:)

36 10 5
                                    

"Gue Elea Wicaksono, si gadis yang selalu nyalahin takdir atas ketidak adilan scane dalam sebuah rekayasa hidup. Tapi gue sadar kalau setiap orang pasti punya porsinya masing masing, dan masalahnya otak gue terlalu ruwet buat nerima semuanya."

***

"Gardan, maaf ... Gue sadar kalau lo emang bukan takdir gue, tapi jangan salahin hati gue ya?? Karna selama ini dia yang jadi alasan nama lo masih tetap abadi di kamus gue."

🕊🕊🕊

Gardan membawa Elea menuju ke sebuah bangunan seperti panti asuhan. Entah apa alasannya Elea pun tidak tahu pasti, yang jelas ia hanya menurut saja.

Elea turun dari atas motor Gardan sembari menyerahkan helm kepada sang pemiliknya. Ia mengedarkan pandangannya begitu melihat banyaknya anak anak yang tengah bermain bahagia disana. Tanpa sadar Elea mulai menyunggingkan senyum tipisnya setelah melihat anak anak itu.

"Kenapa gue ngerasa lebih beruntung waktu ngeliat anak anak itu??" Batin Elea lirih.

Gardan yang menyadari senyuman manis dari Elea lantas dengan spontan ikut menarik sudut bibirnya tersenyum tipis. Ia tidak tahu apa alasannya mengajak Elea kemari, tapi hatinya seakan berkata bahwa disinilah arti hidup yang sebenarnya akan mereka ketahui.

"Masuk yuk?" Tawar Gardan sembari menggandeng sebelah tangan Elea.

Elea terkejut, tapi tak urung ia juga tersenyum tipis kemudian mengangguk mengiyakan.

"Nak Gardan," Sapa seorang wanita paruh baya dengan lembut.

"Apa kabar bunda," Tanya Gardan sembari menyalimi tangan wanita tersebut.

"Bunda baik, nak Gardan juga kan??" Anggukan yang Gardan berikan membuat senyuman wanita paruh baya itu mengembang.

"Ini siapa too?? Kok gak dikenalin sama bunda?"

"Oh, ini Elea bunda, Temen satu kelasnya Gardan." Jawab Gardan.

"Elea tante," Sapa Elea senang kepada wanita itu.

"Panggil bunda saja ya cantik, biar sama seperti nak Gardan. " Tawar nya yang langsung dibalas dengan anggukan oleh Elea.

"Iya bunda,"

"Masuk yuk nak, adek adek kamu sudah menunggu di dalam. Katanya rindu sama nak Gardan. " Ucap nya sambil terkekeh pelan.

Mereka berdua masuk kedalam panti tersebut dengan banyaknya anak yang menyapa sepanjang jalan, lebih tepatnya menyapa Gardan.

"Diminum dulu ya, maaf seadanya."

"Makasih bunda, harusnya gak usah repot repot begini." Jawab Elea sopan.

"Gak papa, ini gak repot kok. Yasudah bunda tinggal dulu ya, mau liat adek adek kamu yang lain dulu."

Canggung. Itulah yang dirasakan keduanya, mereka sama sama diam tanpa tau apa yang harus dikatakan. Gardan diam sembari menatap Elea sedangkan Elea menatap anak anak diluar sana. Sadar dengan arah mata Elea, Gardan lalu mengajak Elea untuk keluar menemui anak anak tersebut.

"Mau keluar?? Gue kenalin sama mereka."

"Emang boleh?"

Gardan terkekeh sebentar sebelum membalas pertanyaan Elea. "Ya boleh lah Elea, tujuan gue bawa lo kesini itu buat kenal sama mereka. Biar sedih lo hilang."

"Tau dari mana kalau gue lagi sedih?" Tanya Elea sambil mengerutkan dahinya.

"Air mata lo yang ngasih tau gue."

About ME & YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang