LIMA

9 0 0
                                    

Emily memandang anak laki-laki semata wayangnya di hadapannya dengan beribu macam perasaan menjadi satu.

"Ryu kemana saja selama ini?" Emily bertanya dengan suara bergetar sedikit. Ia melangkah mendekat pada Ryu dan memeriksa apapun yang ada di tubuh Ryu. Semuanya baik, malah wajahnya terkesan sangat segar. Ia menjadi lebih gemuk dan bugar dari yang terakhir kali Emily lihat. Ia tidak mendapat informasi bagaimana Ryu bisa pulang dan bagaimana Ryu dapat kembali menjadi sangat sehat, siapa yang memberinya makan? Apa yang dilakukan anaknya diluar sana? Berbagai macam pertanyaan muncul di benak Emily, namun sepertinya Ryu tidak ingin memberi tahu dengan siapa ia menghabiskan waktunya selama dua minggu ini.

"Nginep di Paris sama Amanda."

Amanda adalah salah satu gadis yang pernah dekat dengan Ryu dulu. Gadis itu sendiri tinggal di seberang rumahnya, hampir setiap malam Amanda mampir ke rumah Ryu hanya untuk sekedar memberikan makanan hasil masakannya. Belakangan Emily baru tahu, kalau itu semua adalah masakan pembantunya atau masakan takeaway dari restoran seberang kompleks mereka. Amanda menggunakan cara itu untuk mendekati Ryu karena tahu Ryu menyukai gadis yang gemar memasak. Emily sendiri dulu pun hampir merestui hubungan Ryu dengan Amanda, melihat latar belakang orang tua nya, namun langsung terhenti saat Ryu bilang kalau Amanda adalah satu-satunya gadis yang mengajaknya menikah di usia enam belas tahun.

"Mama nggak percaya itu, minggu lalu Mama baru melihat Amanda keluar dari mobil dan masuk sambil membawa dua buah tas belanjaan penuh," Emily merebut stik playstation yang sedang dimainkan oleh Ryu. "Jawab Mama, siapa yang membawamu? Kau tidak mungkin bersama Sienna karena yang mama lihat Sienna juga kebingungan mencarimu selama ini. Lalu kenapa kau terlihat santai saja? Apa ini ada hubungannya dengan perusahaan? Atau kau sedang bermain bersama teman temanmu? Dimana kau menginap selama ini? Jangan bercanda, Ryu. Ini menyangkut masa depanmu."

"Aku tidak sedang bercanda," jawab Ryu malas. Ia membiarkan Emily melempar stik playstation ke sofa, kemudian ia bangkit dan mengambil gelas berisi air es yang disediakan oleh ART mereka. "Aku baik baik saja selama ini, hanya pergi untuk menenangkan diri. Aku tidak bersama teman temanku, aku pergi sendiri. Aku juga tidak bersama Sienna, dan aku juga menyesali telah membuat Mama dan Sienna menunggu terlalu lama. Aku tidak keluar kota atau keluar negeri, tapi aku benar benar sendiri."

"Dua minggu Mama mencarimu kemana mana, sampai semua orang sudah Mama curigai. Kau tahu betapa khawatirnya Mama? Mama bahkan mengira kau sudah mati diculik orang atau tiba tiba dibuang ke laut!" Jawab Emily histeris. Ia menggelengkan kepalanya kesal, berharap Ryu dapat menjawab pertanyaannya. "Kalau kau sekedar untuk menangkan diri atau bermain diluar sana, bisa 'kan kau mengabari Mama? Lewat apapun itu, Mama tahu kau anak yang pintar. Atau kau sengaja ingin membuat Mama khawatir hanya karena studi keluar negeri?"

Aku juga akan pulang Ma, kalo aku hanya main-main saja diluar! Masalahnya 'kan tidak semudah itu! Balas Ryu kesal dalam hati.

Namun yang dilakukan hanyalah terdiam, sambil menatap layar televisi yang sedang menampilkan permainan balap-balapan. Emily yang memandang anaknya putus asa, langsung meninggalkan ruangan keluarga itu tak lupa membanting pintu keras sebagai bentuk protes sang ibu. Ryu menghela nafas panjang. Keadaan tidak semudah itu.

Maafin Ryu, Ma. Ryu cuma nggak tahu mau ngomong apa, kemana Ryu pergi selama ini. Karena pria sialan itu menyuruhku untuk merahasiakan semuanya dari Mama..

***

Dua jam sebelumnya sebelum Ryu dipulangkan ke rumah ...

"Berjanjilah padaku, kau tidak akan membocorkan ini kepada siapapun." Suara Han begitu datar. Ryu memandang Han dengan tatapan bingung, apa yang harus ia lakukan? Dan maksudnya apa?

EMILY and RANDY (Tjaya's Fam Series I)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang