Jaemin, seperti yang sudah dikenal oleh satu SMA Karya Bhakti. Dia satu-satunya anak dari pemilik sekolah, mempunyai kepribadian pendiam, kebanggaan para guru, dan tampan. Satu yang tidak diketahui oleh teman-temannya, dia hanyalah anak angkat dari pasangan yang tidak mempunyai anak, dipisahkan dari kakak kembarnya dengan cara yang tragis, selalu mendapat makian ketika tidak sesuai dengan apa yang orangtua angkatnya katakan dan dia yang bisa melihat hantu. Yang terakhir bercanda.
Ah rasanya memang terlalu sedih jika dikatakan pada temannya, biarkan mereka hanya tahu topeng Jaemin yang sengaja dipasang oleh orangtua angkatnya.
"Oi, Tuan Muda!" Begitulah sapaan yang kerap ia dengar dari teman akrabnya, Lee Jeno.
"Ada apa?"
"OSIS mau ngadain acara jumpa panti tuh, Lo kan suka banget kalo bahas masalah panti."
Dan benar, wajah Jaemin yang sedari tadi tertekuk langsung berubah menjadi sumringah, "Engga bercanda kan?"
"Ya engga lah! Bisa digorok nanti gue sama Renjun kalo bercanda, gue kan yang ketua panitianya sekarang."
"Panti mana Jen?" Tanya Jaemin yang sebenarnya tidak begitu peduli saat temannya mengaku mengemban tanggungjawab baru.
"Panti Samudra Asih. Panti tempatnya Haechan anak kelas sebelah."
Jaemin mengerutkan keningnya, "Haechan anak panti?"
"Lah Lo baru tahu? Udah dari lama ketauan kok, dia kan selalu ambil raport sendiri ....................
ya kan, Jaem?"
Jeno mengalihkan atensinya pada Jaemin saat tidak mendengar suara temannya, ya dia tahu sih Jaemin anaknya mager menjawab pertanyaannya (kadang).
"Jaem, aelah lo malah ngelamun."
"LEE JENO! ngapain kamu duduk di meja, banyak kursi kenapa milihnya meja sih cah bagus."
Jeno hanya terkekeh ringan saat guru matematika yang bernama Pak Jaka itu menegurnya,
"Iya Pak, ini saya turun ini."
.....
"Udah gue duga Lo bakal kesini."
Tak perlu melihat orang yang mendekatinya, Jaemin sudah tahu siapa orangnya. Hanya satu orang yang akan mendekatinya saat dia ada di atap sekolah. Huang Renjun, orang yang menemukannya dalam keadaan tak sadarkan diri di tepi sungai lima tahun lalu.
Renjun mendudukan dirinya di kursi yang sudah dia sediakan saat mengetahui Jaemin sering mengunjungi atap sekolah. Sungguh persiapan yang hebat.
"Lo engga kepikiran terjun dari atap kan?" Tanyanya tiba-tiba.
Jaemin tersenyum tipis karena pertanyaan itu, benar ia baru saja memikirkan akan terjun saat matanya menatap ke bawah. Sepertinya menyenangkan saat dia mencoba melukai dirinya lagi. Terjun dari lantai tiga juga sepertinya tidak akan membuatnya mati, kan?
Renjun bangkit lalu merangkul bahu lebar Jaemin, "Kalau Lo ngelakuin itu, jangan harap gue bakal maafin Lo." Ancam Renjun dengan tatapan sinisnya.
Jaemin berbalik menatap manik mata indah milik Renjun. Bisa ia lihat raut wajah datar Renjun yang selalu ia pasang sebagai topeng tapi matanya berkata khawatir. Tipe Tsundere kalau kata orang.
"Kalau gue terjun dari atap kayaknya bakal tetep aman. Lo tahu kan udah berapa kali percobaan gue tapi masih selamat saja tuh." Ucap Jaemin santai seperti tidak pernah terjadi apapun padanya.
"Lo cuma beruntung."
Jaemin tertawa mengejek, "Gue engga percaya keberuntungan, takdir cuma masih mau nyakitin gue."
Renjun menghela nafasnya, "Ingat Jaem, bukan cuma Lo, tapi gue juga. Tuhan engga pilih kasih." Jelas Renjun.
Jaemin tertawa miris, "Iyain aja deh, walaupun rasanya gue ingin bantah." Kalo adil kenapa harus pisahin gue sama Kakak.
"Eh, Pelangi!" Teriak Renjun antusias.
Atensi Jaemin beralih menatap langit yang kini bertambah satu objek indah. Ya, setidaknya ia masih bisa melihat warna-warna indah itu. Warna yang menenangkan itu sedikit membuat suasana hatinya membaik.
"Kakak suka banget sama pelangi." Ucap Jaemin lirih.
"Lo bilang apa Jaem?" Tanya Renjun yang tadi tidak mendengar suara Jaemin dengan jelas.
Jaemin menggelengkan kepalanya, "Pulangnya bagus."
TBC
Disetiap bagian bakal ada clue tentang kakaknya Jaemin
Terimakasih udah baca Rain

KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN
Fanfiction"Kak, kalau suatu saat satu diantara kita diadopsi duluan...." "Engga ada kata kalau buat yang satu itu, satu diadopsi berarti diadopsi semua." -NCT DREAM FANFIC -*CW : FAMILY ISUE*