2# Mimpi Taufan

428 60 6
                                    

"keluargamu terdengar menarik ya. Sepertinya menyenangkan memiliki keluarga seperti itu.." 

Halilintar mengangguk mendengarnya, menyetujui ucapan orang itu. Ya, keluarganya itu memang keluarga yang sungguh menyenangkan, sungguh menarik untuk selalu dikenang. Tidak akan pernah membosankan untuk membahas kisah keluarga Halilintar. 

Jika saja semua itu dapat ia rasakan lebih lama.. kegembiraan itu. 

"adikmu yang pertama..Taufan ya? sepertinya ia terdengar menyenangkan. Sebagai kakak tertua yang masih duduk di SMA, dia pasti sangat diandalkan ya?" 

Terkekeh pelan, Halilintar menggeleng. 

"jika kubilang.. justru yang terjadi adalah sebaliknya.." 

*** 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


*** 

"UWAAAAAAAAAAAAAAA!!!!" 

Hari masih pagi dan suara Taufan yang berteriak dari kamar mandi sudah menggelegar di seluruh penjuru rumah. Saat itu, seperti biasa semua orang tengah sibuk mempersiapkan urusannya masing-masing. Halilintar bersiap siap untuk kelas pagi, empat lainnya juga bersiap untuk pergi ke sekolah. Mama sedang sibuk masak sarapan dan papa dengan koran pagi dan secangkir kopi hitam. 

"mama!! kak Hali!! Solar!! Gempa!! siapapun!! tolongin dong!! upan lupa bawa anduk nih!!" 

Solar yang tengah mengecek penampilannya di kaca ruang tengah pun berdecak. Posisinya paling dekat dengan kamar mandi namun ia terlalu malas untuk naik ke atas dan mengambil handuk Taufan. Pegel ceunah! Nanti ketampanannya memudar kena keringat- begitu katanya.

"Solar- kakak kamu gak dibantuin tuh?" 

Mama yang tengah menggoreng tempe hanya mesem mesem melihat Solar yang pura pura tuli. Di sana, Solar hanya mengangkat bahu sambil tetap melanjutkan misi mengikat dasinya. Penampilannya harus sempurna dari atas sampai bawah bahkan dasi sekalipun harus sama sudut, panjang , lebar dan tingginya. Karena selain aneh dan pintar, Solar juga anak mama yang paling perfeksionis. Bagi Solar, kalau bisa segala sesuatunya harus yang terbaik. 

"WOEEE!!! INI GAK ADA YANG MAU BANTUIN UPAN APA??!! KEJAM!! HATI MUNGIL UPAN TERSAKITI!!"

Taufan berteriak lagi, kali ini dengan nada yang sengaja ia dramatisirkan. Gempa dan Halilintar yang baru turun dari lantai dua pun mendesis. Punya saudara yang seperti toa berjalan memang sehat untuk indera pendengaran. Ya, sehat alias cepet budeknya. Dengan geram, Halilintar menyambar handuk biru bau yang sudah dipakai dua minggu alias belum dicuci sama sekali dan melemparkannya pada kepala Taufan yang menonjol dari balik pintu kamar mandi. 

Terkejut, Taufan berteriak lagi karena pandangannya yang tiba-tiba menggelap. Sedetik kemudian, ia tersadar begitu mencium aroma khas dari handuknya lantas ia menarik lepas handuk itu dan memekik girang sebelum kembali menutup pintu kamar mandi. 

Memories (All Elementals - Camelot Regnum Ramadhan Event)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang