"Kadang kala, seseorang yang sudah terlalu muak mendengar kata kata akan lebih senang jika di ajak melakukan aksi dan menerima reaksi atas realita sebuah kehidupan. Menyaksikan sebagimana Tuhan telah mengatur jalan mereka dengan rapih dan sempurna. Hingga berlanjut menemukan secuil pembelajaran atas dasar pembuktian."
🕊🕊🕊
Kringggg
Bel tanda istirahat telah berbunyi menandakan bahwa pembelajaran harus ditunda terlebih dahulu. Semua murid berbondong bodong keluar kelas untuk mengisi perut mereka ataupun hanya sekedar melepas penat saja.
Elea berjalan di Koridor sekolah sendirian, karena tadi ia disuruh untuk mengantarkan beberapa buku ke perpustakaan. Langkahnya untuk menuju ke kantin menemui teman temannya disana terhenti ketika ia melihat sosok yang tak asing di ujung sana.
Ibra. Ia tengah mengobrol dengan beberapa murid lainnya yang sepertinya sama sama anggota OSIS untuk membicarakan sesuatu. Elea melangkahkan kakinya menuju ke arah Ibra dengan senyum manis yang senantiasa terpatri di wajah cantiknya.
"Ibra," Panggil Elea begitu ia sampai tepat di depan tubuh Ibra.
"Lea, kenapa??"
"Lo lagi sibuk ya?" Tanyanya hati hati.
"Enggak," Bual Ibra. Karena jujur ia tengah lumayan sibuk sekarang, tapi hatinya tak kuasa untuk menghiraukan Elea begitu saja.
Ibra mengedipkan sebelah matanya kepada salah satu anggota OSIS untuk menyuruh mereka pergi sebentar. Mereka yang paham akan kode tersebut lantas pamit undur diri.
"Bra, kayaknya kita tunda dulu deh rapatnya. Abis istirahat baru kita kumpul di ruangan, udah keburu laper gue hehehe, " Ucap Zayn sambil terkekeh.
"Hm, jam 11 kita ketemu di ruangan, jangan sampai telat." Setelah mendengar peringatan tersebut mereka semua lantas pergi meninggalkan Ibra dan juga Elea disana.
"Mau ngomong apa??" Tanya Ibra lembut kepada Elea sambil mengajaknya untuk duduk di bangku koridor tersebut.
"Makasih buat kemarin, gue seneng." Ucap Elea penuh binar kesenangan.
Alis Ibra mengkerut menandakan bahwa ia tengah bingung namun tak urung ikut tersenyum tipis melihat wajah senang Elea. "Emm kemaren yang mana?" Tanyanya.
"Makasih udah ngasih kesempatan buat gue sama Gardan, gue suka,"
"O-oh itu, iya sama sama," Jawab Ibra pelan.
"Kemaren dia ajak gue ke panti."
"Ngapain??"
"Gardan berhasil buat buka mata gue bra, dia ngenalin gue sama salah satu anak kecil disana. Usianya hampir 5 tahun, cantik banget, namanya Bela." Ucap Elea sambil menatap lekat mata tajam yang sialnya terkesan sangat teduh milik Ibra.
Sebelum melanjutkan ucapannya Elea sempat mengalihkan tatapannya kedepan dengan kosong dan menghembuskan nafas lelahnya terlebih dahulu.
"Bela itu anak paling kuat yang pernah gue lihat. Orang tuanya pisah waktu dia umur 3 tahun, gue rasa ... Gue lebih beruntung dari dia. Karena setelah orang tuanya pisah, diantara keduanya gak ada yang mau ngurus Bela. Sedangkan gue?? Gue bebas mau milih tinggal sama nyokap ataupun bokap kalau semua itu beneran bakal terjadi. " Lanjut Elea dengan nada yang seakan biasa saja padahal tersirat banyak kesedihan disana.
Ibra yang senantiasa mendengarkan celotehan Elea hanya bisa menganggukkan kepala sebagai respon sederhana.
"Ternyata gue bener, lo bahagia sama Gardan Le, " Batin laki laki ini yang tak lain adalah Ibra dengan lirih.
KAMU SEDANG MEMBACA
About ME & YOU
Teen Fiction🚨 WARNING!!✨ + BNYK BAHASA KASAR🍉 + BAHASA NON BAKU 🍒 + NGURAS AIR MATA🥑 + BIKIN BANJIR GAK BERHENTI BERHENTI 🍑 "Gue Elea Wicaksono, si gadis yang selalu nyalahin takdir atas ketidak adilan scane dalam sebuah rekayasa hidup. Tapi gue sadar kala...