Oniel menghela nafas lalu kembali ke samping Adel

" Yang namanya sakit hati mah mana ada yang biasa aja si del" ucapnya pelan sedangkan Adel hanya tersenyum.

" Yaudah lah yaaa sekarang lupain masalah lu pada , yuk kita jalan-jalan" ucap Olla sambil merangkul para sahabatnya itu.

***

Olla benar-benar mengajak mereka ke pantai di ujung kota. Alias daerah Jakarta utara sana. Mereka masih memakai seragam, bahkan masih membawa tas berisi buku pelajaran mereka. Yang beda adalah kini mereka memakai celana olahraga sekolah mereka. Tenang saja , mereka sudah izin pada orang tua masing-masing. Tapi izinnya hanya main ke mall, tidak izin jika mainnya ke pantai.

" Cakep banget yaa laut " ucap Lulu tiba-tiba

" Mana ada ciptaan tuhan yang ngga indah sih ka lulu ' ucap Flora sambil tertawa. Semua ciptaan tuhan memang Indah walau suka di rusak manusia.

" Iyaa termasuk sepupu gua " ucap Olla tiba-tiba

" Hah? Sepupu?" Tanya mereka serempak.

" Hahah napa si, biasa aja dong. Gua punya sepupu cakepnya bahhh kalah semua kali cewe " lanjut Olla sambil mengambil Handphonenya, lalu menunjukan foto seorang perempuan

" Ella, sepupu gua minggu besok pindah ke sekolah kita " mereka tidak memedulilan ucapan Olla, semua fokus pada foto itu

" Gilaa"

Decision Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang