first issue

188 22 0
                                    

Enjoy ෆ

Banyak sekali hal yang membuat acara pribadi Zeline, Jaehyuk dan Asahi tertunda, salah satunya karena tugas sekolah. Waktu yang luput rupanya telah menginjak minggu kedua, setelah mereka diperintahkan untuk mengerjakan project kolaborasi khusus jurusan Multimedia minggu lalu.

Karena tidak ingin wacana spesial itu terbuang sia-sia, usai melewati minggu yang dipenuhi dengan tugas kolaborasi, Jaehyuk mengusahakan agar acara langka ini terjalani. Bukan hanya soal refreshing saja, tapi mereka takut pameran di alun-alun kota cepat berakhir, dalam arti lain, ketiganya tengah dikejar waktu. Sebab, Yedam pernah bilang kalau ini adalah minggu terakhir pameran diadakan.

Saat ini pukul setengah delapan malam hari, usai menunaikan ibadah sholat isya, Jaehyuk kembali mengemudikan mobilnya yang sempat menepi. Jaehyuk akan menjemput Asahi pertama kali. Kendaraan itu terlihat melesat membelah dinginnya angin malam.

Ketika bebas dari kawasan kota, sama halnya dengan Jihoon dan Hyunsuk kala itu. Jaehyuk mengerutkan keningnya, ditatapnya jalanan dan handphone silih berganti. Petunjuk dalam maps tetap berjalan di garis rutenya, yang artinya Jaehyuk tidak salah jalan.

Memilih untuk terus melaju, bahkan Jaehyuk menambah kecepatan mobilnya dua kali lipat dan berharap segera bertemu permukiman.

Setelah melewati jalanan yang dikelilingi hutan rindang selama lima menit, akhirnya Jaehyuk dapat melihat seseorang yang berdiri di pinggir jalan, di depan pagar tinggi yang sudah karatan.

"Itu Asahi? Serius?"

Jaehyuk lekas menepi, keluar dari mobil lalu menghampiri teman sekelasnya.

"Gue kira gue nyasar, huh. Mistis banget jalan ke rumah lo bangkeee."

"Sahi kira kamu akan putar balik." Balas Asahi saat Jaehyuk sampai didekatnya.

Anak kedua itu memutar bola matanya saat menyadari bahwa Asahi telah mengejeknya secara tidak langsung.

Asahi melirik sekilas jam tangan, menurutnya, ini sudah masuk waktu tidur, tapi mereka malah mau kelayapan di jam-jam segini, Asahi lantas menatap Jaehyuk dengan tatapan polos.

"Kamu yakin kita tidak terlalu malam?"

Jaehyuk menggeleng. "Lo mau berangkat jam 12 juga gue jabanin, Sa."

"... Emangnya belom pernah pergi kesana?"

"Ini pertama kali, yasudah ayo berangkat."

Sebelum mengiyakan, Jaehyuk tampak melihat kesana kemari. "Lo beneran dikasih izin kan sama Bang Yoshi?"

"Tentu saja."

Jaehyuk berjalan mengelilingi mobilnya. Sampai pemuda itu duduk di kursi kemudi pun Asahi masih tetap diam ditempat sebelumnya sambil menggelengkan kepalanya kecil-kecil. Dari dalam, Jaehyuk dapat melihat Asahi yang seperti tengah berkomunikasi dengan sesuatu.

Jaehyuk bergidik, dia sempat berpikir kalau itu adalah orang yang berbeda. Sebenarnya, saat Jaehyuk baru sampai dan melihat Asahi dari radius sepuluh meter, ia melihat perbedaan yang signifikan terhadap teman sekelasnya itu, mulai dari gaya rambut, cara berpakaian dan lainnya. Jika saja Giovano melihat Asahi diluar sekolah, mungkin dia tidak akan berani merundungnya.

Kembali lagi pada Jaehyuk yang mengetukkan jarinya ke setir. Sambil menggigit bibirnya was-was, Jaehyuk memberanikan diri memanggil Asahi, agar dia cepat-cepat masuk. Sama sekali tidak berekspektasi jika rupanya lelaki berdarah Jepang itu cukup cekatan memberi Jaehyuk respon.

"Pasang sabuk pengaman lo." Ucap Jaehyuk to the point.

Selama perjalanan keluar dari rute sepi, diam-diam Asahi mengerjap beberapa kali karena peringatan bahaya terus muncul dan berkedip cepat di pandangannya.

DIAMOND [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang