9# Yang hilang dan yang pergi

416 45 1
                                    


"Kehilangan yang paling berat adalah kenyataan bahwa aku terlambat membahagiakan kalian."


***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"seperti itulah kira kira.." 

Halilintar menutup sebuah album foto yang sedari tadi bersimpuh di pahanya sambil menghela panjang. Jari-jarinya mengelus permukaan album yang sedikit berdebu, menatap sedih pada gambar sembilan sosok yang tertempel di covernya. 

"rasanya masih tidak menyangka.. masih terasa seperti mimpi. Bahkan sampai hari ini.. aku seakan masih merasakan keluarga yang utuh di rumah kami" Halilintar tersenyum pahit, kemudian mengangkat wajahnya dan menatap sosok di depannya. 

"aku sangat mencintai mereka, dan membuatku sangat hancur. Bahkan aku sempat berpikir untuk menyusul mereka.." 
















*** 
















Hari sudah malam, dan belum satupun pesan atau panggilan telepon yang masuk dari mama, papa maupun saudara-saudaranya yang lain. Halilintar juga sudah menelepon ponsel mereka satu per satu, namun tidak tersambung sama sekali. 

Hal ini membuat kecemasan Halilintar semakin menjadi jadi. Ia merasa ada yang tidak beres dengan hal ini. Firasat buruk yang ia rasakan sejak pagi kian membuatnya panik, apalagi setelah ia menelepon nenek dan beliau mengatakan bahwa mama dan yang lainnya belum sampai disana. 

Rasanya mustahil. Penerbangan ke bekasi hanya sekitar satu jam, dan seharusnya pesawat mereka sudah berangkat sejak siang hari. Mungkin saja delay karena hujan, tapi hari sudah malam dan sepertinya tidak mungkin kalau mereka belum sampai hingga sekarang.

"hahahah.. Hali..Hali..tenang... tenang..." 

Berusaha menenangkan dirinya sendiri, Halilintar menarik nafas dalam dalam. 

"p-palingan mereka mampir..j-jalan jalan..hahaha..iya.. k-kita kan suka jalan jalan.." 

Halilintar mencengkram pinggiran sofanya, tertawa sendirian ditengah kesunyian malam itu. Ia berusaha untuk berpikir positif, seperti apa yang dikatakan seniornya. 

Namun tubuhnya gemetaran. Ia sama sekali tak bisa tenang , tubuhnya tak berhenti berkeringat dingin. 

"ma..pa..tolong jawab teleponku..sekali..aja.." 

Tangannya dengan gemetar menekan tombol call dan mendekatkan telepon itu ke telinganya. Namun tetap sama, tidak ada satupun dari panggilannya yang terangkat- atau lebih tepatnya..tidak ada nada dering yang menandakan ponsel mereka tidak aktif. 

Tapi ia tak kehilangan akal. Ia lantas mengutak atik pesan dan mengirimi mama, papa, serta saudara-saudaranya pesan yang begitu banyak. Tak lupa ia juga mengirim banyak pesan di grup keluarganya..saking banyaknya hingga menyerupai spam.

Memories (All Elementals - Camelot Regnum Ramadhan Event)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang