Come Back and Fight

2.5K 261 29
                                    

Malam ini Adel banyak termenungnya. 2 kejadian hari ini membuatnya bingung. Terutama tentang Ashel. Apakah ia kembali memperbaiki hubungan mereka saja ? Atau tetap seperti ini, saling menghindari. Jika ia dekat dengan Ashel lagi, bagaimana dengan Ella?. Walaupun ia tidak memiliki perasaan yang sama dengan Ella, tetapi ia tetap harus menjaga perasaan gadis itu bukan?

" Ah elaah ribet banget sih hidup gua " ucapnya sambil mengacak-ngacak rambutnya. Pulpen ia masih putar-putar, buku paket sekolah juga belum terbalik halamannya, bahkan belum dibaca juga mungkin. Sedari tadi ia hanya memikirkan hal itu. Memang sudah paling benar pelajar yaa belajar, bukan malah mengurus percintaan.

Sekarang Adel matanya beberapa kali melirik jam digital dimejanya. Masih menunjukkan pukul 7 malam. Jarinya ia ketuk-ketuk dimeja entah memikirkan apa. Tapi tak lama ia langsung beranjak dari duduknya, mengambil hoodienya lalu berjalan keluar

" Hayo mau kemana ini anak gadis malem-malem " langkahnya terhenti saat sang papa menghadangnya

" Ijin kerumah Ashel bentar pa " Adel langsung berlari saja menuju luar tidak mempedulikan panggilan dari papanya. Ia segera mengambil sepeda fixienya.

Ia sedari tidak tenang karna juga merasa bersalah, takut kata-katanya tadi menyakiti Ashel maka dari itu ia membulatkan tekat untuk ke rumah Ashel. Lihat, ia bahkan masih memikirkan Ashel setelah hatinya disakiti 1 tahun yang lalu.

Tidak lama kemudian ia sampai, ia langsung memencet bel rumah Ashel itu. Dan keberuntungan berpihak padanya. Ashel yang membuka gerbang

" Del?" Adel langsung memeluk erat Ashel, Ashel langsung terdiam terkejut dengan pelukan itu. Tapi tak lama dengan ragu tangannya mengelus punggung Adel

" Gua minta maaf cel " ucap Adel pelan. Pelukan itu akhirnya terlepas. Adel mengumpulkan keberanian untuk berbicara pada gadis yang ia cintai ini.

" Maaf untuk ucapan gua tadi kalo itu nyakitin lu " Ashel tersenyum mendengarnya

" Ngga usah minta maaf del, gua yang salah disini " sebenarnya ada banyak sekali yang ingin Adel ungkapkan tapi lidahnya terasa kelu

" Hmm sepedaaan mau? "

***

Dan akhirnya mereka bersepeda bersama. tidak bergoncengan, Ashel menaiki sepedanya sendiri. Dulu mereka sering seperti ini jika sore atau hari libur. Dan setelah permasalahn keduanya, baru sekarang ini mereka bersepeda lagi.

" Berenti disana dulu yuk " ajak Ashel. Dan diiyakan Adel. Sekarang mereka duduk di kursi taman komplek dengan saling diam lagi

" Gua ngga menuntut lu untuk udahin hubungan sama Ka Zee" Ashel menatap Adel menunggu kelanjutan kata-katanya

" Gua sakit liat kalian, tapi di satu sisi gua seneng karna menurut gua lu bahagia, sama laki-laki yang selalu lu ceritain ke gua "  Ashel mulai menunduk, kembali merasa bersalah sudah menyakiti 2 hati sekaligus

" Gua mau perbaiki hubungan kita kaya dulu lagi, as a best friend. Gua janji bakal hilangin perasaan gua ke lu" Ashel diam dan tersenyum, antara bahagia dan sedih menjadi satu

" Lu ngga perlu hilangin perasaan itu, biar gua  yang temuin apa yang gua mau dan bagaimana hati gua. Gua akan berusaha ngga plin plan dan nyakitin hati banyak orang " Adel mengangguk saja lalu tersenyum pada Ashel. Ia lemah dengan gadis dihadapannya. Mungkin jika orangnya bukan Adel, tawaran Ashel akan di tolak mentah-mentah. Tapi Adel tidak bisa. Ia tidak bisa jauh dari gadisnya itu. Seberapa besar usahanya untuk melupakan dan membuang perasannya tapi ternyata usaha itu sia-sia. Entah keputusan ini benar atau tidak ia akan menerima segala konsekuensinya. Sekalipun jika hatinya tersakiti untuk kedua kalinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 02, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Decision Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang