Bagian 2

0 0 0
                                    

Suara bell tanda berakhirnya jam pelajaran di hari ini menutup sesi tanya jawab yang di berikan oleh guru sejarah dikelas Loka dan Naira.

"Baiklah kita ketemu Rabu depan lagi  dan jangan lupa dengan tugas yang saya berikan tadi" dengan salam pamit di akhir, guru itu keluar kelas.

"Jadi gimana, Ka? Lo bareng gue atau dijemput sama bayi beruang lo?" Naira bertanya sambil memasukan alat tulisnya kedalam tas.

Loka mengernyit "Jangan panggil bayi beruang, geli."

"Harusnya gue yang bilang gitu selama seabad ini ngeliat kalian, Ka! Mual gue." Naira menepuk dadanya tak terima "Lagian, lo yang aneh. Lo sendiri yang bilang kalo cowok lo imut. Imut dari mananya?!"

Naira mulai curiga dengan mata Loka yang katanya masih sehat. Soal tampang, Raja memang jangan ditanya lagi. Tapi bukan ke arah ganteng yang imut itu loh, dia lebih ke ganteng yang sangar arah tukang pukul jatohnya, dan kalau pun di tanya ke orang lain Naira jamin 98% orang-orang akan jawab sama.

Naira jadi heran sendiri dengan cara pandang Loka.

"Harusnya gue yang heran, kok bisa kalian pada takut sama Raja"

Naira melihat dengan pandangan horor ke arah Loka.

Sepertinya Naira perlu memberi tau betapa tidak maunya orang lain kalau sudah bersangkutan dengan pacar Loka itu. Tapi dia mengurungkan niatnya karna tau itu akan percuma.

Dasar para bucin!.

Mereka berdua berjalan keluar bersama-sama dan akan berpisah saat di gerbang depan nanti.

Tapi saat akan mencapai gerbang ponsel Naira berdering.

Loka melirik sekilas nama si pemanggil yang tertera di ponsel Naira sebelum Naira mengangkatnya, Alisnya berkerut tipis.

"Halo, Ma?" Naira terlihat antusias.

"Iya, ini Naira baru mau pulang."

Naira menelpon dengan masih di samping Loka. Tak ada yang perlu di tutup-tutupi di persahabatan mereka.

"Mama beneran udah balik?! Iya ini aku langsung pulang." Naira menutup panggilannya lalu melihat Loka.

"Gue balik ya, nyokap gue udah di rumah soalnya"

Loka melihat datar ke arah wajah berseri Naira. "Bukannya minggu kemarin kontak nyokap lo udah di blokir?"

"Sorry, Ka. Gue buka lagi" Naira menggaruk sebelah pipinya yang tak gatal. "Tapi lo tenang aja, kali ini bakalan gapapa kok. Mama udah jelasin terus minta maaf, jadi bukan masalah lagi"

Loka menghela nafas berat. "Gue temenin"

"Enggak usah! Percaya sama gue, kali ini bakalan baik-baik aja" Naira menolak dengan menggebu-gebu.

Bertepatan dengan ucapan Naira, terdengar suara klakson motor dari luar gerbang.

Terlihat seorang laki-laki berhoodie putih yang menggunakan helm, sedang menaiki motor metic hitam di sana.

"Nah itu suami lo udah jemput. Gue pergi ya, ketemu senin depan. Bye!" Naira merlari sambil melambaikan tangannya.

Loka melihat kepergian Naira yang semakin lama semakin jauh. Menghela nafas berat lalu melangkah menuju Raja yang kini sudah melepas helmnya.

"Kok hp kamu gak aktif. Aku nelponin kamu dari tadi!" Raja langsung merengek sambil memegang sebelah tangan Loka yang sudah bisa dia gapai.

"Ngapain kesini? Udah gue bilang suruh jauh-jauh dulu."

Raja makin merengek sambil menggoyangkan kedua tangan Loka yang kini dia pengang. "Kamu mahhh.  Aku kan udah minta maaf. Jalan-jalan aja yuk, aku jajanin apa aja"

Pencuri PeranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang