"Ya ampun Loka, lo lama banget sih! Umroh dulu lo!"
Loka mendelik mendengar omelan sahabatnya itu."Gak usah banyak bacot lo. Udah nitip juga!"
"Nyenyenye. Harusnya lo tuh bangga bisa jadi babu cewe secantik gue."
Loka mengangkat roti ditangannya "gue buang nih ya, Nai."
"Eh jangan!" Naira merampas roti yang ada ditangan Loka, "Gak boleh buang makanan. Lo gak kasian apa sama orang-orang di luar sana yang makan aja susah."
"Bukan urusan gue, yang susah makan mereka kenapa gue yang ribet" Loka duduk di bangku sebelah Naira.
Naira mencibir "Dasar jahat".
Loka mengabaikan dan hanya fokus dengan kantong plastik berisi makanan di depannya.
"Lo beli roti sama susu coklat, banyakan susu coklat gue liat-liat"
"Serah gue lah, duit-duit gue"
"Jam istirahat itu Banyak makanannya biar kenyang, Lo malah minuman yang banyak. Kenyang kaga malah kembung yang ada."
Loka diam tak menanggapi. Naira itu kalo di tanggapin malah makin panjang ngomongnya, Jadi diemin aja biar cape sendiri.
"Heh! Deng-" Suara Naira terpotong dengan suara batuknya karna tersedak.
Loka melirik sambil meminum kotak susu yang baru dibukanya. Naira sudah menepuk keras bahu Loka tapi tak di tanggapi.
Saat wajah Naira sudah memerah dengan tangan menepuk dadanya baru Loka memberikan kotak susu lain yang belum dia buka.
Naira mengambil dengan tergesa dan meminumnya dengan rakus.
"Biadap emang punya temen!" Loka mengabaikan dan malah fokus membuka roti.
Naira tak menyahut lagi. Tadi memang salahnya sih ngomong pas lagi makan, jadi dia menggerutu sendiri.
Tak lama ada seorang gadis datang.
"Nai, bagian lo yang tugas kemaren udah selesai blom?" tanya gadis itu.
"Tugas? Tugas yang mana Ta?"
Tata memutar matanya malas.
"Tugas Bu Dewi lah. Jangan bilang lo lupa?"
Naira mengerjapkan matanya. Beberapa saat kemudian dia cengengesan sendiri.
Tata sudah tau ini akan terjadi mangkanya dia menanyakannya sekarang.
"Gue gak mau tau. Pokoknya itu tugas harus udah selesai besok."
"Besok?! Gue bahkan belom buka buku buat liat soalnya, Ta." panik Naira
"Gak peduli gue, kita itu harus gabungin punya kita dulu, Nai. Belom punya si Andi lagi, abis itu nyari kesimpulan. Kita itu yang presentasi pertama."
Naira sudah bersandar pasrah tak ada tenaga. Dia nyesel kemarin tetep kekeh mau main ke Timezone padahal udah di kasih tau Loka kalo kita ada tugas.
Naira menengok ke arah Loka "Ka, kerjain bareng yuk"
Loka mengangkat bahunya acuh "Punya gue udah selesai"
"Ha?! Kok bisa? Lo kan ikut gue maen ke timezone kemarin."
"Jam malem gue dipake buat belajar, bukan marathon film ampe pagi."
Naira memegang dadanya mendramatisir "Penghianat!"
"Ta, bantuin gue ya?" Naira membuat tampang melas sambil melihat Tata.
"Enggak! Kerjain sendiri. Gue masih ada kesibukan lain, belom lagi ngurus data di osis. Sibuk gue" Tata menolak mentah-mentah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pencuri Peran
RandomRaja menangkup wajah Loka dengan kedua tangannya. "Stop Loka! Kamu terlalu terobsesi sama apa yang dilakuin Naira!." "Aku, aku udah jelasin berkali-kali Raja. Itu bukan Naira. Aku ga tau itu siapa atau benda jenis apapun yang lagi ada di tubuh Naira...