08. Informasi?

301 26 2
                                    

Berlari cukup lama dengan menyusuri gang kecil ke gang kecil lainnya di area pertokoan serta perumahan untuk memecah jumlah mayat hidup tersebut walaupun harus bertemu lagi di tempat yang lainnya. Dirinya kini sudah kelelahan dengan kaki gemetaran dan nafas yang sudah tidak beraturan lagi. Kantuk sudah melanda dirinya dengan kantong mata yang menghitam. Menengok ke belakang, syukurlah mereka sudah tidak mengejar lagi.

Pandangannya mengedar ke semua penjuru, dia tidak tahu sekarang berada di mana, tempat asing nan gelap gulita seperti perumahan yang pertama kali dia datangi. Berjalan gontai dengan tangan kanan yang digunakan sebagai tumpuan pada tembok dinding. Dirinya terus berjalan hingga dia merasa sudah tidak kuat melangkah lagi. Memandang ke atas, terdapat rumah minimalis dua lantai yang dia lihat samar-samar. Mungkin dirinya bisa beristirahat malam ini di rumah tersebut.

Memasuki pagar rumah, diambilnya Glock 17 beserta amunisi yang langsung dia isi. Kembali mengambil senter dan menyalakannya ke depan, dengan sisa tenaga dirinya melangkah mulai memasuki rumah tersebut.

Pintu yang sedikit terbuka, dengan sikap waspada dia memasuki rumah yang gelap tersebut dan menutupnya kembali. Mengarahkan senter ke berbagai tempat, tidak ada keberadaan mayat hidup dalam rumah ini, setidaknya untuk saat ini. Saatnya mencari ruangan untuk berisirahat. Menyusuri ruang memperhatikan ke semua sudut. Dirinya bisa melihat sebuah ruangan yang nampaknya sebuah kamar tidur. Semoga ruangan tersebut memanglah sebuah kamar tidur, dirinya sudah benar-benar kehabisan tenaga saat ini.

.

.

.

NARUTO © Masashi Kishimoto

HIGHSCHOOL DxD © Ichiei Ishibumi

Warning: Alternative Universe, Out of Characters, Mature for Violence

Genre: Action, Fiction, Horror, Drama

.

.

.

Di tengah sunyinya kota, sebuah bis melaju dengan kecepatan yang cukup pelan menyusuri jalanan yang sepi dengan pemandangan yang sama seperti sebelumnya. Tidak ada obrolan ringan di sana, yang ada hanyalah keheningan. Semua lebih memilih untuk membisu tidak berniat membuka obrolan. Bahkan beberapa dari mereka bisa nampak dengan jelas mata yang sembab dengan air mata yang sudah mengering di wajah mereka.

Dan shotgun di sudut kursi belakang seolah menjadi saksi bisu bahwa pernah ada seseorang yang berjasa pernah duduk di sana. Dan mirisnya mereka tidak tahu bagaimana nasib orang yang sudah berjasa bagi mereka tersebut, apakah dia berhasil selamat atau tidak, tapi yang pasti, mereka berdoa semoga dia bisa selamat.

02.38 a.m

.

.

.

XXX Place

.

.

.

Sebuah bis lain telah berhenti di sebuah tempat yang sebelumnya pernah Jiraiya katakan, sebuah tempat penampungan atau pengungsian yang juga sekaligus dijadikan markas darurat anggota militer. Setelah hampir tujuh jam mereka pergi dari Kota Nagano, banyak rintangan yang harus mereka hadapi yang di mana itu adalah serangan para zombie.

Dead AliveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang