Bab 6 Pernikahan Ali Dan Nila

18 5 0
                                    

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, Halo Semuanya .

Disini Aku Mau Mengeluarkan Cerita Berisi Haluku Lagi.
Mari Dimulai Cerita Nya Biar Kalian Gak Penasaran Lagi.
Bayangin Aja, Jangan Baper Ya

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Ibu: "Hari Sabtu Sayang, Pukul 9 Tepat"
Nila: "H-Hah Hari Sabtu Bu, Kita Kan Blm Ada Persiapan Bu?, Ucap Nila Kaget. (Alhamdulillah Bentar Lagi (Batin Nila)
Ibu: "Tenang Aja Udah Ibu Sama Mama Mila Urus Semuanya"
Nila: "Alhamdulillah"
Ibu: "Ibu Sama Ayah Sayang Sama Kamu Nak"
Nila: "Nila Juga Sayang Ayah Dan Ibu" (Senyuman+Berpelukan)

(Bagi Yang Nanya Kenapa Aku Gk Cerita Ke Ibu Dan Ayah Kalo Ali Itu Yang Selama Ini Aku Kagumi Karena Saya Takut Allah Memutar Balikan Hati Atau Pikiran Orang Tua Ku, Aku Sudah Bersyukur Banget Cuman Yang Aku Bingungin Dia Beda Dengan Yang Di Ceritakan Oleh Temanku Dan Social Medianya Dan Aku Akan Sabar Dan Berfikir Positif).

Hari Pernikahan Nila Dan Ali Semakin Mendekat, Dan Persiapan Pernikahan Sudah Hampir Selesai. Namun, Nila Dan Ali Tidak Bisa Terlibat Langsung Dalam Persiapan Tersebut Karena Mereka Sedang Menghadapi Ujian Akhir Di Kampus. Keduanya Sangat Sibuk Belajar Dan Mengikuti Ujian, Sementara Keluarga Mereka Yang Mengurus Semua Detail Pernikahan.
Di Kampus, Suasana Terasa Tegang. Mahasiswa Lain Juga Sibuk Dengan Ujian Akhir, Dan Nila Serta Ali Harus Fokus Pada Studi Mereka. Setiap Malam, Mereka Belajar Hingga Larut, Mencoba Memastikan Semua Materi Dapat Dikuasai Dengan Baik. Di Tengah Kesibukan Itu, Pikiran Tentang Pernikahan Kadang-Kadang Melintas Di Benak Mereka, Tetapi Mereka Tahu Harus Tetap Fokus Pada Ujian.
Sore Itu, Setelah Menyelesaikan Salah Satu Ujian Terakhir Mereka, Nila Dan Ali Pulang Ke Rumah Masing-Masing. Mereka Merasa Lelah Tetapi Lega Karena Ujian Hampir Selesai. Keduanya Tahu Bahwa Keluarga Mereka Telah Bekerja Keras Mengurus Segala Hal Tentang Pernikahan, Mulai Dari Dekorasi, Katering, Hingga Undangan.

Setibanya Di Rumah, Nila Disambut Dengan Senyuman Hangat Dari Ibunya. "Bagaimana Ujianmu, Nila?" Tanya Ibunya.
Nila Tersenyum Lelah, "Alhamdulillah, Berjalan Lancar, Bu. Terima Kasih Sudah Mengurus Semuanya Untuk Pernikahan, Maaf Nila Belum Bisa Bantu Apa-Apa, Sekarang Apa Ada Yang Nila Bisa Bantu?."
Ibunya Mengangguk, "Kami Semua Mendukungmu, Nila. Gak Perlu Udah Selesai Semuanya Yang Penting Sekarang Kamu Istirahat Dan Siapkan Dirimu Untuk Besok."
Di Rumah Ali, Suasana Serupa Terjadi. Abinya Menyambutnya Di Pintu Dan Menepuk Bahunya Dengan Bangga. "Kamu Pasti Lelah, Nak. Ujian Terakhir Sudah Hampir Selesai, Dan Besok Adalah Hari Besarmu."
Ali Tersenyum Dan Menghela Napas Lega, "Iya, Abi. Terima Kasih Sudah Mengurus Semuanya."

Malam Itu, Nila Dan Ali Mencoba Untuk Bersantai. Mereka Tahu Bahwa Esok Hari Adalah Hari Yang Sangat Penting Dalam Hidup Mereka. Meskipun Mereka Tidak Bisa Terlibat Langsung Dalam Persiapan, Mereka Merasa Bersyukur Karena Keluarga Mereka Telah Membantu Dengan Penuh Kasih Sayang.

*Dihari Yang Ditunggu Tunggu Yaitu Hari Sabtu
Pada Jam 8.30 Pengrias Bukan Perhiasan Ya Hehehe, Oke Lanjut Pengrias Sedang Menghiasku Dan Sebelum Dihias Aku Whudu Dulu Dan Baru Dihias Karena Aku Gk Mau Lepas Dari Air Whudu Dan Juga Aku Gak Mau Jauh Dari Allah Semoga Dia Bisa Membimbingku Ke Jannahnya Allah Dan Mencari Pahala Bareng Bareng. Setelah Dirias Aku Disuruh Menuju Ke Pelaminan Ya Disana Sudah Ada Keluarga Mempelai Laki Lakinya Aku Menundukan Kepalanya Gak Berani Melihat Ke Atas Atau Pun Menoleh Sedikit Pun, Jadi Bagi Yang Nanya Aku Udah Melihat Mukanya Blm Tentu Blm Sama Sekali Karena Aku Harus Menjaga Mataku Dari Zina Mata, Lalu Bagaimana Kamu Bisa Yakin Kalo Dia, Kenapa Aku Bisa Yakin Karena Aku Mendengar Dari Suara Dan Merasa Tenang Aja Kalo Ada Dia Sama Seperti Merasakan Didekat Orang Tua.

Hari Itu Tiba, Hari Yang Telah Dinantikan Oleh Alim Shaffiyyur Rahman Dan Nila Iffah Inas. Dan Sekarang Mempelai Pria Duduk Di Depan Penghulu, Dengan Keluarga Dan Sahabat Terdekat Menyaksikan Momen Sakral Ini. Di Sebuah Masjid Yang Indah, Dihiasi Dengan Bunga-Bunga Segar, Suasana Penuh Khidmat Dan Haru Menyelimuti Ruangan.
Ali, Dengan Wajah Tegang Namun Penuh Keyakinan, Duduk Di Hadapan Penghulu. Di Sampingnya, Ayah Nila Siap Menjadi Wali Yang Akan Menikahkan Putrinya. Nila Duduk Dengan Anggun Di Bagian Wanita, Didampingi Oleh Ibunya Dan Saudara-Saudaranya. Meskipun Tidak Berada Di Tempat Yang Sama, Mata Mereka Saling Bertemu Dalam Pandangan Yang Penuh Makna.
Penghulu Memulai Prosesi Ijab Kabul Dengan Mengucapkan Beberapa Kalimat Pembuka. Kemudian, Dia Mempersilakan Ayah Nila Untuk Mengucapkan Ijab Kabul. Dengan Suara Yang Mantap, Ayah Nila Memulai.

"Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillahi Rabbil 'Alamin. Ashhadu Alla Ilaha Illallah, Wa Ashhadu Anna Muhammadan Rasulullah. Ankahtuka Wa Zawwajtuka Makhtubataka Nila Iffah Inas Binti Zidan bi Mahri (100 Gram Dan 1,000 Sar) Hallan.

Ali, Dengan Tangan Kanan Menggenggam Erat Tangan Aditya Ayahnya Nila, Menjawab Dengan Suara Tegas Dan Jelas.

"Bismillahirrahmanirrahim. Qabiltu nikâḫahâ wa tazwîjahâ bil mahril madzkûr.

"Hallan" ucap para saksi, keluarga dan teman, sahabatnya.

Sejurus Kemudian, Saksi-Saksi Yang Hadir Menyatakan Sahnya Ijab Kabul Tersebut. Suasana Haru Dan Kebahagiaan Menyelimuti Seluruh Ruangan. Ali Dan Nila Kini Resmi Menjadi Suami Istri, Mengikat Janji Suci Di Hadapan Allah Dan Keluarga Mereka.
Air Mata Kebahagiaan Mengalir Dari Mata Berbarengan Nila Yang Berjalan Kearah Seseorang Yang Sekarang Sudah Menjadi Suaminya Dan Saat Ia Disalami Oleh Suaminya Yang Kini Sah. Ali Memandangnya Dengan Penuh Kasih, Siap Menjalani Kehidupan Baru Bersama Sebagai Pasangan Yang Halal. Doa-Doa Dan Ucapan Selamat Mengalir Dari Semua Yang Hadir, Menambah Kebahagiaan Di Hari Istimewa Itu.
Nila Menangis Karena Putri Kesayangan Ayah Dan Ibu Sudah Mempunyai Pasangan Hidupnya, Dan Setelah Itu Nila Disuruh Kearah Tempat Duduk Disebelahnya Sebelum Meranjak Dari Tempat Duduk, Nila Menghapus Air Mata Terlebih Dahulu Dan Nila Pas Berjalan, Tiba Tiba Kaki Nya Gemetaran Karena Nila Bener- Bener Takut Dan Malu Campur Aduk Deh Pokoknya, Setelah Disuruh Duduk Disebelahnya Nila Disuruh Salim Ke Mempelai Laki Laki Nila Langsung Deg Degan.

"Bagaimana Ini Ya Allah Aku Takut." Ucap Nila
"Boleh Gak Sih Aku Megang Tangannya, Boleh Lha Yakan Udah Sah Ini" Batin Ali

Dan Ya Kami Berusaha Untuk Memegang Tangan Satu Sama Lain Betapa Gemetaran Dan Kakunya Tangan Kami. Setelah Drama Tersebut Ali Memberanikan Diri Dan Akhirnya Ali Dan Nila Bisa Melawan Gemetaran Dan Ya Tentu Ali Bersyukur, Kenapa Ali Bersyukur Karena Ali Dan Nila Bisa Melalui Semuanya Namun Nila Blm Berani Ngeliat Muka Nya. Terus Pas Dibacain Doanya Nila Deg Degan Lagi Karena Ali Setelah Membaca Doa Trs Mencium Keningku Namun Nila Masih Memejamkan Matanya, Bagaimana Nila Tidak Grogi.

Besok Lagi Ya Ceritanya, Maaf Ya Kalo Ada Typo Atau Ada Kata Kata Yang Kurang Dan Tidak Mengenakan.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.

Kekaguman Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang