***
"Berdasarkan hasil tes rumah sakit, anda mengidap penyakit kanker hati. Dan sekarang stadiumnya sudah semakin tinggi"
Fujiara masih ingat perkataan dokter hari itu. Dimana dirinya dinyatakan sakit. Rongga perut bagian kanannya selalu nyeri. Bahkan dia saja merasa sangat mual sekarang.
Lea bersama dengan seorang lelaki, David namanya. Dia adalah kekasih dari Lea. Lelaki yang sama yang saat itu harus bersandiwara selingkuh dengan Fujiara dihadapan Vicky.
Ada dua alasan mengapa Fujiara harus terpaksa melakukan tindakan itu. Pertama, karena dia tidak ingin sampai Vicky menjadi kesusahan karena nyatanya calon istrinya adalah gadis yang penyakitan. Kedua, Fujiara ingin kebersamaan antara Vicky dan Jeon kembali. Dan rencananya saat itu berhasil. Fujiara senang melihat mereka kembali bersama setelah keduanya bertengkar hanya karena dirinya.
Fujiara rela. Dia sangat ikhlas. Melepaskan apa yang dia sayang. Bahkan kini kedua kakak beradik itu sudah sangat membencinya.
"Fujiara, kita ke dokter ya? Gue khawatir banget sama lo" lirih Lea namun sahabatnya itu menggeleng dan tetap tersenyum.
"Gue gak apa-apa bestie. Gak perlu ke dokter. Gue juga udah minum obat"
"Lo harus lanjutin kemo, ya? Gue sama Lea bakal anterin" sambung David dan Fujiara hanya mengangguk walaupun usaha itu sama sekali tidak membantunya sembuh.
"Lo harus sembuh. Gue gak mau kehilangan lo" lirih Lea sambil memeluk tubuh Fujiara.
"Bener kata Lea. Lo harus semangat pokonya. Kita ada disini buat bantu lo" lanjut David hingga membuat senyum di bibir gadis itu
"Makasih ya kalian berdua emang sahabat gue yang paling baik"
"Oh iya, gimana tentang Vicky sama adeknya itu?" tanya Lea dan berhasil membuat senyuman di bibir Fujiara perlahan memudar.
"Ya Fuji, gimana? Apa bener Vi sekarang buta?" lanjut David yang juga penasaran.
"Ya, itu bener. Vi sekarang buta. Dan semua itu gara-gara gue. Vi, dek oreo, mereka-- Sekarang mereka benci banget sama gue" lirih Fujiara dengan tetesan air mata hingga membuat Lea kembali merangkulnya.
"Engga, lo gak boleh ngomong gitu. Ini semua bukan salah lo. Lo cuma pengen yang terbaik buat orang-orang yang lo sayang"
"Gue jahat, Lea. Gue ini jahat"
"Gak, lo itu baik. Fuji cewek baik. Ya, lo cewek yang berhati mulia. Udah jangan nangis lagi, please"
Dan Fujiara hanya bisa menangis ditemani kedua sahabatnya. Termasuk sambil menahan rasa sakitnya juga.
***
Jeon gembira sekali ketika mendengar kabar bahwa Jimy akan mencarikan donor mata untuk Vicky. Lelaki itu sangat senang saat membayangkan bagaimana kakaknya akan bisa melihat lagi. Vicky pun sama, dia tak sabar menantikan hari itu tiba. Dimana dirinya bisa melihat indahnya dunia kembali.
"Maaf, Vi. Gue belum bisa dapetin donor mata buat lo. Gue udah berusaha tapi hasilnya nihil"
Dan perkataan lirih Jimy berhasil menghancurkan kegembiraan kedua kakak beradik itu sebelumnya.
"Kak Jimy, tolong cari lagi. Pasti ada. Pokonya kakak Jeon pasti bisa melihat lagi!" tekan Jeon sambil mendorong bahu Jimy, sedangkan lelaki itu hanya bisa menunduk pasrah.
"Jeon, udah. Jimy udah berusaha keras. Mungkin ini emang udah jadi takdir kak Vi, kakak gak bakal bisa lihat kamu lagi" lirih Vicky sembari terisak. Jeon menggeleng kuat dan mendekati kakaknya.
"Gak! Kak Vi gak boleh ngomong gitu. Aku yakin kakak bisa lihat wajahku lagi. Adekmu ini percaya, dan kakak juga harus percaya. Kita gak boleh putus asa!" ujar Jeon dengan nafas memburu lalu memeluk kakaknya kembali.
"Maafin gue, Vi" lirih Jimy tak berdaya. Sedih karena belum bisa menepati janjinya untuk membantu sang sahabat.
***
"Fujiara, ayo kita berangkat kemoterapi"
"Gak usah"
Lea mengerutkan dahi mendengar jawaban Fujiara. Apa maksudnya dengan gak?
"Gak usah gimana? Buruan ayo, ini jadwal kita"
"Percuma Lea, mau kemo sebanyak apapun, gue gak bakal sembuh. Semuanya tetep sama" lanjut Fujiara yang kini tengah terbaring lemas di atas ranjang dengan wajah pucat.
Lea menggelengkan kepalanya lalu mencoba mendekati sahabatnya itu.
"Fuji, kenapa sih lo putus asa banget kaya gini? Kita harus tetep berusaha. Ayo dong please, gue gak bisa lihat lo kaya gini""Maaf ya, Lea. Selama ini gue udah nyusahin lo, gue numpang tinggal bareng lo, lo bahkan bantu biayain semua keperluan hidup gue bahkan obat-obatan gue juga. Gue gak bisa kerja jadi dokter gigi lagi kaya dulu, gue udah bener-bener gak berguna"
"Cukup, ya! Haishh Fujii, lo bisa gak sih jangan ngomong gitu terus? Gue tulus bantuin lo, lo itu sahabat gue. Dan lo gak perlu minta maaf, ngerti?" tegas Lea sedangkan Fujiara malah tertawa pelan dengan santainya.
"Udah jangan banyak ngebantah. Sekarang kita berangkat, David juga udah nungguin tau"
"Ck, iya emakk" jawab Fujiara sambil terkekeh. Dia pun memilih untuk mengalah lagipula dia tidak enak pada Lea yang sudah sangat baik kepadanya.
'Fuji-Fuji, disaat sakit kaya gini aja, lo masih tetep tersenyum. Lo kuat banget, ya? Kalo gue ada diposisi lo, gue gak tau bakalan gimana. Tapi gue berharap supaya sahabat gue cepet sembuh' batin Lea sambil menatap Fujiara dengan mata berkaca-kaca.
"Woi bestie! Malah bengong" tegur Fujiara. Diam-diam Lea menghapus air matanya dan mencoba untuk bersikap biasa.
"Eh iya, sorry. Yaudah, yuk?" ucap Lea sembari menuntun sahabatnya untuk melangkah.
Tiba saatnya kemoterapi, bukannya memperbaik keadaan Fujiara, semua orang malah panik ketika gadis itu sudah tak mampu lagi untuk sekedar menopang dirinya sendiri. Fujiara pingsan dan langsung dilarikan ke rumah sakit.
Dan disisi lain, tapi mungkin dengan situasi yang sama, Vicky ditemukan pingsan di kamarnya dengan posisi tergeletak pada lantai dengan darah yang mengalir di pergelangan tangannya. Ada cutter juga yang berada tak jauh darinya.
"Kak Vi, bangunn!" pekik Jeon kala melihat kakaknya itu menutup matanya. Benar-benar panik dan syok melihat keadaan lelaki itu sekarang.
"Viiii!" Jimy berteriak marah. Benar-benar tak menyangka bahwa Vicky akan senekat ini, dengan bodohnya lelaki itu melukai tangannya sendiri. Tanpa mengulur waktu, ambulance pun segera dipanggil.
Disitu terdengar isak tangis Jeon menyerukan nama sang kakak tercinta.
'Tuhan, Jeon mohon. Tolong jangan ambil kak Vi. Jeon sayang dia. Cuma kak Vi yang Jeon punya di dunia ini. Tolong jaga dia, sembuhkanlah dia'
>>>
KAMU SEDANG MEMBACA
Dek Oreo! [END]
Fiksi Remaja[COMPLETED] Di dunia ini, ada 3 hal yang Jeonathan sayang Oreo Kak Vi ?? (taekook: brothership, romance)