How Can I move on

1.9K 257 18
                                    

1 tahun kemudian

Hubungan Ashel dan Zee masih berlangsung baik. Adel juga terlihat mulai sangat dekat dengan Ella. Tapi seperti yang selalu dia katakan pada sahabatnya

" Gua tuh anggap Ella adik gua, ngga lebih"

Selalu seperti itu, bahkan satu tahun yang lalu saat Olla memberi taunya bahwa sepupu Olla itu menyukainya ia tetap menutup hatinya. Ella adalah gadis yang sangat baik, manis, cantik. Siapapun pasti tertarik dengannya. Adel pun begitu, tapi ia belum bisa membuka hatinya untuk orang lain entah kenapa. Padahal ia sudah biasa saja jika melihat kedekatan Ashel dengan Zee. Ia sudah melupakan perasannya.

Perihal hubungan Ashel dan Zee, mereka juga baik-baik saja. Zee lelaki yang baik, bertanggung jawab dan intinya idaman para wanita. Ashel juga terlihat enjoy dengan hubungan mereka. Saat ini Zee sudah melanjutkan kuliah di kampus swasta di Jakarta. Tentu waktu dengan Ashel juga jadi berkurang, tapi syukurnya mereka baik-baik saja.

" Gua gatau lagi mau ngomong apa shel "

Ashel menunduk, sementara Freya yang duduk dihadapannya sesekali mendongak dan menghela nafas

" Cape fre " Freya menghela nafas lalu mengangguk

" Tapi dibalik semua cerita lu tadi, perlu di acungi jempol cel, lu jago akting " Ashel masih menunduk mendengar ucapan Freya, gadis itu benar

" Gimana bisa lu setahun ini cuman pura-pura suka sama ka Zee doang cel astaga " Ashel makin menunduk, lalu air matanya mulai menetes

" Ada orang lain yang gua sukai lebih dulu fre, bahkan jauh sebelum gua kenal ka Zee, tapi gua takut" Freya langsung menatap Ashel

" Adel kan ?" Ashel kini mendongak, menatap bingung pada Freya

" Ko tau?"

" Keliatan kali cel dari sikap, pandangan lu ke dia, jujur waktu tau lu pacaran sama ka Zee agak ngga yakin, feeling gua lu ngga suka sama ka Zee. Eh bener" Ashel menghela nafas dan memandang sebuah bingkai lukisan abstrak yang ia lukis dengan Adel dulu

" Gua mikirin kedepannya bakal gimana fre, lu tau kalo gua jalin hubungan sama Adel, ngga ada yang tau masa depan yang kita hadapi gimana kan, lu tau juga kita tinggal di negara apa, orang tua gua se agamis apa" Freya tersenyum tipis, yang dikatakan Ashel memang benar

" Lu terlalu realistis cel "

" Loh hidup kan emang harus realistis fre " bantah Ashel

" Iyaa tau, tapi lu sangking realistisnya malah jadi nyusahin diri sendiri, gua jadi lu gua jalanin sama Adel, mau gimana nanti kedepannya yaudah hadapin " Ashel menatap Freya dengan malas

" Ngomong doang mah gampang Fre, lu ngga ngerasain" kini Freya tersenyum tipis

"Itu bukan sekedar omongan gua doang shel, tapi gua sedang menjalani keputusan gua itu "

" Hah?"

" Gua udah 1 tahun pacaran sama Flora "

" What? Gila ya " Freya tertawa mendengarnya

" Lebih gilaan elu, pacaran 1 tahun cuman pura-pura suka doang, kurang gila apa coba" Ashel mengibaskan tangannya malas

" Ck udah lah, gimana ya fre, gua lanjutin atau gimana" Freya menatap Ashel sebentar lalu tersenyum tipis

" Lu malu kan kalo misal lu jalanin hubungan sama Adel ?" Ashel menghela nafas lagi, sahabatnya memang suka bicara kemana mana

" Ck bukan malu fre, tapi takut aja "

" Iyaa takut dan malu kan"

" Gatau lah fre "

" Ngga usah buru-buru ambil kesimpulan, kita lagi di fase mencari jati diri. Jalanin aja deh apa kata hati lu, kalo emang lu berat di ka Zee ya lu harus coba berdamai dengan rasa lu ke Adel, tapi kalo lu berat di Adel. Secepatnya lu selesain urusan sama ka Zee dari pada dia makin sakit nantinya "

Decision Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang