(⁠◕⁠દ⁠◕⁠)

12 4 2
                                    

"Boleh kah aku percaya dengan takdir?? Sungguh dengan semua kondisi yang sekarang, pasrah dan kuat adalah jalan ninja agar setidaknya aku tidak jadi tumbang di makan peluh."

"Rasa itu bulshit, bukan tentang siapa yang paling pantas tetapi memang skenarionya saja yang sudah di atur sedemikian rupa agar tidak rancu. Sayang nya tipu daya ini membuatku semakin nyaman,"

(Elea Wicaksono)

🕊️🕊️🕊️

Satu Minggu kemudian.

"Le, Lo kenapa?" Tanya Dhania penasaran. Mereka bertiga tengah berkumpul di kantin sekolah kali ini.

"Tau. Tumben banget diem doang?" Kali ini Ranti pun ikut merasa ada sedikit perubahan di wajah Elea.

" Apaan sih, gue gak papa bebeb bebeb aku." Jawab Elea santai yang malah membuat kedua orang di dekat Elea merasa geli, namun tak urung setelahnya mereka semua kembali tertawa bersama.

Gar, lo dimana? Udah seminggu gue gak pernah liat lo lagi di sekolah - batin Elea lirih.

Tak mau munafik dengan perasaannya sendiri. Elea memang ingin menjauhi Gardan, tapi bukan berarti ia tidak ingin melihat Gardan lagi. Yahh begitulah kira kira perasaan manusia labil seperti Elea.

Di tengah asiknya obrolan mereka, ternyata ada seseorang yang perlahan mendekat melangkahkan kakinya menuju ke bangku mereka bertiga.

"Aaa," ucap Ibra saat tepat menduduk kan bokong nya di samping Elea dengan mulut terbuka bersiap menerima suapan kentang goreng yang di pegang oleh tangan Elea.

"Ngagetin tau gak." Sentak Elea sambil mencubit pelan paha Ibra. "Nih, Aaaa." Ucap Elea sambil menyodorkan tangannya memberikan suapan kentang goreng ke arah Ibra.

"Mohon maaf nih ya buk pak, diharapkan agar tidak menjadikan kita kambing congek yaa." Geram Ranti ketika melihat tingkah Elea dan Ibra.

Ibra tekekeh geli sebelum akhirnya menanyakan sesuatu yang mampu membuat rasa penasaran Elea akhirnya terjawab walau belum sepenuhnya.

"Gardan mana Ran?" Tanya Ibra sambil memakan bakso yang tadi sudah ia pesan dari ibu kantin. Sedangkan Ranti yang di berikan pertanyaan seperti itu oleh Ibra pun mengerutkan keningnya bingung. "Kenapa nanya gue??"

"Lo kan deket sama dia." Timpal Ibra.

"Gak tau gue. Tapi pas Elea minggu lalu sakit kayaknya dia abis jadian sama Talia deh, kata anak anak sekelas sih gitu." Papar Ranti yang mampu membuat Elea berhenti makan.

"Gue denger sih juga gitu." Timpal Dhania yang mampu membuat perasaan Elea makin kosong.

"Perasaan Lo gimana Ran?" Tanya Elea hati hati.

"Kok perasaan gue? Gue udah jadian kali sama kakel yang waktu itu pernah gue ceritain ke lo lo pada. Gardan mah plin plan, males gue." Jawab Ranti enteng. Jujur saja hati Elea merasa sedikit lega ketika mengetahui fakta tersebut. Itu ber arti Ranti telah membuktikan bahwa dirinya hanya sebatas tertarik ketika melihat Gardan, dan tidak lebih.

Waktu demi waktu berlalu bersama sebuah kegembiraan dengan sedikit ramuan ajaib bernamakan kehidupan. Lucu ya, dunia itu berputar setiap hari, tapi hati selalu berhenti tanpa kendali.

📜📜📜

"Sudah sampai tuan putri."

"Terimakasih wahai raja nya semesta," balas Elea sembari turun dari motor Ibra disertai dengan senyuman indah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 09, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

About ME & YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang