Bab 3 Gugup

17 5 0
                                    

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, Halo Semuanya.
Disini Aku Mau Melanjutkan Ngeluarkan Cerita Berisi Haluku Lagi.
Mari Dimulai Cerita Nya Biar Kalian Gak Penasaran Lagi.
Bayangin Aja Visual Dengan Ilustrasi Kalian, Jangan Lupa Perbanyak Komentar!!!

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Ayah Dan Ibuku Sudah Selesai Beberes Dan Aku Juga Begitu, Aku Dan Keluargaku Sedang Menunggu Seseorang Yang Akan Datang Kerumah Ku, Akan Tetapi Aku Gugup Dikarenakan Aku Blm Pernah Ketemu Orangnya Dan Aku Gk Tau Sifatnya, Ya Mau Gimana Lagi Aku Harus Nurut Kepada Orang Tua Yang Aku Sayangi, Walaupun Aku Sedang Mengagumi Seseorang, Aku Juga Percaya Orang Tuaku Kasih Pendamping Yang Bener Bener Terbaik Buat Ku. Tapi Satu Sisi Aku Kayak Gk Asing Dengan Nama Tersebut, Ya Kalian Pasti Nanya Siapa Ya Orang Yang Misterius Itu, Dia Ali Yang Aku Kagumi. Walaupun Aku Blm Pernah Ketemu, Namun Aku Pernah Bermimpi Kalo Dia Pernah Dateng Ke Mimpiku. Apa Bener Dia Yang Aku Kagumi? Apa Ayah Udh Kenal Dia Lebih?. Itu Yang Saat Ini Ada Dibenak Ku, Pertanyaan-Pertanyaan Yang Bikin Kepalaku Pusing

*Setalah Jam 10
Ayah: "Sayang Tolong Panggilkan Nila Kesini"
Ibu: "Baik Sayang" (Beranjak Dari Tempat Duduk Dan Berjalan Ke Kamar Nila)

Dan Yaa Karena Pusing Memikirkan Siapa Seseorang Yang Melamar, Nila Pun Tertidur Dan Ia Sekarang Sedang Bermimpi.
Di Sebuah Taman Yang Teduh Dan Penuh Dengan Bunga-Bunga Indah, Nila Sedang Menikmati Sore Yang Cerah. Dia Duduk Di Bangku Taman, Memandang Langit Biru Dan Merasakan Angin Sepoi-Sepoi Yang Menyegarkan. Di Dekatnya, Sepasang Merpati Terbang Rendah Dan Mendarat Di Rerumputan. Mereka Terlihat Begitu Serasi, Saling Bercanda Dan Bermain.
Nila Merasa Tertarik Melihat Merpati-Merpati Itu. Dia Perlahan Mendekat Dan Duduk Di Dekat Mereka. Dengan Hati-Hati, Dia Mengeluarkan Beberapa Butir Jagung Dari Tasnya Dan Menaburkannya Di Tanah. Sepasang Merpati Itu Dengan Cepat Menghampiri Jagung Dan Mulai Memakannya. Nila Tersenyum Melihat Kelucuan Mereka.
Sambil Duduk Di Rerumputan, Nila Memainkan Ujung-Ujung Roknya Dan Tertawa Pelan Saat Merpati-Merpati Itu Berebut Makanan. Tiba-Tiba, Seorang Lelaki Mendekat. Dia Terlihat Ramah Dan Membawa Sebungkus Roti.

“Bolehkah Aku Ikut Bermain Dengan Merpati Ini?” Tanya Lelaki Itu Dengan Senyum Lembut.
Nila Mengangguk Dan Tersenyum, “Tentu Saja, Ayo Bergabung.”

Lelaki Itu Duduk Di Samping Nila Dan Mulai Menyobek-Nyobek Roti Kecil Dari Bungkusnya. Dia Menaburkannya Di Tanah, Dan Merpati-Merpati Itu Segera Mendekat Lagi, Berebut Roti. Nila Dan Lelaki Itu Tertawa Melihat Tingkah Laku Merpati Yang Lucu Dan Antusias.

“Kamu Sering Datang Ke Sini?” Tanya Lelaki Itu Sambil Terus Memberi Makan Merpati.
“Tidak Terlalu Sering, Hanya Sesekali Untuk Menikmati Sore,” Jawab Nila. “Bagaimana Denganmu?”
“Saya Juga Sama, Suka Menikmati Ketenangan Taman Ini,” Jawab Lelaki Itu.
“Kamu Juga Sama?, Namun Mengapa Saya Tidak Pernah Bertemu Dengan Mu?” Tanya Nila Kepada Lelaki Yang Berada Di Sampingnya.
“Mungkin Kebetulan Kita Ketemu Disini Hari Ini” Jawabnya Lelaki Itu.
“Hmm, Masuk Akal, Yaudahlah Sudah Dijawab Juga Kan” Ucapnya Dalam Hati
Mereka Terus Berbincang Sambil Bermain Dengan Merpati. Nila Merasa Nyaman Dengan Kehadiran Lelaki Itu. Bagaimana Bisa?, Sedangkan Aku Aja Baru Melihat Taman Ini Sedangkan Ia Sudah Sering. Dia Adalah Seseorang Yang Ramah Dan Menyenangkan, Dengan Senyum Yang Selalu Menghiasi Wajahnya.
Mereka Berbagi Cerita Dan Tertawa Bersama. Sepasang Merpati Yang Tadi Bermain Kini Tampak Nyaman Dengan Kehadiran Nila Dan Seseorang Yang Entah Ia Tidak Menyebut Namanya. Mereka Berdua Seperti Menemukan Teman Baru Di Sore Yang Indah Itu.

Saat Matahari Mulai Terbenam, Nila Dan Seseorang Berdiri, Siap Untuk Pulang. “Terima Kasih Telah Menghabiskan Waktu Sore Ini Bersama,” Kata Seseorang. “Aku Senang Bisa Bertemu Dan Bermain Denganmu.”
“Aku Juga Senang Bertemu Denganmu, Maaf Siapa Namamu?,” Jawab Nila. “Semoga Kita Bisa Bertemu Lagi Di Taman Ini.”

Yaa Pertanyaanku Tidak Dijawab Olehnya. Dan Dengan Senyuman, Mereka Berpisah Dan Berjalan Ke Arah Yang Berbeda, Meninggalkan Sepasang Merpati Yang Masih Bercanda Di Rerumputan. Nila Merasa Sore Itu Begitu Istimewa, Tidak Hanya Karena Merpati Yang Lucu, Tetapi Juga Karena Pertemuan Tak Terduga Dengan Seseorang Yang Membuat Harinya Lebih Berwarna. Setelah Berpisah Nila Pun Bangun Dari Tidurnya Dan Ternyata Sebuah Mimpi. Entah Seseorang Itu Siapa Karena Wajahnya Buram Dan Yang Aku Ingat Hanya Bermain Sepasang Merpati Dan Kebangun. Nilapun Cuci Muka Lalu Beberes.

Nila: “Bismillahirrahmanirrahim”

Jam Yang Dinanti Pun Tiba. Nila Dikamar Sambil Makeup Dan Merenung, Dan Menunggu Dengan Hati Yang Berdebar-Debar, Khawatir. Tiba-Tiba, Terdengarlah Suara Langkah Kaki Mendekat. Hatinya Berdegup Kencang, Namun Ketika Pintu Terbuka, Nila Terkejut. Karena Ibuku Sudah Memanggil Membaritahu Bahwa Sang Lelaki Sudah Tiba.

Ibu: "Nila Sayang Ayo Ke Ruang Tamu Sekarang, Kamu Udah Siap Kan Sayang?"
Nila: "Iya Bu Nila Sudah Siap, Ibu Nila Mau Nanya Dong, Temen Ayah Yang Mana Sih Bu?"
Ibu: "Ibu Juga Gak Tau Nak, Nanti Kamu Juga Tau Sendiri"
Nila: "Hah Emang Nila Tau?, Nila Takut Bu Nila Kan Baru Kelas 12 Bu, Nila Mau Kuliah Dulu."
Ibu: "Nila Percaya Sama Ayah Gak?, Nila Juga Udah Mau Selesai Smanya Kan, Dan Juga Kamu Smanya Tinggal 2 Hari Lagi Bkn?, Jadi Nila Tenang Aja Ya Nanti, Percaya Sama Allah Swt."
Nila: "Inshaallah Percaya Kok Bu, Iya Bu, Inshaallah Nila Percayain Semua Kepada Allah Ya Bu"
Ibu: "Nah Pinter Anak Ibu, Masyaallah"
Nila: "Terima Kasih Ya Ibu"
Ibu: "Sama Sama Sayang, Yaudah Yuk Kedepan"
Nila: "Iya Bu, Bismillahirrahmanirrahim"
Ibu: "Bismillahirrahmanirrahim Ya Sayang Sambil Salawatan Aja Sayang"

Nila Dan Ibunya Pun Menuruni Anak Tangga Dari Kamar Nila Dengan Langkah Ringan. Gaun Biru Muda Yang Dikenakan Nila Berayun Lembut Setiap Kali Dia Melangkah. Ibunya Mengikuti Di Sampingnya, Tersenyum Melihat Anak Perempuannya Yang Tampak Anggun Dan Ceria.
Saat Mereka Mencapai Lantai Bawah, Suara Tawa Lembut Terdengar Dari Ruang Tamu. Itu Adalah Ayah Nila Yang Sedang Duduk Di Sofa, Yang Sedang Menunggu Nila Dan Sang Istri Turun. Melihat Nila Dan Ibunya Mendekat, Ayahnya Nila Pun Menghadap Anaknya, Istrinya Dan Tersenyum Lebar.

“Mashaallah Nila, Kamu Tampak Cantik Sekali Hari Ini,” Kata Ayahnya Sambil Membuka Tangannya, Mengajak Nila Untuk Duduk Di Sampingnya.
Nila Tersenyum Malu-Malu Dan Duduk Di Samping Ayahnya. “Terima Kasih, Ayah. Ibu Yang Memilihkan Gaun Ini Untukku,” Jawab Nila Dengan Bangga.

(Selang Beberapa Menit Sekeluarga Dari Cowok Sudah Dateng, Aku Tambah Gugup Dan Takut Salah Ngambil Keputusan Aku Malu)

Om Reza (Temen Ayah/Ta): "Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh"
Ayah/Ibu/Nila: "Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarokatuh, Alhamdulillah Sudah Sampai"
Om Reza (Ta) : "Alhamdulillah, Tadi Juga Lancar Selama Perjalanan"
Ayah: "Mashaallah, Owh Iya, Ayo Masuk"
Om Reza (Ta): "Iya, Terima Kasih"
Ayah: "Santai Aja Kayak Siapa Aja"
Om Reza (Ta): "Hehe, Eh Iya Kenalin Ini Istri Ku Namanya Mila, Dan Ini Ali Anakku."
“Ya Allah Ini Beneran, D-Dia Mashaallah Ternyata Jika Sudah Jodoh Gak Akan Salah Pilih Ya” Ucap Bahagianya Nila Setelah Tidak Sengaja Mencuri-Curi Pandang Ke Cowok Yang Akan Menjadi Calonnya Saat Perkenalan
Tante Mila (Istri Temen Ayah/Ita): Salam Kenal (Salaman Ke Ibu Dan Aku+Senyum Ke Ayah, Ibuku Dan Pastinya Ke Aku Juga Cuman Kalo Ke Ayah Kayak Salim Tapi Bkn Salim Tau Lah Ya, Maaf Aku Gk Tau Namanya)
Ibu: "Iya Bu, Salam Kenal Juga"
Tante Mila (Ita/Isri Teman Ayah): "Jangan Panggil Bu Dong Hehe, Panggil Saya Dengan Nama Saja Atau Jeng Aja Ya Atau Besan" (Sambil Ngeliat Kearah Ku)
Ibu: "Baik Mila Aja Ya, Saya Kamila"
Om Reza (Teman Ayah/Ta): “Owh Iya Sampai Lupa Ini Temannya Abi Namanya Zidan” (Om Reza Memperkenalkan Zidan (Ayahnya Nila) Kepada Istri Dan Anaknya)
Ayah: “Senyum Kepada Istri Dan Anak Temannya Itu.”
“Owh Iyaa, Kenalin Ini Anak Kami” Ucap Ayah Kearah Nila
“Mashaallah Ini Toh Calonnyaa, Cantik Dan Pemalu Ya Anaknya” Ucap Abinya Ali  (Om Reza) Sambil Bercanda
“Iya Nihh, Anaknya Pemalu Banget Dan Kalo Cantik Siapa Lagii Kalo Bukan Ibunya Hahaha, Mashaallah Seperti Ini Lah Anakku” Ucap Ayahku Sambil Balas Bercanda
Nila Pun Hanya Bisa Tersenyum Malu Dan Sang Ayah Nila Pun Menyuruh Keluarganya Temannya Untuk Duduk Dibangku Yang Sudah Berada Diruang Tamu Tersebut. “Mari Mari Duduk.” Dan Mereka Pun Duduk. Ibunya Nila Duduk Di Kursi Sebelah Ayahnya Dan Nila Disebelah Ibunya Dan Begitupun Dengan Keluarga Ali.

Besok Lagi Ya Ceritanya….
Maaf Ya Kalo Ada Typo Atau Ada Kata Kata Yang Kurang Dan Tidak Mengenakan.
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.

Kekaguman Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang