スキーム

132 16 0
                                    

Enjoy ෆ

"Tempat apaan ini?" Mashiho bertanya begitu dirinya masuk ke dalam ruangan asing. Namun, rasa penasarannya dibiarkan begitu saja oleh orang yang baru saja mengunci pintu ruangan itu.

Saat ini, keduanya berada di bangunan bawah tanah, tepatnya dibawah kamar Asahi. Asahi merasa tempat ini merupakan tempat yang tepat untuknya menyelidiki Mashiho secara gamblang. Karena usaha Yoshi yang sebelum-sebelumnya tidak membuahkan hasil, jadi Asahi mencoba untuk mengambil alih tanggung jawabnya.

Tempat rahasia ini berupa ruangan dengan ukuran yang berada pada kisaran 3 × 3 meter, dengan nuansa hitam pekat. Sebagian ruangan ini dipenuhi sarang laba-laba karena Asahi baru berkunjung lagi setelah sekian lama. Tepat di bagian tengah ruangan, terdapat sebuah meja bundar dan dua kursi berhadapan. Keduanya lantas mengisi kursi itu.

Ditempatnya, Asahi yang berusaha fokus untuk membobol pikiran Mashiho lagi-lagi gagal karena sasarannya bersin. Lelaki itu menyandarkan punggungnya ke dinding kursi, tapi matanya masih setia memperhatikan lamat orang di hadapannya.

Dari awal sejak Mashiho bertanya tentang tempat ini, dugaan Asahi benar adanya, sebagian ingatan Mashiho hilang. Karena sebelumnya ketiga saudara Asahi sudah tahu tentang tempat ini.

Sekarang tinggal dua tanda tanya yang sukses memenuhi pikirannya, siapa pelakunya, dan apa tujuannya. Asahi sudah mengkaji, bahwa sang pelaku memang bukan manusia biasa, buktinya kemampuan Asahi sekalipun tidak mampu mencari tahu siapa orang itu.

"Gue tanya ini tempat apa, Asahi." Pekik Mashiho yang mulai muak dengan sekitarnya.

"Kupikir kau tidak akan bertanya hal yang tidak perlu. Haruskah aku menjawabnya?"

Mashiho menautkan alis, kenapa dia merasa Asahi jadi songong begini? "Maksud lo?"

"Nothing ... Aku hanya ingin bertanya, kemana kau pergi saat itu?"

Mashiho terdiam, mimik wajah lelaki itu mewakili pikirannya yang bingung, tapi dia tetap berusaha mengingat-ingat -kapan- yang dimaksud Asahi. Seingatnya, terakhir kali dia pergi beberapa hari lalu waktu malam, Mashiho bahkan sudah izin sebelum dia berangkat. Lelaki itu mengangguk. "Ke supermarket lah beli keperluan, kan gue udah bilang ke lo sama yang lain."

"Benar, tapi aku tidak melihat Kak Mashi menenteng apapun saat sampai rumah."

"Belanjaan ..." Mashiho menggantung kalimatnya, dia juga baru ingat tentang belanjaannya sekarang. "Gue beli apa?" Tanyanya pada diri sendiri. Didepannya, Asahi yang melihat itu langsung paham.

"Lupakan, sekarang ceritakan padaku apa yang kau lakukan dan bertemu siapa aja disana."

Mashiho mengernyit. "Gue pergi, terus disana ..."

"Fokus, jangan memikirkan belanjaan itu terus, dia hanya-"

"Ah, iya! Ketemu Zeline, gue juga sempet tolongin dia yang hampir kecelakaan di eskalator. Habis itu kita ngobrol bentar sebelum gue turun lagi buat ..." Mashiho mengerutkan kening yang kesekian kalinya. "Buat apa ya?"

"Mengambil belanjaan yang tertinggal?" Tebak Asahi asal, tiba-tiba Mashiho menunjuk yang lebih muda sambil mengangguk cepat.

"what's more?"

Lelaki berkaos hitam itu terlihat berpikir lagi, saking fokusnya, Mashiho sampai tidak sadar kalau di belakangnya sudah ada sosok perempuan yang selalu mengikuti bahkan merasukinya.

"Habis itu ... Gue liat Zeline- eum ... G-gue ..."

Tiba-tiba Mashiho memegang dada, ia merasa jantungnya berdebar kencang.

DIAMOND [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang