1# Keluarga

716 67 12
                                    

"Semua keluarga punya ceritanya masing-masing.."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Pagi ini seharusnya Halilintar dan enam saudaranya pergi bersekolah.

Namun baru saja ia melangkahkan kakinya turun dari kasur, suara hujan lebat sudah terdengar bergerus di atap rumahnya. Rintik hujan pun sudah lama menghiasi kaca jendelanya. Melihat itu membuat rasa kantuknya kembali lebih dari 50% . Ia rasanya tidak ingin bangun, dan hanya ingin kembali masuk kedalam selimut tebalnya. 

Lembab, sejuk, berisik. Itulah yang dikeluhkan Halilintar setiap kali hujan turun. Seperti ada dendam terselubung , ia benci hujan. 

Ia tidak akan bangun dari kasurnya pagi itu jika saja adik terkecilnya, Solar tidak naik ke kamarnya dan menimpuknya dengan selembar roti tawar. Ya, kau tidak salah dengar. Benar benar roti tawar. Keluarga ini memang agak absurd, terutama tujuh anak yang nanti akan diceritakan. 

"kau nggak ketularan Ice kan?" 

Suara cempreng Solar adalah suara yang pertama kali didengar Halilintar pagi itu. Mendengarnya saja membuat Halilintar berdecak malas, ia lantas semakin mengungkung dirinya dalam selimut persis seperti kepompong. 

"orientasi kampus, bang-- " Solar nyaris saja mengutuk namun buru-buru ditahannya. 

"Orientasi kampus cuk- jangan menolak tua deh lo"

Geram mendengar cibiran adiknya yang kurang akhlak itu, roti tawar yang tadi dilempar Solar pun dilemparkannya balik kepada pemiliknya. Untung Solar sempat menghindar sebelum wajah tampannya terkena remahan roti. 

"masih pagi, mo--" 

"--nica" 

Tak berbeda dari Solar, Halilintar juga nyaris saja mengutuk. Untung cepat-cepat ditahannya. 

Mengingat hari raya Idul Fitri sudah dekat dan besok sudah memasuki bulan puasa, keluarga mereka bersepakat untuk menghapus seluruh kata kata kasar dan perkataan-perkataan kotor yang biasanya sulit sekali untuk tidak diucapkan oleh tujuh anak itu. 

"emang mulai jem berapa tu orientasi?" tanya Solar. 

"siang" Halilintar menjawab singkat. 

"gue nanya jem berapa cuk-" 

Halilintar mendengus kemudian mengangkat dirinya bangun dari kasur "santai ege! jem 10! napa??" 

"hoo- pas banget. Boleh lah lo anterin gue ngedate sama-"

"G" 

Solar mendelik begitu Halilintar tau-tau memotong kalimatnya. Udah nyautnya cuma satu huruf doang lagi. Hal itu karena Halilintar tau apa yang akan dikatakan oleh Solar. Pasti dia mau ngedate sama cewek, yang jelas ceweknya beda sama yang kemarin. Dan karena Solar ga modal, dia selalu nebeng sama saudara-saudaranya yang bawa motor.

Memories (All Elementals - Camelot Regnum Ramadhan Event)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang