prolog

820 43 2
                                    

Di sebuah lokasi rahasia, sensor Infinity Action Controller (IAC) menampakan empat sisi dari setiap sudut berbeda. IAC terkoneksi ke user yang beranggotakan empat orang, masing-masing pengguna menatap dengan seksama pada tiga objek yang merupakan targetnya. Dari arah selatan, sebuah cahaya yang langsung berubah wujud menjadi sekelompok manusia berpangkat prajurit muncul tak lama setelah tiga objek utama itu memindai keadaan tempat tinggal Poseidon dengan tampang kebingungan. Dan kini, target pun bertambah tiga kali lipat.

Sebelum mereka berpencar, sang Neurology menginstruksikan kepada sang Invisible agar menjebak seluruh target dengan kemampuannya sebagai langkah awal, lalu ia mengatakan agar sang Invisible tak perlu khawatir jika identitasnya terbongkar nanti. Haruto mengangguk. Sebelum pemimpin pasukan itu menginjak dataran istimewa yang merupakan pembatas, Haruto melesat seperti angin mengelilingi para target dengan sebuah tali khusus yang berhasil menjebak pasukan target.

Sang Invisible berdiri di belakang pasukan yang terjebak, pemuda itu mengacungkan jempol kearah Mashiho, berterimakasih karena instruksinya membuahkan hasil. Tampaknya, aksi nekat ini akan segera dimulai, semua orang melihat Yoshi yang melompat dari ketinggian lima meter dan mendarat sempurna tepat di depan pasukan target. Pemimpin dari pasukan itu memandang syok kearah Yoshi yang berdiri dengan raut tak biasa. Mereka terutama tiga orang penting diantaranya merasa kalau Poseidon mengetahui apa agendanya datang kemari.

Tak lama setelah itu, Mashiho dan Haruto datang menyusul Yoshi dan berdiri disampingnya. Sebenarnya, langkah yang harus mereka lakukan selanjutnya adalah menyerang, dalam tanda kutip jika lawan berontak. Namun nyatanya, fenomena yang terjadi saat ini justru bertolakbelakang dengan estimasi yang 'mungkin' saja terjadi sebelumnya, pihak kedua sama sekali tidak melakukan aksi apa-apa selain fokus memperhatikan Poseidon tanpa berkedip. Harapan Yoshi yang tak mau diserang berbagai argumen pun terwujud.

Saat ketiga pemuda itu lengah dengan mencari keberadaan Asahi yang tak kunjung datang, tiba-tiba target berhasil lepas dari ikatan tali tak kasat mata yang seharusnya padam atas kehendak Haruto. Mereka mulai mengepung Poseidon dengan cara mengelilingi Poseidon tanpa memberi mereka sedikitpun celah untuk kabur. Yoshi, Mashiho dan Haruto dengan sigap membentuk formasi segitiga untuk berjaga-jaga apabila target meluncurkan serangan dari berbagai sisi.

Di posisinya yang getir, Mashiho terus berusaha menghubungi Asahi melalui earphone komunikasi yang saling terkoneksi satu sama lain, walaupun alat komunikasi Asahi masih dalam status aktif, sampai saat ini masih belum ada jawaban dari pemuda itu. Haruto berdecak sebal, ia kepikiran untuk melumpuhkan salah satu lawan yang berada di hadapannya agar Poseidon dapat bebas dari kepungan target yang penuh senjata futuristik ini. Si bungsu Kanemoto telah siap dengan posisinya, namun, belum sampai Haruto melakukan rencananya, salah satu dari ketiga orang penting yang dikenal sebagai Kanemoto Akeno menjentikkan jarinya hingga berbunyi ctik! Hal yang terjadi setelahnya sukses membuat Poseidon kebingungan, senjata yang berbau teknologi milik mereka tiba-tiba padam, bahkan kubah hologram milik Yoshi yang tadinya berperan melindungi Poseidon menghilang begitu saja.

Ketiga orang penting memisahkan diri dari lingkaran tempur, menandakan bahwa permainan yang sesungguhnya akah dimulai. Suasana di tempat itu seketika suram, lapangan yang menjadi tempat dua kubu berada tiba-tiba tertutup sepenuhnya oleh sebuah pembatas berupa lengkungan setengah lingkaran yang luar biasa besar. Kini Poseidon terjebak dan senjata telah memakan tuan, sebab, entah mengapa senjata milik Poseidon aktif kembali di tangan musuh.

Setelah menyadari senjata mereka dirampas, Poseidon terpaksa bertahan dengan mengandalkan tenaga mereka sepenuhnya. Ketiganya bertarung secara manual melawan sekelompok prajurit bersenjata aktif. Akibat bertarung tanpa senjata, tak jarang pula Poseidon terguling karena kesulitan mencegah senjata lawan dengan tangan kosong.

Ditengah sibuknya dua kubu yang saling meluncurkan serangan, fokus semua orang terganggu akibat suara ledakan besar yang berasal dari tempat tinggal Poseidon. Tak lama kemudian, pintu darurat terbuka dan membawa Asahi yang terbatuk-batuk keluar diikuti asap hitam. Pemuda yang terbalut jas lab itu mengibaskan tangannya berkali-kali.

"Sial- uhukk! Sorry semuanya, Sahi gagal memanipu-"

Asahi bungkam, benda penyebab munculnya ledakan tadi jatuh dari tangannya setelah asap hitam hilang, benda itu adalah blueprint.

"A-pa apaan ini..?"

"ASAHI, HATI-HATI!" Teriak Yoshi.

Asahi berbalik dan menahan seseorang bernama Ryozune yang hampir memakaikan kalung berliontin kristal es padanya dari belakang.

"Cekatan yang baik." Ucap Ryozune tersenyum miring. Sekilas, iris matanya melirik kearah lain. "Tapi, tidak dengan ini."

Zzrtt!

"Arggh!"

Asahi terhuyung menubruk dada Ryozune dengan kondisi tak sadarkan diri.

Melihat targetnya tumbang, Akeno meniup ujung jarum listrik yang sedikit berasap karena sebelumnya benda itu telah menyengat Asahi hingga pingsan.

Di tempatnya berada, pupil mata Yoshi melebar. Demi apapun, adiknya itu baru saja pulih, tapi seseorang dengan mudahnya membuat Asahi kembali tak berdaya.

Yoshi bertanya kepada Akeno tentang apa tujuannya datang ke kehidupannya 'lagi'. Akeno menjelaskan bahwa ia ingin Poseidon kembali setelah bertahun-tahun hidup di tempat yang sebenarnya tidak layak bagi manusia sekelas Poseidon.

Tangan Yoshi terkepal erat.

"Saya ayahmu, dan saya berhak untuk mendapatkan anakku kembali. Satu lagi, jika kalian tidak keras kepala, saya tidak akan pernah melakukan ini."

"Ini bukan tentang keras kepala! Gue dan yang lain gak mau ikut, kalian gak bisa paksa kita!" Teriak Haruto murka, ia hampir saja melayangkan sepatunya jika Yoshi tidak mencegah.

"Saya tidak memaksa, tapi saya yakin kalian akan mengikuti apa yang saya perintahkan."

"... Lihat itu." Tunjuk Akeno kearah Keita yang mengevakuasi Asahi kedalam kapsul pesawat terbang.

"Jika dia sudah ada pada kami, mustahil kalian bisa membawanya lagi."

DIAMOND [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang